Mohon tunggu...
Kuntoro Boga
Kuntoro Boga Mohon Tunggu... -

Pemerhati Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Budidaya Tanaman Sehat untuk Hidup Sehat

7 April 2019   09:14 Diperbarui: 11 April 2019   06:25 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola hidup sehat barangkali adalah slogan yang kerap terdengar, diucapkan dan didengungkan banyak kalangan. Hidup sehat adalah tren masa kini yang makin diminati generasi dewasa ini.Berbicara pola hidup sehat. 

Tentu kita, mau tidak mau, wajib membicarakan dari mana sumber sehat itu berasal. Nah, kali ini, sumber sehat yang mau kita bahas adalah budidaya tanaman sehat, yang mana merupakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).

Membudidayakan tanaman sehat dengan memadukan semua teknologi yang tersedia merupakan keharusan sebagai sebuah strategi agar tanaman tumbuh sehat dan tahan terhadap serangan hama. Lebih dari itu, tanaman lebih tahan penyakit maupun gulma, sehingga sangat efektif dan efisien.

Meskipun begitu, pelaksanaan program pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya wereng batang coklat (WBC) tidak bisa hanya mengandalkan pestisida kimia.

Penggunaan yang berlebihan, justru akan mengakibatkan OPT menjadi kebal dan membunuh musuh alaminya dan menyebabkan ledakan hama serta tidak ramah terhadap lingkungan.

Ada satu contoh, yang barangkali bisa menjadi pembelajaran. Contoh itu terjadi pada Akhir tahun 2017 lalu. Dimana saat itu terjadi kerusakan yang cukup luas dan kehilangan hasil yang cukup besar, terutama tanaman padi akibat serangan wereng batang coklat (WBC).

Serangan itu bahkan meluas sampai di beberapa kabupaten sentra produksi padi. Seperti di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Lampung.

Tapi, lagi-lagi sebagai upaya menyediakan makanan sehat. Maka, pemerintah melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melaksanakan program kegiatan Budidaya Tanaman Sehat ( Dem Area) seluas 12.000 hektare dan pada tahun 2018 seluas 21.000 hektare.

Program tersebut diterapkan secara berkala di 15 provinsi sentra produksi beras. 600 hektare diantaranya dialokasikan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Program bantuan pemerintah dalam upaya membantu petani mengendalikan WBC, melalui kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dengan menerapkan paket teknologi perbaikan struktur dan PH tanah dengan pemberian kapur pertanian.

Selain itu, ada juga pengunaan pupuk organik serta pengendalian OPT ramah lingkungan yang sangat bermanfaat bagi agen hayati, senilai 1,7 jt per hektare. Belum lagi dengan sistem pertanaman yang telah dianjurkan untuk menggunakan jarak tanam jajar legowo antra 2:1 atau 4:1.

Sebagai langkah awal, juga sebagai respon cepat. Pemerintah langsung menanam padi Varitas tahan wereng berjenis Inpari 33 dan 42.

Memang, pada awal pelaksanaan kegiatan, beberapa kelompok tani kurang menyambut baik paket teknologi pemberian kapur pertanian pada lahan sawahnya dengan anggapan bahwa pH sawah mereka masih netral.

Akan tetapi, dengan sosialisasi dan penjelasan yang sederhana bahwa tujuan dari kegiatan ini benar-benar sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan hasil panen, akhirnya mereka pun bersedia menerapkan paket kegiatan sebagai percontohan dan pembuktian perbaikan struktur dan pH tanah.

Sementara pelaksanaan program kegiatan dem area budidaya tanaman sehat di Provinsi Sulawesi Selatan sudah tesebar di 3 kabupaten. Masing - masing adalah Maros, Pangkep dan Bone.

Perlu diketahu, Cerita sukses dem area ini bukan pekerjaan sim salabim atau aba kadabra. Pekerjaan ini memiliki tantangan dan resiko yang cukup berat.

Di lapangan, petugas POPT dan PPL, khususnya BPTPH secara rutin memberikan bimbingan dan pendampingan kepercayaan petani bahwa lahan sawah mereka umumnya sudah masam (pH rendah) sehingga perlu penambahan kapur pertanian untuk dilakukan pengukuran pH tanah.

Selain itu, petugas juga memotivasi petani untuk memahami seluruh teknologi budidaya telah digunakan secara baik dan benar. Mereka juga dituntut untuk melakukan tanpa pengawalan dan pengamatan OPT.

Hasilnya, semua kelompok menuai hasil pada kisaran 4,5-6,5, tanah sawah relatif masam dengan pemberian kapur pertanian sebanyak 1 ton per ha pH tanah naik menjadi 6-7, sehingga perubahan pH tanah menjadi netral.

Sementara pH tanah yang netral anantinya akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, menetralisisr senyawa-senyawa beracun baik organik mauppun anorganik. Lebih dari itu, pH netral juga akan merangsang populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah.
 
Pertumbuhan tanaman yang bagus, pengamatan OPT yang intensif, pengendalian secara pre-emtif, dengan  memanfaatkan berbagai jenis pestisida nabati, PGPR, Metharizium yang di buat sendiri oleh kelompok tani secara nyata telah berpengaruh terhadap hasil panen.

Muhamad Idris, Ketua kelompok tani Nijalling yang ditemui di Desa Bontoa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros mengatakan hasil panen pada musim ini sangat memuaskan varitas yang ditanaman Cigeulis, Cisantana dan Inpari 30. Sedangkan biasanya panen antara 4,7 s/d 5.5 ton GKP/ hektare dirata-ratakan berkisar 5,1 ton/ GKP, bila harga GKP Rp 4500,-/kg,  penghasilan petani 5,1 x 1000 x Rp 4500,- setara Rp 22.950.000,-/ha.

Setelah mengikuti program budidaya tanaman sehat hasil ubinan, Idris mengaku hasilnya jauh lebih meningkat menjadi 8,1 s/d 9,1 ton/ha GKP   rata-rata 8,6 ton/ha atau 60 persen dengan luasan 50 hektare bila rata-rata panen 8,6 x 1000 x 50 x Rp 4500,- setara Rp 1.935.000.000.

"Ini merupakan hasil yang sangat luar biasa," ucapnya singkat.

Kembali pada pola hidup sehat yang sering terdengar di tahun milenial ini. Maka, paparan di atas menunjukan betapa sulitnya mengarungi perjalanan panen sebiji padi yang benar-benar berkualitas baik. Padi dan budidaya tanaman lain, sama sama harus dirawat, dijaga, disayang dan dicinta untuk keberlangsungan masyarakat yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun