Di lain hal, kehendak untuk berkuasa bukan sesuatu yang final bagi Nietzsche. Manusia mempunyai kemampuan untuk menafsir. Kehendak untuk berkuasa harus ditafsirkan secara humanistik, harus diberdayakan untuk berkreasi menciptakan peradaban, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesama manusia dan juga alam lingkungan di sekitarnya. Kehendak untuk berkuasa merupakan akar dari kehendak manusia untuk merusak, tapi juga untuk mencipta (destruksi dan kreasi). Namun, tampaknya hal tersebut masih jauh dari kenyataan. Foucault membeberkan bahwa semakin modern, manusia justru menciptakan teknologi untuk mendominasi sesamanya. Negara menciptakan teknologi pendisiplinan masyarakat, teknologi politik tubuh yang merasuk di setiap lini kehidupan manusia saking subtilnya.
Institusi-institusi modern mensyaratkan bahwa tubuh harus diindividuasikan sesuai dengan tugas-tugas mereka, serta untuk pelatihan, observasi, dan kontrol. Karena itu, disiplin menciptakan keseluruhan bentuk baru individualitas bagi tubuh-tubuh, yang memungkinkan mereka melaksanakan tugasnya dalam bentuk baru organisasi-organisasi ekonomi, politik, dan militer, yang muncul pada zaman modern dan terus berlangsung sampai saat ini.
Teknologi pendisiplinan menciptakan ‘tubuh-tubuh yang tenang dan mudah dikelola (docile bodies)’, yang ideal bagi ekonomi, politik dan perang zaman industri modern—tubuh-tubuh yang berfungsi di pabrik-pabrik, resimen-resimen militer yang diperintahkan, dan ruang-ruang kelas di sekolah. Namun, untuk mengkonstruksi tubuh yang tenang dan mudah diatur, lembaga-lembaga pendisiplinan harus sanggup untuk: a) secara terus-menerus mengawasi dan merekam tubuh-tubuh yang dikontrol; b) memastikan internalisasi individualitas pendisiplinan di dalam tubuh yang dikontrol.
Kembali kepada ramalan Huntington di atas, benturan antarperadaban terjadi ketika masing-masing orang, atau bahkan negara, berlomba-lomba untuk menguasai satu sama lain. Berusaha menaklukkan, mendisiplinkan, dan mengontrol sesamanya. Cara-cara demikian sudah sepatutnya ditinggalkan. Manusia dengan kehendak untuk berkuasa-nya dapat menciptakan bangunan kehidupan yang lebih indah, damai, dan setara. Namanya ramalan hanya sekadar ramalan. Kita sendiri sebagai manusia yang menentukan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H