Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -

Saya seorang journalist yang bermitra pada perusahaan media mainstream berkantor di Jakarta. Aktivitas sehari-hari melakukan liputan peristiwa di wilayah kerja kami yakni Brebes, Tegal dan Pemalang. Di sela sela waktu pekerjaan rutin peliputan, saya berinteraksi dengan masyarakat melalui kegiatan sosial berupa pendampingan dan advokasi warga masyarakat sesuai organisasi atau lembaga yang saya ikuti.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UGM Kaji Aneka Ragam Hayati di Salem Brebes

26 Desember 2018   19:14 Diperbarui: 26 Desember 2018   19:17 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta akan melakukan pengkajian terhadap Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Karena Salem dipandang sebagai daerah yang berpotensi memiliki keanekaragaman hayati. Mengawali penelitian, Guru Besar Ilmu Biologi, UGM Yogyakarta Prof Dr Suwarno Hadisusanto melakukan kunjungan ke Salem, Rabu (26/12)

"Salah satu potensi Salem adalah keanekaragaman hayati. Dengan luas hutan sekitar 10.072 Hektar, sangat  menarik untuk menjadi lokasi dan obyek pengamatan dan penetitian mahasiswa kami," ujar Profesor Warno disela kunjungan yang didampingi Ahli Hukum Tata Negara Dr Taufiqurrohman Syahuri SH MH.

Kata Prof Warno, demikian panggilan akrabnya, Salem memiliki hutan lindung 710,8 Ha, kawasan perlindungan 3.877,9 Ha dan hutan produksi 5.483,8 Ha. Luasnya hutan tersebut, perlu dijaga dan kembangkan ekosistemnya sehingga akan lestari dan tidak rusak. 

Di Taman Cimanggu Desa Gunung Larang, misalnya, lokasi yang direncanakan akan menjadi salah satu wisata dengan yang relative teduh di area  Perhutani Salem sangat menarik dalam pandangannya. Dia mencermati keanekaragaman hayati di lokasi tersebut.

Dalam diskusi bersama Camat Salem Nur Ari HY, Sekcam Salem Ujang Wahyu, perwakilan Paguyuban Kepala Desa Darno, Slamet Becco, Kodar dan Edi muncul gagasan adanya lokasi kebun raya di wilayah Kecamatan Salem.

Selaras dengan hal tersebut, Dr Taufiq menyampaikan perihal peran desa melalui Bumdes dan peraturan desa yang mendukung tata keloka pemerintahan di setiap desa. Dengan adanya peraturan desa, maka desa dalam hal ini pemerintah desa dan BPD sebagai perwakilan masyarakat  bisa memberikan batasan dan mencegah hal-hal yang tidak sesuai di dalam wilayah desa masing-masing.

Susana diskusi menjadi lebih hangat dan akrab setelah disajikan kopi asli Salem produksi Bumdes Giri Mulya Desa Capar, Salem.

"Sebagai perantau di Jakarta, Saya juga ingin melihat potensi Salem," tutur Taufiq

Camat Salem Nur Ari mengaku masih banyak ditemui potensi di salem yang perlu didorong lagi oleh pemerintah maupun swasta, seperti sektor ekonom yakni batik, kopi, makanan lokal dan kerajinan warga. Juga aneka ragam hayati yang masih di teliti di kampus UGM.

Pasca bencana tanah longsor awal 2018, lanjut Ari, pemerintah dan masyarakat Salem sekarang saling bersatu padu membangun kampung secara bersama.

"Sentuhan dan gerakan bersama membangun Salem, terus digelorakan untuk mewujudkan Salem Selalu Terdepan," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun