Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arik Sugianto dan Kendang Malangan

21 Oktober 2020   22:41 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:54 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemotongan kulit untuk tahap wangkis.Dok.pribadi

Arik Sugianto dan Kendang Malangan

Arik Sugianto (32), seniman pembuat kendang malangan mendapat undangan sebagai salah satu narasumber Lokakarya  Produksi & Distribusi Alat Musik Tradisional, 24 Oktober 2020 pukul 10.00 WITA. Kegiatan dihelat di Kebun kopi, Br.Anyar Sanketan, Penebel, Tabanan Bali. ALDO Holiday & Convex sebagai panitia penyelenggara lokakarya mendapat dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Narasumber Lokakarya  Produksi & Distribusi Alat Musik Tradisional adalah I Wayan Tuges (gitar ukir), Yude Andiko (yudelele), I Ketut Dernen (gamelan jegog), Agus Supriatna (suling bambu), Rizal Abdulhadi (gitar bambu), Arik Sugianto (angklung dan kendang), Neo Akbar (baladenda), Putu Evie & Vaughn (gamelan bali). Nita Aartsen, musisi jazz menjadi moderator.

Tulisan sederhana ini untuk mengenal lebih dekat sosok Arik Sugianto yang mampu membuat berbagai instrumen musik tradisional.

Awal Karir 

Arik Sugianto kelahiran 24 Juni 1988. Umur 6 tahun sudah menjadi siswa kelas 1 SD. Saat kelas 2 sekolah dasar, Arik sering bermain ke rumah Pakde dan Bude yang terletak persis di belakang rumahnya, Jl. Lesanpuro gang 6 Kota Malang. Tahun 1995, Pakde Arik membuat kendang untuk kepentingan pribadi. 

"Timbangane agir-agir (tengkurap) dan  melihat-lihat saja lebih baik kamu bantu membersihkan bulu (nyosrok bulu)," kata Pakde-nya. Mulailah Arik kecil nyosrok kulit kambing. Honornya 500 rupiah-duit gambar monyet. Untuk tambahan uang saku sekolah. Setelah proses nyosrok, malamnya Arik kecil ikut ke sungai. 

Ngekum (merendam) kulit kambing di sungai Amprong. Paginya membawa kluwungan (bodi kendang belum ada kulit). Dipasang kulit kambing dan dijemur hingga 3 minggu. Menggunakan kulit kambing karena kulit sapi mahal waktu itu, dan sulit mencari kulit sapi. Pakde nya Arik membeli kulit kambing di tetangga yang habis hajatan.

Proses Pembersihan Kulit

Kulit kambing disiram abu panas. Dikerok dengan entong bambu. Namun tiga tahun terakhir Arik Sugianto sudah memakai kalsium, dolosit, play as sebagai pengganti abu panas.

Proses pemisahan lemak dan kulit sapi.Dok.pribadi
Proses pemisahan lemak dan kulit sapi.Dok.pribadi

Bodi Kendang 

Blumbungan atau kluwungan kendang. Terbuat dari kayu keras, memiliki serat besar. Terpilihlah kayu nangka. Arik Sugianto mendapatkan kayu nangka dari beberapa pemasok, antara lain Pak Buang, Pak Mat, Keduanya blandong kayu.Mencari kayu nangka di wilayah Tumpang, Turen, Dampit, Singosari, Lawang. 

Selain kayu nangka bisa juga kayu maoni. Persyaratan untuk kayu nangka sebagai bahan bodi kendang: panjang 150 cm, memiliki garis tengah minimal 45 cm.

Proses: Kayu nangka  dipotong dengan panjang 80 cm, lantas dibubut.Butuh waktu 15 menit. Proses bubut adalah membentuk bodi kendang dan membuat lubang.

Selanjutnya diampelas untuk menghilangkan bekas goresan pisau pahat bubut. Waktu pengerjaan tidak sama karena karakter kayu nangka yang berbeda. Berkisar antara 20 menit hingga 1 jam. Setelah itu memasang kulit kambing ke bodi kendang.

