Optimisme Dewan Kesenian Malang
Oleh Abdul Malik
AGUSTUS memang istimewa. Tahun ini kita merayakan 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini Dewan Kesenian Malang akan menapak usia 42 tahun. Didirikan di Malang pada tanggal 31 Desember 1973 untuk waktu yang tidak ditentukan. Pendiri Dewan Kesenian Malang adalah Hazim Amir, MA Icksan, IGN Oka, Katjik Sutjipto, Harsono, Henri Supriyanto, Yasso Winarto dkk.
Saya sendiri lupa, sudah berapa kali ke Gedung Dewan Kesenian Malang di Jalan Majapahit 3. Yang masih lekat dalam ingatan adalah tahun 2002 saat Komunitas Perupa Muda Mojokerto menggelar pameran bersama selama sepekan bertajuk Dulur Mojokerto Menyapa # 2 di Dewan Kesenian Malang, saya hadir. Mas Yuwono masih menjadi pengurus Dewan Kesenian Malang saat itu.
Bulan Maret lalu saya ke Gedung Dewan Kesenian Malang dan sempat jagongan dengan Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang.
“Dewan Kesenian Malang hadir dalam Kongres Kebudayaan Jawa Timur di Taman Chandra Wilwatikta, Pandaan; Gerilya Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur-launching antologi puisi Suara-suara Pendatang Komite Sastra Dewan Kesenian Jatim dan Pelangi Sastra Malang di Kafe Pustaka Perpustakaan Pusat UM dan Workshop Industri Kreatif Optimalisasi Fine Art Jawa Timur di Taman Budaya Jatim ” kata Johny Suhermanto. Selain aktif terlibat dalam kegiatn yang digelar Dewan Kesenian Jawa Timur maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur, Dewan Kesenian Malang menguatkan jejaring dengan sanggar, komunitas, pers, lembaga maupun perguruan tinggi di Kota Malang. “Dewan Kesenian Malang baru mendapat undangan dari Jurusan Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang yang sedang merumuskan kurikulum baru,” tambah Johny Suhermanto.
Sejumlah aktivitas seni masih bergulir di Gedung Dewan Kesenian Malang, latihan karawitan, dalang cilik dan ludruk oleh Pak Warno; latihan tari oleh Pak Totok Kamdani. Sejumlah perupa: Iok, Didik Mojo, Masari, Aripin, Farid Semut, menggelar pameran bersama Open the curtain di dua ruangan selama sepekan.
“Kita mencoba optimis bahwa kepengurusan Dewan Kesenian Malang periode 2014-2018 relatif diberi cukup waktu untuk revitalisasi…ya tentu saja tak semudah membalik tangan, ada proses, ada tahapan-tahapan yang yang membutuhkan kebijakan pengurus, mana yang urgent, mana yang berjalan secara rutin, mana yang ditempatkan di jangka menengah dan jangka panjang. Dewan Kesenian Malang di era kepengurusan yang baru berusaha merevitalisasi kedudukan, fungsi dan peran dalam pembanguan seni budaya di Kota Malang ,“ papar Johny Suhermanto. Saat jam kerja di kantor Dewan Kesenian Malang, Johny Suhermanto dibantu 2 orang untuk mengurusi administrasi. Kalau malam, Bustanul Alfan bertugas menjaga Gedung Dewan Kesenian Malang. Sehari-hari sering kawan-kawan seniman singgah dan beraktivitas: Pak Begok anggota Teater Slendro; Pak Yon Wahyuono, perupa dan anggota Dewan Seniman; Pak Suroso, penari topeng Malang dari Kedungmonggo, Johan Azis, anggota Teater Keliling, Pak Bambang, penari, Goweng, perupa. Guyub rukun.
[caption caption="Johny Suhermanto, Sekjen Dewan Kesenian Malang (kanan) bersama Dhany Valiandra, putra komikus Teguh Santosa (kiri). (dok.Abdul Malik)"][/caption]