Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Musikal Redy Eko Prastyo Bersama Leo Kristi

19 Januari 2018   14:58 Diperbarui: 19 Januari 2018   15:20 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebonagungadalahsurga.files.wordpress.com

Perjalanan Musikal Redy Eko Prastyo Bersama Leo Kristi

Oleh Abdul Malik

Leo Kristi (kiri) bersama Redy Eko Prastyo di Festival Kampung Cempluk, Malang. Dok. Festival Kampung Cempluk

MALANG mulai beranjak padat dan macet. Ini adalah kota dimana orang-orang sangat mencintai Arema Cronus, klub sepakbola kebanggaan arek Malang. Selain dikenal sebagai kota sepakbola, Malang juga dikenal sebagai kota barometer musik. Dan Redy Eko Prastyo, adalah salah satu musisi muda yang layak dicatat dalam sejarah musik di Malang yang kini telah berusia seabad.

Saya mengenal Redy beberapa tahun silam di WS (Warung Sari), sebuah warung yang terletak di dalam kampus IKIP Malang (kini Universitas Negeri Malang). Awalnya saya akrab dengan Pak Djoko Saryono, dosen sastra dan saya sering mencari Pak Djoko Saryono, baik untuk menyampaikan undangan acara sastra, maupun diskusi tentang buku-buku sastra terbaru. 

Di WS itulah Pak Djoko  mengenalkan saya dengan Redy yang juga tercatat sebagai anggota Djoko Saryono Fans Club. Kami lebih cepat akrab satu sama lain  dikarenakan kami sama-sama suka minum kopi. Begitulah kisah muasal saya mengenal Redy.

Sejak perkenalan tersebut, saya makin sering diskusi dengan Redy di WS, sekalian menunggu Pak Djoko Saryono selesai memberikan kuliah. Saya mulai diundang untuk menonton Arafuru---kelompok musik jazz dimana Redy menjadi pemain perkusi. Saat Redy bergiat di Malang Jazz Forum, saya rutin mendapat undangan menonton konser music jazz. 

My Place di Hotel Kartika Graha Malang menjadi venue My Sunday Jazz yang digelar Malang Jazz Forum. Berbagai musisi jazz bergantian hadir berpentas disana, antara lain Barry Likumahuwa Project, Andien, Tohpati Etnomission, 11 April 2010. 

Redy juga mengajak saat musisi-musisi jazz kota Malang tampil, Farbig di Hotel Cakra dan Inggil Resto, Androgin di sebuah caf di Jl.Jakarta, Ahot (bas), Dani Ugik (drum) di Jazz Corner Jl.Bogor Malang. Begitulah, kami makin akrab karena sama-sama menyukai jazz.

Kami ngopi di LegiPait di Jl.Pattimura, malam itu Rabu, 14 Mei 2014. Hawa segar seusai hujan mengguyur kota Malang. Caf sesak, mungkin karena besok nya hari libur Waisak. Black coffee, mendol goreng dan pisang bakar rasa coklat menemani jagongan kami.

"Saat ini saya sedang terlibat dengan Leo Kristi membuat album orchestra," Redy membuka percakapan. "Ada 12 lagu yang nantinya akan diaransemen menjadi orchestra. Untuk vocal Berlian Hutahuruk, Tri Utami, dan paduan suara anak-anak. Balawan, Wukir Suryadi, dan saya menjadi musisi pendukung," Redy membuka percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun