Mohon tunggu...
Naya Maya
Naya Maya Mohon Tunggu... -

Perempuan, percaya pada mimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Metamorfosa

8 Mei 2011   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Protected by Copyscape Plagiarism Checker

Ruang-ruang yang menahan mekar kepak sayap adalah niscaya

Tubuh rapuh belum sempurna melawan sengat angkara dunia

Berlindung dalam tabir putih melambang suci

Sesuci bayi lahir tanpa noktah

Sebisu lidah mengucap durjana

.

Cinta kita terperangkap duga tanpa alasan

Bertapa dalam kesabaran yang menitik serupa gerimis

Memamah udara penuh kontaminasi prasangka

Memilah kebenaran dengan bening hati

Ranum dalam kuntum-kuntum do’a

Kemudian ragu gugur kelopak demi kelopak

.

Kekasih, cinta kita telah bertukar wajah

.

.

.

Penghujung Senja, 2011

.

Gambar kupu-kupu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun