speak up
Forest as A GREEN ECONOMY Foundation
Senin, 23 Juli 2012 | 14:11 ayo cintai hutan
Siapa sih yang nggak pernah denger kata “Hutan” pasti yang satu ini udah gak asing lagi.
Sobat C! Pernah nggak menyadari kalo’ hutan itu punya point tersendiri dalam perkembangan kehidupan manusia. Kalo’ bukan gara- gara SDH berupa kayu, nggak mungkin nenek moyang kita bisa berlayar ngarungi samudra.
Tapi bukan berarti nilai hutan hanya didasarkan pada produktivitas kayu aja lo. Coba ya dipikir juga, di mana lagi nenek- nenek moyang bisa dapet sumber makanan kalo bukan dari tempat yang satu itu. Bahkan sekarang kita juga masih menggantungkan diri pada hutan.
Sobat C! Tentu tau kan? kalo hutan itu memiliki nilai multiple use yang sangat potensial dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi suatu negara. Soalnya hutan dan ekonomi itu saling berintegrasi satu sama lain.
*Nah ..... yang jadi tantangannya sekarang adalah gimana caranya kita dapat nyediain kebutuhan akan manfaat hutan mendatang dengan jalan menciptakan sustainable forest itu sendiri, di samping itu kita juga’ bisa increase social economy melalui pemaksimalan multiple use atau manfaat ganda pada hutan, yang tentunya gak boleh dibatasi manfaat tunggal dalam pencapaian tujuannya (green economy) gak lupa nyesuain ama lahannya juga sih (jenis hutan).
Kondisi kaya’ gini dimana kita (manusia) masih bergantung ama yang namanya hutan bakalan terus berlanjut, soalnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia yang disediakan oleh hutan selalu berbanding lurus. Kalo’ menurut sobat C! Sendiri, kapan ketergantungan kita (manusia) terhadap hutan ini bakalan jadi masalah???? Heeeeeerrrr complicated banget ya’.
Green Economy is in its simplest expression, a green economy can be thought of as one which is low carbon, resource efficient and socially inclusive (UNEP, 2011). Melalui multiple use and sustainable forest diharapin biar kita bisa menggunakan SDH secara efektif dan memilirkan sumberdaya buat generasi mendatang juga’.
Ditambah lagi dengan dukunga adanya asas desentralisasi pada pengelolaan hutan, tentu akses masyarakat pada hutan semakin besar, semoga aja hal itu dapat ningkatin ekonomi mereka (masyarakat sekitar hutan) yang umumnya berada di garis kemiskinan. Sehingga konsep Ekonomi Hijau itu dapet kita terapin.
Nah kalo udah tahu kaya gitu gimana cara kita biar ngombinasi multiple use and sustainable forest to reach green economy yang di idam- idamin? Makanya kita mesti belajar sungguh- sungguh, biar kalo ada diposisi pengelola hutan ataupun jadi orang yang berkepentingan didalemnya atau biasa disebut Stakeholder, kita bisa’ memerankan peran kita sesuai pasisi kita masing- masing.
Nggak usah jauh- jauh sih, jangan terlalu ribet mikirin itu. Sesuai posisi kita aja sebagai MAHASISWA yang katanya agent of change, apa sih yang bisa kita lakukan? Jawabannya adalah “Banyakk bangett”.
Contohnya aja kaya aku, yang bisa aku lakuin saat ini adalah nulis. Dengan nulis secara gak langsung aku bisa mempablisin isue green economy ini. Harapannya sih jadi banyak yang tahu tentang green economy itu apa, mau PEDULI juga MELAKUKAN sesuatu buat bumi kita ini. Kan kasihan kalo bominya rusak karena terus- terusan dieksploitasi sumberdaya tambang atau kayunya aja (illegal loging) tanpa merhatiin sustainable-nya.
Soalnya seperti yang udah dipaparin tadi sih, kalo hutan itu kan punya’ fungsi ganda. Nggak cuman SDH kayu, non kayu dan tambang, hutan juga menyediakan fungsi ekologis, estetika dan spiritual juga yang gak kalah pentingnya. Jadi nggak salah kalo dibilang hutan itu pondasi-nya Ekonomi Hijau.
From Novia Fadhilla Sari
Universitas Gadjah Mada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H