Saya bersyukur dapat bersilaturahmi ke rumah Ibu Hj Muslicha di salah satu perumahan di Gadang, bersama tim pertunjukan Swajiwanita, staf Dinas Arsip Daerah Kota Malang, pengurus Museum Reenactor Ngalam Kampoeng Sedjarah Tawangsari dan Ibu Retno Mastuti (pengurus Museum Musik Indonesia). Bapak Soffan Haryanto, suami Ibu Retno Mastuti adalah putra Hj.Soekarni (adik Hamid Rusdi).Â
Dirumahnya, Ibu Retno Mastuti dan Bapak Soffan Haryanto,masih menyimpan dengan baik samurai Hamid Rusdi. Berkat budi baik dan kemurahan hati Ibu Retno Mastuti, kami dapat bersilaturahmi dengan Ibu Hj. Muslicha. Meski telah berusia 91 tahun namun Ibu Hj. Muslicha masih mengingat dengan baik sosok Hamid Rusdi."Sa'adah, istri Hamid Rusdi itu rumahnya Jodipan," cerita Hj.Muslicha (17/5/2018). Ibu Hj.Muslicha menunjukkan foto Toyib Rusdy (adik Hamid Rusdi). Dari foto tersebut kami "meng-imajinasi" sosok wajah Hamid Rusdi.
Epilog
Saya belum berhasil mendapatkan foto wajah Hamid Rusdi. Sayahanya melihat sketsa wajah Mayor Hamid Rusdi dalam buku Revolusi Fisik di Kota Malang tahun 1945-1949, skripsi, Helmi Wicaksono, Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Sejarah UniversitasNegeri Malang, 2012. Ada di halaman 154.
Volks school di Sumbermanjing (1919-1922); Vervolg school Ngebruk (1922-1924); Vervolg school di Malang (1924-1925); Schakel school di Malang (1925-1928); Pertanian di Walikukun Madiun (1928-1930); MULO di Malang (1931-1932); Montir di Malang (1932-1922); Boei giyugun kembu renseitai (Korps Pembela Tanah Air di Bogor (Oktober 1943-April 1944).
Hamid Rusdi pernah bekerja sebagai sopir di Penjara Besar Malang (Lowokwaru, 1942).Semoga foto wajah Hamid Rusdi masih tersimpan dengan rapi.
Saat ini Nico menjadi pendidik di SMKN 3 Kota Malang.Fitri Yuliati adalah putri ke-6 pasangan Toyib Rusdy (alm) dan Hj Muslicha. Toyib Rusdy adalah adik Hamid Rusdi.
Tahun ini, Nico menjadi ketua panitia pertemuan Keluarga besar Umar Rusdy. "Terima kasih banyak atas perhatiannya kepada mbah kami, insyaallah ini akan jadi semangat kami untuk cucu cicit Umar Rusdi, apalagi memaknai perjuangan Mbah Hamid dan Mbah Abdul Razak, agar tidak sia-sia. Walaupun tidak ada keturunan secara langsung kami punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik beliau-beliau."