Sedemikian hebatnya grieving membuat kesedihan dan kehampaan masih tetap membelenggu meski telah memasuki tahap acceptance. Dalam buku Finding Meaning: The Sixth Stage of Grief karya David Kessler (2019), disebutkan bahwa ada sebuah tahapan setelah acceptance yang dapat menjadi penyembuh, yakni kebermaknaan. Tentunya"penyembuh" di sini sedikit berlebihan ya, karena kenyataannya kesedihan tetap ada bersamaan dengan kepergian orang yang disayangi. Tetapi setidaknya, kebermaknaan yang membuat kita dapat melanjutkan hidup dengan kepedihan itu.
Apakah makna di sini berkaitan dengan alasan mengapa seseorang meninggal sebagaimana yang dilakukan Jack? Atau mencari hikmah di balik kematian seseorang? Tentu bukan itu maksudnya, karena jika demikian hanya memaksa seseorang untuk mencari jawaban yang tak pernah ada jawabannya—mempertanyakan takdir/keputusan Tuhan. Dan hal ini justru memperburuk kondisi depresi orang yang tengah berduka. Bentuk kebermaknaan ini butuh proses yang tidak sekejap mata, dapat berbeda-beda karena hal ini bersifat personal, dan mengandung keterhubungan yang mana setiap orang berbeda satu sama lainnya.
Kessler pun menekankan bahwa makna juga bukan berarti sebuah kehilangan adalah “ujian” atau apapun penyebutannya. Kehilangan adalah kehilangan, suatu keniscayaan dalam kehidupan, peristiwa yang mustahil tidak terjadi. Pertemuan pasti berakhir dengan perpisahan entah apapun caranya. Dan ketika mengalaminya, kesedihan dan kepedihan datang dan meluap melalui air mata tangisan, jerit amarah, hingga lemas tak berdaya yang merupakan sesuatu yang wajar dan sangat wajar pula jika memperoleh bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Perjalanan Lilly dan Jack dalam meraih kebermaknaan dalam grieving tidak mudah. Bagi Lilly, Jack adalah bagian dari hidupnya. Dalam keadaan denial dari depresi, Lilly tetap berusaha menjalani hidupnya termasuk berusaha mengembalikan Jack pada keadaan sediakala sebelum terjadi big lost. Namun, usahanya ini justru berujung pada hubungan yang toksik karena Lilly berusaha merubah orang lain, bukan dirinya sedangkan kebutuhan Lilly sesungguhnya adalah dukungan orang terdekat yang dapat saling menguatkan sehingga dapat melalui grieving. Akan tetapi karena ia mengabaikan kondisinya sendiri, ia tidak mampu mengomunikasikannya dengan Jack. Sementara Jack terlalu tenggelam dengan kondisi depresinya sehingga tidak mampu memahami seberapa besar kesedihan istrinya dan hanya ingin mengindarinya. Baginya dukungan Lilly hanyalah upaya pemaksaan sehingga menyebabkan konflik. Hal ini tampak sangat akrab di kehidupan nyata, bukan?
Kebermaknaan adalah cara untuk dapat mengenang orang yang telah pergi dengan kasih, bukan dengan kepedihan. Hal ini dapat berupa menyadari nilai kehidupan, tindakan yang membawa perubahan besar, atau hanya sekedar mengingat momen berharga. Kessler juga menjelaskan bahwa kangen juga bisa merupakan bentuk kebermaknaan.
Kebermaknaan bisa saja muncul setelah proses menjalani rutinitas kehidupan yang mungkin saja sederhana dan terkesan membosankan. Sebagaimana tokoh Lilly yang menemukan kebermaknaan melalui kesialanannya bertemu burung jalak ketika sedang berkebun. Meski di awal ia membenci rutinitas tersebut karena hanya akan terus-menerus terluka akibat ulah jalak. Namun, entah kenapa hanya aktivitas itulah yang bisa membuatnya menjadi lebih manusiawi yang bisa merasakan sakit, jengkel, kecewa, sekaligus tenang dan bahagia.
Kebermaknaan muncul ketika ia berusaha menolong jalak yang terkena lemparan batu darinya. Ia mengingat bagaimana jalak tersebut berusaha melindungi anak-anaknya yang masih kecil dalam sarang di pohon. Baginya, menolong jalak itu sama dengan menolong anak-anak jalak tersebut. Hal ini membuatnya menyadari banyak hal, termasuk untuk belajar melindungi dan menyayangi dirinya sendiri. Sementara itu, Jack pun menemukan kebermaknaannya justru ketika ia merasakan kebencian akan sifat istrinya yang mampu menjalani hidup di tengah badai kehidupan. Kebencian yang justru menyadari keinginan terbesarnya sendiri, yakni hidup dan berjuang bersama Lilly karena hal itulah yang membuatnya dapat merasakan banyak hal: sedih, senang, cinta.
Kehilangan dalam hidup adalah suatu kepastian yang mustahil untuk dihindari. Grieving, sebagaimana kebahagiaan akan tetap hadir sebagai warna dalam kehidupan. Kehilangan sangat menghacurkan hati dan membuat segalanya tidak akan pernah sama lagi. Oleh karena itu, kehilangan tidak sesederhana saran untuk segera mengikhlaskan atau pun move on. Ikhlas adalah sebuah proses dan proses ini tidak terpatok waktu sehingga tidak bisa dikatakan, “sepertinya ini sudah saatnya bagimu untuk melupakan…”