Bodi kendang,Dok.pribadi
Bodi kendang,Dok.pribadi

Proses Mangkis

Dimulai dengan membuat plengker dari bambu apus. Butuh waktu 15 menit. Kulit kambing direndamdi rumah, di bak rumah, cukup dengan air biasa. Semalaman. Ada proses nyeset kulit atau penipisan untuk kemudian dipasang di plengker tadi. Kalau kulitnya tebal sulit dilipat di kendang. 

Setelah itu dijemur dibawah terik matahari. Sebaiknya  dibawah jam 12 siang. Kendang dibawah masuk rumah. Jam 2 siang dijemur lagi. Jam 12 siang matahari sangat terik sehingga dapat merusak urat kulit. Beresiko retak pada bagian kluwungan kendang. Proses menjemur membutuhkan waktu minimal 3 hari dan maksimal 1 minggu tergantung cuaca.

Setelah kering, dilepas wangkisan kendang dari bodi kendang. kemudian difinishing bodi kendang, diplitur, dipernis. Ada yang di air brush dengan gambar Doraemon untuk menarik minat anak-anak. Tergantung pemesan.Proses menggambar Doraemon dikerjakan sendiri oleh Arik Sugianto. Guru menggambar Arik Sugianto adalah Sang Ayah dan Bapak Anthony Wibowo, pelukis dan pematung yang menjadi tetangganya.

Pemotongan kulit untuk tahap wangkis.Dok.pribadi
Pemotongan kulit untuk tahap wangkis.Dok.pribadi

Assembling

Rakitan. Siapkan janget (tali kendang) terbuat dari kulit kambing. Beserta sho-nya  (cincin kendang) terbuat dari kulit kambing. Lalu memasangnya di kendang, butuh waktu 1,5 jam. Setelah itu penyetelan nada. Caranya dipukul pakai cincin dari atas ke bawah sampai talinya kencang. Sampai ketemu nadanya. Tergantung pemesan. Kendang untuk jaranan, wayang, ludruk, tayub, memiliki tone yang berbeda.

Proses jemur.Dok.pribadi
Proses jemur.Dok.pribadi

Proses amplas.Dok.pribadi
Proses amplas.Dok.pribadi

Menghilangkan Bulu dan Membuat Tali Kendang

Tali kendang merupakan bagian substansial dari kendang. Menurut Arik Sugianto penyedia tali kendang di Indonesia hanya 3 tempat:Bantul,Solo dan  Malang (Arik Sugianto)

Arik Sugianto melakukan riset untuk menemukan pola pembuatan tali kendang. Membutuhkan biaya 17-19 juta. Selama tiga tahun (2016-2019). Biaya terbesar untuk pembelian kulit sapi. Harga  per kulit 17 ribu x 26 kg = Rp 442.000. Proses riset 48 kali selama 3 tahun=144 kali.

Arik Sugianto pernah sehari mengeluarkan dana 9 juta untuk pembelian kulit. Meliputi pembelian 16 -17 kulit sapi, 12-13 kulit kambing. Di tahun 2015 Arik Sugianto sempat dilanda putus asa atas riset tali kendang yang tak kunjung berhasil. Riset sempat vakum satu bulan. Setelah itu semangat riset kembali menyala dan berkobar. 

"Harus ada tali kendang dari Jawa Timur".  Dulu sebagai konsumen, Arik Sugianto merasakan biaya yang mahal dari tali kendang. Untuk  pasang tali kendang saja dibutuhkan dana 600 ribu. 

Hasilnya tidak membuatnya puas. Ukuran kendang besar namun tali kulit kendang berukuran kecil. Setelah Arik Sugianto menemukan formula tali kendang sendiri harga tali kendang cukup 200-300 ribu dan memiliki kualitas bagus. Menurut Arik Sugianto, tali kendang yang bagus tergantung tata cara membuatnya, material kulit, proses pembuatan, dan skill feeling.

