Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moehammad Sinwan dan 30 Tahun Teater Ideot

1 Februari 2018   12:43 Diperbarui: 1 Februari 2018   12:51 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moehammad Sinwan, Sutradara, Aktor, dan Pemimpin Umum Teater IDET. (Dok.Teater Ideot)

"Hal tersebut disebabkan teater kampus yang saya amati sekarang tidak beda dengan ukm (unit kegiatan mahasiswa) lain. Beda dengan teater kampus masa lalu. Teater kampus hari ini jika mengadakan diklat pelatihnya adalah seniornya. Diklat diadakan seperti kegiatan lain. Diklat teater kok ada jurit malam, apa bedanya dengan pramuka, Palang Merah Remaja? Jaman dulu di teater kampus pasti ada sosok pelatih dan  Pembina. Pola workshop beda, kalau sekarang di teater kampus, senior diklar junior. Untuk menjadi sutradara boleh siapa saja. Saya pernah lihat tontonan. Dibanding lain-lain masih lebih baik. Penonton menganggap sempurna. Sutradara ternyata temannya sendiri. Saya tidak ngomong saat itu  karena tidak ingin mengganggu kebahagiaan mereka.  Makin primordialnya kelompok kelompok teater di Malang."

Sebagai salah satu solusi, Lek Boss akan mengadakan Workshop Seni Peran menjadi salah satu agenda Perayaan 30 Tahun Teater IDEOT, November nanti. Workshop ini terbuka bagi masyarakat umum dan dibatasi hanya 40 peserta. Selain sebagai media pembelajaran akting juga media pengembangan diri. Hasil dari workshop seni peran akan dipentaskan sebagai salah satu rangkaian ulang tahun Teater IDEOT

Membuka Sejarah

Teater IDEOT adalah salah satu teater yang hidup di Kota Malang. Sebagai teater non-kampus atau teater umum, Teater IDEOT lahir dari sebuah teater sekolah pada 28 Oktober 1984, tepatnya Kelompok Teater IDEA SMA Negeri 4 Malang. Karena satu dan lain hal, diantaranya adalah greget dan energi berkesenian yang "sungguh gila" dan "tinggi banget" dari para anggota teater IDEA yang saat itu semua masih berstatus siswa SMA (sementara Lek Boss sudah menjadi mahasiswa IKIP Malang semester 1). Sementara dalam lingkup sekolah ada berbagai batasan-batasan yang tidak bisa diabaikan, maka pada tahun 1986 tepatnya 1 November 1986 kelompok teater sekolah yang bernama Teater IDEA tersebut ber-evolusi  menjadi teater non-sekolah, atau teater umum dan ber-evolusi nama menjadi Teater IDEOT.

Sejak itulah teater yang pada akhirnya menjadi majemuk keanggotaannya terus-menerus memulai debutnya di tengah masyarakat, dan sempat menjadi begitu dikenal pada tahun 80-an hingga 90-an. Hingga hari ini, Teater IDEOT tetap ada, meski sejak awal tahun 2000-an jarang mementaskan karya yang dipublikasikan secara luas. Ini merupakan penyikapan pada iklim berteater dan komitmen para pelaku teater yang sudah berbeda dengan saat-saat teater IDEOT 'di puncak kreativitas'. Namun proses dan denyut berteater tetap berlanjut. Hingga hari ini. "Sebab teater tidak boleh mati, jika hidup masih harus terasa lebih hidup", kata Lek Boss suatu ketika.

Kisah Masa Kecil

Moehammad Sinwan termasuk Bojonegoro-ensis. Lahir 27 November 1966 di Desa Sugihwaras Bojonegoro. Anak pertama dari sepuluh bersaudara, pasangan  A. Rofiq (almarhum) dan Rusmini (almarhum). Menikah dengan Rumanti Peristiani dan memiliki 3 anak, masing-masing: Yudhistya Putri Bharati, Moehammad Bhasudewa Krisna, Moehammad Sahadewa Putra Bharata. Moehammad Sinwan menamatkan pendidikan :SDN Sugihawaras 1 di Bojonegoro (1979), SMP Negeri Balen di Bojonegoro  (1982), SMA Negeri 4 di Malang   (1985) dan Sarjana Pendidikan  Bahasa & Sastra Indonesia di IKIP Malang  (1992).

Darah seni mengalir dari orang tuanya, terutama dari Sang Bapak. Beliau adalah seorang PNS guru SD yang juga sebagai pemusik di desa, dan memiliki kemampuan sebagai pelukis juga.

Moehammad Sinwan mulai tertarik seni sejak kecil. Bahkan, sejak belum sekolah. Demikian kata orang tua atau para tetangganya.  Moehammad Sinwan sudah menampakkan bakat seni. Saat duduk di sekolah dasar, sudah senang mengumpulkan banyak teman, untuk bikin hal-hal unik, main drama-dramaan, dll. Saat di SMP sudah memiliki grup lawak. Dan ketika SMA banyak melakukan aktivitas-aktivitas seni dan mulai mendirikan Teater IDEA SMA Negeri 4 Malang tahun 1984, yang kemudian berlanjut dan ber-evolusi menjadi Teater IDEOT tahun 1986.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun