Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Corona ternyata Bisa Airborne, Pemerintah Tak Mau Perduli?

11 Juli 2020   22:30 Diperbarui: 11 Juli 2020   22:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube NHK world Japan

Sekarang ini sepertinya jadi masa dimana masyarakat harus memutuskan apakah akan terus menggunakan protokol yang tidak aman ataukah mengupgrade protokol kesehatan dengan yang lebih terpercaya. Ini karena sekarang bukti sudah makin kuat bahwa virus Corona bisa menular lewat udara.

Hal tersebut diungkapkan oleh 239 peneliti melalui gerakan untuk menggugah masyarakat tentang bagaimana sebenarnya perilaku virus Corona, seperti diberitakan di tirto.id (9/7/2020). Dijelaskan bahwa virus bisa terbawa tidak hanya oleh droplet saja tapi juga ketika droplet tersebut menguap dan menyatu dengan udara.

Walau banyak yang mengatakan bahwa WHO baru saja mengakui bahwa virus Corona bisa airborne, sebenarnya WHO sebelumnya pernah mengatakan bahwa virus Corona memang bisa menular lewat udara. 

Namun sebelumnya penularan terjadi ketika udara di dalam paru - paru pasien dipaksa keluar untuk pengoperasian alat bantu pernapasan atau ventilator. 

Sementara itu yang diungkapkan oleh ratusan ahli tersebut berbeda. Penularan dianggap bisa terjadi walau tanpa prosedur operasi. Resiko penularan lewat udara bisa terjadi ketika orang berada di ruangan tertutup tanpa pergantian udara seperti misalnya di ruang berpendingin ruangan.

WHO sendiri melalui www.who.int (9/7/2020) menyatakan bahwa WHO masih menganggap bahwa penularan utama dari virus Corona adalah dari droplet atau dari droplet yang sudah menempel pada permukaan benda. 

Penularan lewat udara yang terjadi bukan pada situasi operasi dianggap kemungkinannya kecil. Dianggap peristiwa penularan yang disangka terjadi karena penularan lewat udara masih bisa dijelaskan dengan teori penularan melalui droplet atau permukaan benda.

Pemerintah sendiri merasa tidak perlu menanggapi isu ini dengan menyatakan bahwa masih akan mengkaji, seperti yang diposting di covid19.go.id (10/7/2020). 

Ini merupakan sesuatu yang memprihatinkan karena biasanya dalam penanganan wabah, protokol kesehatan di buat melebihi kemungkinan penularan yang terjadi. 

Walau resiko penularan lewat udara masih menjadi perdebatan, seharusnya yang dipilih adalah dianggap kemungkinan itu bisa terjadi. Namun ternyata dari sikap pemerintah menjadi jelas bahwa penularan lewat udara justru diabaikan.

Memang bisa saja keputusan ini diambil demi untuk mencegah kepanikan. Juga untuk mengurangi kekecewaan masyarakat karena ternyata protokol kesehatan yang selama ini diterapkan ternyata kurang baik. 

Padahal tentunya masyarakat dan pemerintah sudah mengeluarkan biaya banyak untuk melakukan protokol kesehatan tersebut. Seperti misalnya beli alat ukur suhu, menyemprot jalan untuk mencegah orang yang memegang jalan ketularan virus Corona, dst.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun