Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kunci Mengapa Pemakaian Medan Energi di Kendaraan Kadang Tidak Bikin Irit

11 Mei 2020   15:34 Diperbarui: 11 Mei 2020   15:33 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang berpengaruh berikutnya adalah penempatan. Penempatan ini juga terpengaruh dari keberadaan polaritas dari alat. Untuk alat yang menggunakan magnet, harus dipastikan bahwa bensin mengalir sesuai dengan polaritas. Kemudian posisi di dalam mesin juga harus diperhatikan karena mesin bisa terpengaruh medan ini.

Alat medan energi selain magnet kebanyakan mempunyai satu polaritas. Namun tetap sama, harus memperhatikan penempatan. Ruang bakar mesin, knalpot, radiator dan selangnya harus mendapatkan perhatian khusus. Begitupula posisi terhadap bodi kendaraan, atau pipa. Penempatan yang tidak pas biasanya hanya memberikan sebagian efek saja. Penempatan yang maksimal bisa membuat suara knalpot makin tegas, suara mesin lebih halus serta performa kendaraan meningkat. Tidak hanya makin irit namun juga makin bertenaga.

Yang berikutnya adalah konflik dengan alat lain. Ring dari besi, ferit atau kumparan di selang bensin atau kabel busi bisa mempengaruhi kerja dari alat penambah performa dengan medan energi. Sebaiknya pergunakan secara terpisah.

Yang berikutnya adalah medan energi yang terlalu lemah. Medan magnet dengan tipe neo akan melemah bila terkena panas. Dan magnet tipe ferit butuh lebih besar dari kepalan tangan untuk bisa terasa efeknya. Untuk uji dyno kadang kita lihat butuh belasan alat nano.

Yang berikutnya adalah alat semacam ini, terutama yang tidak menggunakan magnet, membutuhkan waktu untuk bisa memberikan tenaga secara maksimal. Bahkan efek penambahan tenaga kadang baru terasa ketika melepas alat. Baru setelah dilepas kita jadi tahu bahwa sebenarnya tenaga bertambah ketika menggunakan alat. Efek bisa mulai muncul ketika kendaraan dipakai lebih dari 20 km. Efek juga kadang masih meningkat selama beberapa hari. Namun efek akan hilang dengan cepat ketika alat dilepas.

Yang berikutnya adalah alat semacam ini sering mempunyai efek pada rpm tertentu saja, tergantung penempatan atau kendaraan. Seperti contohnya saat penulis pasang pro capacitor di motor Suzuki Spin. Peningkatan tenaga baru muncul di rpm atas, sekitar 25%, padahal motor sering dipakai di rpm menengah.

by kupasotomotif
by kupasotomotif

Dari pengalaman pribadi penulis, menempatkan pro capacitor di selang bensin mempunyai efek lebih banyak di rpm atas. Penempatan di kabel busi mempunyai efek lebih banyak di rpm bawah. Menempatkan pro capacitor di sensor oli mempunyai efek lebih banyak di rpm tertentu, 2500 rpm di Daihatsu Ayla, 3000-4000 rpm di Toyota Avanza Matik.

Secara keseluruhan, yang terutama harus dilakukan untuk mendapatkan efek maksimal dari alat penambah tenaga dengan medan energi adalah memastikan campuran bahan bakar tidak kaya. Bila perlu campuran udara dibuat irit, rasio AFR 14:1. Lalu berikutnya cari posisi penempatan yang bisa memberikan efek paling maksimal. Namun perhatikan agar menilai efeknya setelah pemakaian sekitar 20 km.

Perhatikan bahwa mengukur perubahan performa akselerasi bisa menipu. Lebih baik pergunakan MID sebagai pedoman. Selain itu bisa menilai dari halusnya suara mesin dan perubahan suara dari knalpot kendaraan. Bila ternyata suara kendaraan menjadi makin kasar padahal masih menggunakan oli mesin dan bensin yang sama, maka sebaiknya jangan pergunakan alat tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun