Mungkin banyak yang heran mengapa belakangan muncul tren penggunaan minyak goreng sebagai aditif oli mesin atau bahkan menggunakan 100% minyak goreng sebagai pengganti oli mesin. Mungkin penasaran apa yang menyebabkan banyak orang melakukannya.
Jawabannya ada pada sifat oli yang sepertinya tidak pernah dicantumkan di spesifikasi, yaitu lubricity atau sifat pelicin dari oli. Kemampuan ini merupakan bagian dari sifat dasar bahan oli dan bukan setelah bahan oli ditambah dengan aditif. Lubricity ini mempunyai hubungan dengan film strength dari oli. Film strength dari oli merupakan kemampuan oli untuk bisa menahan beban.
Lebih mudah bila kita menggunakan analogi hydroplanning, yaitu ketika ban melewati genangan air.
Bila diasumsikan kecepatan kendaraan, tinggi air, diameter ban, dan berat kendaraan sama, maka film strength yang lebih kuat akan mampu membuat ban mengambang.
Kondisi ini disebut sebagai tahap pelumasan hydrodinamik. Bila kendaraan makin melambat, bila kendaraan makin berat atau kemampuan film strength berkurang, maka ban akan mengenai permukaan aspal dan akan timbul hambatan antara ban dan jalan. Kondisi ini disebut tahap pelumasan boundary.
Intinya oli dengan lubricity yang baik akan mempunyai film strength bagus dan daya pelumasan yang bagus.
Selama ini dipercaya bahwa oli sintetik mempunyai daya pelumasan terbaik yang diilustrasikan sebagai berikut:
Ilustrasi tersebut bisa membuat orang salah paham. Karena ternyata menurut pabrik oli mesin, bahan sintetik yang dijual di pasaran dari bahan oli grup 3+ atau PAO justru mempunyai lubricity yang tidak bagus.
Di www.efficientplantmag.com (5/2007) dijelaskan bahwa PAO mempunyai sifat low lubricity. Bahan sintetik yang mempunyai very good lubricity adalah PAG dan ester.
Namun PAG tidak cocok dipergunakan untuk kendaraan dan ester lebih sering dipergunakan sebagai aditif. Jadi bila hanya membandingkan bahan dasar, bahan oli PAO sebenarnya bahan oli yang mempunyai daya pelicin yang jelek.Â
Dan faktor itu yang membuat orang jadi tertarik menggunakan minyak goreng sebagai aditif atau sebagai pengganti oli mesin. Karena minyak nabati (vegetable oil) mempunyai daya pelicin yang bagus. Bahkan pengukuran menunjukkan kemampuannya tidak kalah dengan ester (POE).
Minyak goreng juga mengandung bahan oleic acid dan stearic acid yang ternyata bisa dipergunakan sebagai aditif oli mesin.
Hail percobaan juga menunjukkan bahwa penggunaan aditif tersebut bisa meningkatkan kemampuan dari PAO.
Tentu oli di pasaran sudah ditambah dengan aditif padatan yang bisa membuat mesin halus di rpm tinggi atau dengan ester yang bisa membuat mesin halus saat macet.
Namun banyak yang merasakan bahwa dengan menambahkan minyak goreng pada oli mesin atau menggunakan minyak goreng maka suara mesin menjadi lebih halus dan performa mesin meningkat.
Di beberapa kasus penggunaan minyak goreng justru lebih awet karena ternyata banyak oli mesin yang menggunakan aditif yang tidak bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H