Proses perakitan dan penentuan suara.Dok.pribad
Proses perakitan dan penentuan suara.Dok.pribad

Distribsui Tali Kendang

Tali kendang produksi Arik Sugianto telah terdistribusikan ke berbagai wilayah. Wilayah Wagir (Pak Diyono), Tumpang (Pak Budi), Poncokusumo (Pak Warno), Poncokusumo (Pak Jumali), Batu (Mas Yudi, Pak Surip), Kepanjen (Pak Hari). Jember (Rio), Banyuwangi, Blitar (Pak Tambeh, Bajai, Pak Sis, Pak Yanto, Amin), Surabaya, Gresik, Lumajang, Kediri, Nganjuk, Madiun, Pacitan, Blora, Bandung/

Pembuatan plengker.Dok.pribadi
Pembuatan plengker.Dok.pribadi

Kendang Malang dan Kendang Bandung

Kendang Sunda, Jaipong berbeda secara bentuk dan ukuran. Lebih pendek, kempyang-nya besar. Arik Sugianto telah membuat kendang seluruh wilayah di Nusantara.

Arik Sugianto pernah menjadi gitaris rock, metal. "Saya terapkan pada pekerjaan saya hari ini membuat alat musik. Saya nglaras pakai tuner."

Keunggulan Kendang Buatan AriK Sugianto

Kerapian, kualitas suara, bahan, kualitas terjaga. "Saya suka kerapian dan hasil kendang yang bagus."

Poster Lokakarya  Produksi & Distribusi Alat Musik Tradisional, 24 Oktober 2020 pukul 10.00 WITA/terakota.id
Poster Lokakarya  Produksi & Distribusi Alat Musik Tradisional, 24 Oktober 2020 pukul 10.00 WITA/terakota.id

Workshop Kendang di Singapura

Tahun 2018, seseorang melihat channel youtube Dengklur Angklung. Lalu kontak via telpon. Arik Sugianto diminta membuat workshop  kendang di Singapura selama satu bulan. Arik Sugianto juga diminta mengajukan nominal biaya sebagai narasumber workshop kendang. Arik Sugianto  menolak berangkat karena:

1.Takut Indonesia di "bom" kendang dari Singapura karena alat pembuat kendang di Singapura sangat modern

2.Keterbatasan bahasa

3.Pengalaman keliling dunia masih minim

Kendang Di mata Arik Sugianto

Kendang merupakan Warisan dan ada resep-resep leluhur yang ditemukan.

Guru Membuat Kendang

Arik Sugianto mengalami proses otodidak dalam membuat kendang. Tanpa guru.

Bapak Hengki Herwanto, Ketua Museum Musik Indonesia dan Arik Sugianto di ruang workshop Arik Sugianto. Dok.pribadi
Bapak Hengki Herwanto, Ketua Museum Musik Indonesia dan Arik Sugianto di ruang workshop Arik Sugianto. Dok.pribadi

Sejumlah Kontribusi dari Orang Terdekat

 Pakde Kin

Ketua Paguyuban Pencak dan Bantengan.Tinggal di Lesanpuro gang 6. Di tahun 1995, saat Arik kelas 2 SD dan sering main ke rumahnya, meminta Arik untuk nyosrok (membersihkan) kulit kambing sebahan bahan membuat kendang.Pakde Kin membuat kendang untuk kepentingan pribadi dan bagian pendukung Paguyuban Pencak dan Bantengan.

Ayah Aman:

Mengenalkan menggambar di saat Arik Sugianto kecil namun meminta Arik Sugianto tidak melanjutkan hobi menggambar saat Arik Sugianto beranjak remaja.

Wawancara dengan Arik Sugianto di rumahnya bersama Bapak Hengki Herwanto BPH Musik Dewan Kesenian Malang dan Ketua Museum Musik Indonesia
Wawancara dengan Arik Sugianto di rumahnya bersama Bapak Hengki Herwanto BPH Musik Dewan Kesenian Malang dan Ketua Museum Musik Indonesia

Arik Sugianto

Lahir:Malang, 24 Juni 1988

Istri: Apriliana Indah Puji Sri Astutik (l.1994)

Putri: Prilycia Tirtha Sugianto (l.2013)

Orang tua

Bapak: Aman

Ibu: Sunarti

Arik Sugianto,  putra pertama dari 4 bersaudara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun