Mohon tunggu...
Kupunya Cerita
Kupunya Cerita Mohon Tunggu... Lainnya - CUPU Group International

Selamat Datang di Kupunya Cerita! Di Kupunya Cerita, kami menghidupkan cerita-cerita menarik dari komunitas-komunitas yang ada di Indonesia! Bergabunglah bersama kami dalam menjelajahi dunia cerita yang menarik dan unik, mulai dari pengalaman sehari-hari hingga petualangan luar biasa para komunitas yang ada di Indonesia. Channel kami menampilkan berbagai cerita serta budaya yang menginspirasi dan menghibur. 🔔 Subscribe untuk mendapatkan update terbaru dari video kami dan menjadi bagian dari komunitas pencerita kami! Terima kasih telah menonton dan mendukung Kupunya Cerita. Mari kita ciptakan komunitas Indonesia yang lebih baik dan bagikan cerita ini ke semua! Bersama Bermetamorfosa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Bandar Judi yang Hijrah Jadi Pedagang Soto Lamongan

23 September 2024   15:28 Diperbarui: 24 September 2024   13:02 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembangnya teknologi membuat segala kemudahan dapat terjadi. Terutama akses informasi, saat ini kita sangat mudah sekali mencari berbagai macam informasi baik informasi yang negatif ataupun positif. Namun sayangnya kemudahan yang ada saat ini terdapat beberapa informasi negatif yang sangat mudah sekali untuk dicari ataupun dijangkau. Salah satu informasi tersebut adalah tentang judi online. Maraknya judi online ini menjadi salah satu dampak negatif dari berkembangnya teknologi.

Saat ini judi online lama-kelamaan menjadi salah satu informasi yang sulit untuk dihapuskan. Banyak orang yang terjerumus akan jebakan judi online. Sudah banyak sekali oaring-orang yang terjebak dengan tipu daya judi online. Tapi siapa sangka bahwa ternyata judi ini sudah menyebar di Indonesia sebelum adanya perkembangan teknologi yang ada saat ini. Meskipun memiliki media yang berbeda tetapi judi saat zaman dahulu maupun sekarang memiliki sistem yang sama. Informasi ini di dapatkan dari salah satu narasumber di Youtube Channel KupunyaCeritaID, yaitu Bapak Rohaji. 

Bapak Rohaji merupakan mantan bandar judi pada awal tahun 1999 yang saat ini hijrah menjadi pedagang Soto Lamongan. Awal mula Bapak Rohaji bisa menjadi bandar judi adalah saat berada di kampung halamannya di Surabaya, beliau diajak salah satu kerabatnya untuk ikut merantau di Yogyakarta. Saat itu Rohaji sama sekali tidak tahu bahwa di Yogyakarta ia akan menjadi bandar judi. Karena sudah terlanjur merantau di Yogyakarta akhirnya ia mau tidak mau menjadi kaki tangan bisnis haram tersebut. Selain itu dengan iming-iming upah yang besar Pak Rohaji pun tergiur dengan nominal yang ditawarkan. Sehingga ia akhirnya mau menjadi kaki tangan judi.

Selama beberapa tahun beliau menjalani bisnis haram ini, sebenarnya ia tahu bahwa bisa kapan saja judi yang ia pegang dapat digrebek oleh pihak polisi. Hidup penuh dengan kegelisahan sebenarnya sangat tidak enak. Namun dengan upah yang besar Pak Rohaji tetap menjalankan pekerjaan sebagai bandar judi.

"Kalo kita sadar bahwa kita tuh tumbal. Bekerja kaya gitu kan gak boleh. Saya suatu saat ada tamu yang punya siapa ya saya. Harus kaya gitu gak boleh menunjukan siapa mereka di belakang saya gak boleh. Tapi saya sadar tumbal tapi penghasilan gede meyakinkan. Ya mau gak mau ya ikut." ucap Pak Rohaji

Dalam dunia bisnis perjudian atau bisnis haram lainnya 1 detik informasi sangatlah berguna.

"Kalo kita ada di dunia seperti itu satu detik informasi tidak tertangkap hancur" ujar Pak Rohaji.

Berpenghasilan besar tetapi tidur tidak nyaman, dalam keadaan tidurpun harus siap siaga dengan pakaian yang lengkap dengan sepatunya. Dalam menjalani bisnis ini juga penuh dengan resiko yang besar. Sampai akhirnya bisnis haram yang ia jalan hancur dan tutup begitu saja karena ada pergerakan pemberantasan judi dari pihak Kapolri. Semua bisnis judi yang ia pegang akhirnya tutup di tahun 2006. Setelah tidak bekerja sebagai bandar judi, Pak Rohaji bingung untuk beralih ke pekerjaan apa lagi, yang ia tahu hanya pekerjaan haram lainnya seperti bandara narkoba atau menjadi rentenir.

Selama beberapa bulan menganggur, akhirnya istri dari Pak Rohaji yang berasal dari Lamongan merekomendasikan untuk membuka soto lamongan. Meskipun soto lamongan ini bukanlah makanan khas Yogyakarta namun di Yogyakarta cukup banyak peminatnya. Oleh sebab itu akhirnya beliau meminta kepada kakak dari istrinya (kakak ipar) untuk mengajarinya membuat soto lamongan. Setelah belajar selama 2 hari ia mantap untuk memutuskan membuka bisnis soto lamongan. Soto Lamongan ini ia beri nama Soto Lamongan Hijroh. Hijroh ini ia gunakan karena bisnis yang ia jalankan adalah awal mula perjalanan untuk memulai bisnis halal atau awal perjalanan ia hijrah menjadi orang yang lebih baik.

Saat pertama kali memulai bisnis soto lamongan, Pak Rohaji mendapatkan untung bersih sebanyak Rp. 20.000. Nominal uang yang ia dapatkan sangat berbeda jauh dengan bisnis pertama kali saat menjadi bandar judi. Namun beliau sangat bersyukur mendapatkan uang segitu. Baginya uang sedikit tetapi berkah dan bisa tidur dengan nyenyak adalah hal yang patut untuk disyukuri. Seiring berjalannya waktu ternyata soto buatannya sangat mudah diterima oleh para pelanggan dan saat ini cukup banyak peminat yang suka dengan soto lamongan racikan ala Pak Rohaji.

Saat ini dengan menjaga kualitas dan cita rasa yang tidak berubah menjadi salah satu kunci Soto Lamongan Hijroh banyak peminatnya dan semakin  berkembang pesat penghasilannya dari waktu ke waktu. Moto yang diusung oleh Soto Lamongan Hijroh adalah "Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima". Harapannya dengan menjamin mutu, kualitas, dan cita rasa Soto Lamongan Hijroh akan tetap bertahan dan semakin banyak pecintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun