Walau sekarang ini cukup banyak diadakan pelatihanoleh lembaga keselamatan berkendara, dijalanan masih banyak terjadi kesalahan yang menyebabkan pengendara atau orang lain celaka. Salah satu kesalahan ini adalah pada pengereman.
Selama ini dipercaya bahwa pengereman yang benar adalah dengan menekan rem depan. Ada yang bahkan menyarankan bahwa di kecepatan di atas 80 km/jam, hanya rem depan yang dipergunakan.
Cara ini salah.
Yang kemungkinan akan terjadi bila mengerem dengan rem depan terlebih dahulu adalah jatuh karena ban depan terkunci.
Mungkin bagi yang sudah terbiasa mengerem dengan rem depan dulu akan mengatakan "ah saya tidak pernah mengalami hal itu". Namun biasanya yang mengatakan hal ini adalah yang tidak pernah mengerem secara maksimal.Â
Jadi saat mengerem hanya menekan lembek saja. Memang tidak akan jatuh. Namun kemampuan pengereman menjadi sangat berkurang. Dan sayangnya penulis pernah menjadi korban dari rider yang gaya mengeremnya seperti ini. Padahal penulis lebih cepat, tapi rider tersebut justru menabrak penulis ketika tiba - tiba di depan ada yang menyeberang mendadak.
Kebiasaan mengerem lembek tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Karena mengerem dengan ekstrem tidak mungkin bisa dilakukan oleh mereka yang mengerem dengan rem depan terlebih dahulu. Bila mengerem dengan keras maka pada saat kondisi jalan licin atau di luar perkiraan maka bisa dipastikan mereka akan jatuh.Â
Mungkin pelatih sekolah keselamatan berkendara akan mengatakan bahwa hal itu terjadi karena mengerem tidak dilakukan dengan progresif atau bertahap. Tapi pelatih tersebut lupa bahwa kondisi jalan tidak selalu sama.Â
Latihan yang dilakukan di aspal kering tidak akan berguna untuk kondisi jalan licin. Apalagi kondisi jalan di Indonesia sering tidak bisa diprediksi.
Cara yang lebih aman adalah dengan mengerem belakang terlebih dahulu sebelum mengerem depan. Ingat bahwa kedua rem tetap dipakai. Dengan rem depan mendapat tekanan lebih besar. Namun ini hanya dilakukan sesudah mengawali dengan menekan rem belakang terleih dahulu.