Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teori Belajar Pemrosesan Informasi

31 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 31 Desember 2022   09:58 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Model Pemrosesan Informasi (Sumber: Shaffer & Kipp, 2014: 251)

2. Otomatisitas

Otomatisitas (automaticity) mengacu pada kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Latihan memungkinkan anak-anak untuk menyandikan sejumlah besar informasi secara otomatis. Misalnya, begitu anak-anak telah belajar membaca dengan baik, mereka tidak memikirkannya satu per satu huruf dalam kata sebagai huruf, sebaliknya, mereka menyandikan seluruh kata. Begitu mereka melihat rangkaian kata, yang terjadi pemaknaan kata-kata tersebut secara otomatis. Hasilnya, saat pemrosesan informasi menjadi lebih otomatis, penyelesaian tugas lebih cepat.

3. Konstruksi Strategi

Konstruksi strategi (strategy construction) adalah pembuatan prosedur baru untuk memproses informasi. Misalnya, pada saat membaca, anak-anak mendapat manfaat ketika mereka mengembangkan strategi berhenti secara berkala untuk mengingat apa yang telah mereka baca. Mengembangkan repertoar strategi yang efektif dan memilih yang terbaik untuk digunakan pada tugas belajar adalah aspek penting untuk menjadi pembelajar yang efektif.

E. Peranan Perhatian dalam Pemrosesan Informasi

Salah satu faktor penting dalam pemrosesan informasi oleh manusia adalah perhatian atau atensi (attention). Schunk (2012: 171) mendefinisikan perhatian sebagai proses pemilihan beberapa dari banyak masukan potensial. Perhatian, menurut Santrock (2018: 255),  adalah pemusatan sumber daya mental. Sedangkan Goldstein (2011: 82) mendefinisikan perhatian sebagai kemampuan untuk fokus pada rangsangan atau lokasi tertentu. Shaffer dan Kipp mengaitkan perhatian dengan sistem pemrosesan informasi. Menurut mereka perhatian merupakan proses pemilihan rangsangan lingkungan yang dibawa ke dalam sistem pemrosesan informasi (Shaffer dan Kipp, 2014: 252). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diambil intisari dari pengertian perhatian sebagai berikut.

  • Perhatian merupakan pemusatan sumber daya mental, misalnya pikiran, penglihatan, pendengaran, dan seterusnya.
  • Pemusatan sumber daya mental tertuju pada suatu objek, bisa berupa suara, bau, objek yang terlihat, dan seterusnya.
  • Perhatian hanya tertuju pada objek tertentu saja, meskipun objek yang tertangkap oleh indra ada beberapa atau bahkan banyak. 
  • Perhatian merupakan salah satu unsur dari sistem pemrosesan informasi.

Perhatian dapat dibedakan menjadi beberapa berdasarkan tinjauan tertentu. Ditinjau dari luas-sempitnya objek, perhatian dibedakan menjadi perhatian selektif dan perhatian distributif. Perhatian selektif berfokus pada objek yang sangat terbatas sambil mengabaikan objek-objek yang  lain. Misalnya dokter yang sedang melakukan operasi bedah, membutuhkan perhatian selektif.  Sedangkan perhatian distributif tertuju pada beberapa objek secara bersamaan, misalnya, ketika guru sedang melaksanakan pembelajaran. Jika ditinjau dari intensitasnya, perhatian dibedakan menjadi perhatian yang intensif dan perhatian yang tidak intensif. Perhatian intensif adalah perhatian yang terus menerus dalam waktu relatif lama. Misalnya perhatian yang menertai operasi bedah oleh dokter. Dokter fokus sampai proses operasi bedah selasai. Perhatian dikatakan sebagai perhatian yang tidak intensif jika perhatian terpotong atau diselingi dengan aktivitas mental atau fisik yang lain.

Perhatian adalah merupakan faktor urgen dalam keberhasilan belajar. Agar berhasil memahami materi pembelajaran dan mampu mengerjakan soal-soal latihan, siswa harus fokus pada apa yang dijelaskan guru dan mengabaikan suara atau kegiatan yang lain. Agar mampu mempraktikkan cara menggesek senar biola yang baik dan benar, para peserta kursus harus melihat dan mendengarkan dengan cermat apa yang dicontohkan oleh tutornya. Proses belajar yang demikian membutuhkan perhatian selektif dan perhatian intensif agar tujuan belajar tercapai. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, tentang skema sistem pemrosesan informasi pada manusia, apa yang tertangkap oleh indra (sensory store) dapat tersimpan dalam memori jangka pendek dan selanjutnya masuk ke memori jangka panjang jika ada perhatian yang menyertai. Meskipun mata melihat, telinga mendengar, dan tangan menyentuh, tapi jika perhatian tidak tertuju pada objek tadi maka tidak terjadi pemrosesan informasi sampai tahap memori jangka pendek, apalagi memori jangka panjang. Itu berarti aktivitas belajar hanya sia-sia.

Perhatian adalah sumber daya yang terbatas. Menueut Kanfer dan koleganya (dalam Schunk, 2012: 172), peserta didik mengalokasikan perhatian pada aktivitas sebagai fungsi dari motivasi dan pengaturan diri.  Ketika keterampilan menjadi rutinitas, pemrosesan informasi membutuhkan lebih sedikit perhatian. Dalam belajar mengerjakan soal perkalian, siswa harus memperhatikan setiap langkah dalam proses dan memeriksa perhitungan mereka, setelah siswa mempelajari tabel perkalian dan algoritma, mengerjakan soal menjadi otomatis dan dipicu oleh input (Schunk, 2012: 172).

E. Penerapan Teori Pemrosesan Informasi dalam Proses Belajar dan Pembelajaran

Belajar berdasarkan paradigma pemrosesan informasi adalah proses menerima, menyimpan, dan mengambil kembali informasi atau pengetahuan. Faktor penting dalam proses tersebut adalah perhatian ketika indra berhadapan dengan informasi, kebermaknaan informasi, dan latihan atau pengulangan agar informasi tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga mudah diambil ketika diperlukan. Berdasarkan hal-hal tersebut berikut dideskripsikan penerapan paradigma pemrosesan informasi dalam proses belajar dan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun