Arsip yang terselip di bawah lepek cangkir kopi
Mengumpulkan data untuk bahan menulis membutuhkan energji dan kesabaran tersendiri. Saya menyebutnya 'rejeki-rejeki-an'. Saat memilih tulisan untuk diterbitkan menjadi buku, saya berhutang budi pada Mas Santoso Mahargono di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Malang. Mas San (seorang Kompasioner juga), membantu saya dengan menyediakan selusin bendelan koran Malang Post.Â
Membongkar, merapikan dan menyusun arsip menjadi bahan yang dapat 'berbicara' membutuhkan kesabaran dan itu merupakan keasyikan tersendiri.Terkadang juga lewat getok tular dapat membawa kita ke sumber arsip 'hidup'.
Di Warung Kopi, Suatu Pagi
Tokoh Mat Pelor saya dapatkan saat beberapa kali  bertemu, berdiskusi bersama Mas Dhany Valiandra, salah satu putra Teguh Santosa, komikus asal Kepanjen.Dalam salah satu pameran komik karya Teguh Santosa (1942-2000) saya bertemu Mat Pelor, tokoh dalam komik Sandhora.
Buang Sabar Arif, pemeran Sakerah saya dapatkan saat menulis Totok Suprapto, Ketua Paguyuban Arek Ludruk Malang.
Hamid Rusdi adalah tokoh utama pementasan Swajiwanita sutradara Eka Wijayanti, Lingkung Seni Limau Ranum di Gedung Kesenian Gajayana Jl.Nusakambangan 19 Kota Malang, 5 Mei 2018.
Â