Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faktor yang Mendasari Perilaku Manusia

5 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 5 Desember 2022   08:26 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegigihan Seseorang dalam Melakukan Sesuatu   

Ketika dalam posisi terjaga, manusia selalu melakukan sesuatu, misalnya: berbicara, membaca, mengoperasikan hand phone, makan,  bekerja dan seterusnya. Apa saja yang dikerjakan manusia seperti contoh tersebut adalah perilaku atau tindakan.  

Ciccarelli dan White (2015: 4) menyatakan bahwa perilaku mencakup semua tindakan dan reaksi kita secara lahiriah atau terang-terangan, seperti berbicara, ekspresi wajah, dan gerakan. 

Sedangkan aktivitas manusia yang berlangsung secara internal sehingga tidak terlihat atau tidak diketahui oleh orang lain, misalnya berpikir, mengingat, berimajinasi, dan seterusnya disebut sebagai proses mental. 

Namun demikian perilaku dan proses mental merupakan suatu kesatuan. Perilaku laku didefinisikan sebagai respon total suatu organisme, dalam menanggapi keadaan hidup, tergantung pada rangsangan lingkungan dan ketegangan internal dari gerakan berturut-turut yang berorientasi secara signifikan (Popescu, 2014: 443).

Mengapa orang-orang tindakan tertentu dan bukan tindakan lainnya? Mengapa seseorang melakukan sesuatu yang amat beresiko bagi keselamatannya, misalnya seperti yang dilakukan oleh Tery Fox?  Kisah hidup publik Terry dimulai pada usia delapan belas tahun ketika dia kehilangan kaki kanannya karena kanker. Pada saat mengetahui hasil diagnosis, Terry sangat terkejut dan tidak percaya. 

Namun, setelah tiga tahun menjalani rehabilitasi, Terry mengubah kesulitannya menjadi tujuan yang luar biasa dan menarik---melakukan segala daya untuk memberantas kanker. Untuk memenuhi keinginannya, Terry menetapkan tujuan yang berani: berlari seluruh wilayah Kanada dan mengumpulkan satu juta dolar untuk penelitian kanker. 

Dia menamai pencariannya The Marathon of Hope. Maka, dimulailah perjalanan yang menginspirasi banyak orang di dunia. Fox berlari melintasi sebagian besar wilayah Kanada, ia menghadapi rintangan yang tak terduga: angin kencang, hujan lebat, salju, dan jalan yang licin. Karena kondisi ini, rata-rata dia hanya menempuh delapan mil sehari setelah bulan pertama, jauh di bawah apa yang dia rencanakan. Tapi dia terus melaju dan menambah kecepatan di bulan kedua sampai dia kembali ke jalurnya.  Teladannya berdiri sebagai kesaksian tentang bagaimana motivasi dapat membantu kita masing-masing untuk menang dan kisah Terry Fox digambarkan dalam film yang bagus, The Power of Purpose (Santrock, 2018: 424).

Selain Terry Fox, masih banyak orang-orang yang melakukan tindakan yang bagi kebanyak orang amat sulit dilakukan, mustahil untuk berhasil, dan amat beresiko, tetapi nyatanya mereka berhasil, diantaranya adalah  Tom Whittaker. Whittaker, seorang pria yang pada mulanya memiliki tubuh yang normal, pada usia 31 tahun, tepatnya tahun 1979, dia mengalami kecelakaan mobil yang tragis yang menyebabkan kedua kakinya terluka parah, terutama kaki kanan, yang kemudian diamputasi. 

Meski cacat, Whittaker tidak kehilangan semangat hidupnya, bahkan dia  memiliki ambisi untuk menaklukkan puncak gunung Everest. Ia berniat mencoba memecahkan rekor dunia sebagai orang cacat pertama yang mendaki gunung tertinggi di dunia.  Pendakian Whittaker ke gunung Everest hanya ditemani seorang juru kamera CBS, Jeff Rhoads.  

Tanggal 27 Mei 1998, Tom Whittaker berhasil menjejakkan kakinya di tempat yang dituju. Whittaker telah berhasil memberikan inspirasi pada dunia bahwa keberhasilannya berdiri tegak di puncak Everest memberikan pertanda bagi semua orang yang memiliki cita-cita tinggi pastinya akan tercapai, asalkan berusaha dengan maksimal dan gigih.

Apa yang mendorong seseorang demikian gigih melakukan suatu tindakan yang beresiko dan menurut kebanyakan orang tindakan itu tidak akan berhasil? Bagaimana manusia dapat memahami, memprediksi, dan bahkan mengontrol aktivitas  apa yang mungkin dilakukannya pada saat tertentu? Jawabannya adalah motivasi.

Motivasi merupakan proses yang memulai, membimbing, dan mempertahankan perilaku yang berorientasi pada tujuan. Itulah yang menyebabkan seseorang bertindak, entah itu mendapatkan segelas air untuk menghilangkan dahaga atau membaca buku untuk meningkatkan pengetahuannya. 

Motivasi melibatkan kekuatan biologis, emosional, sosial, dan kognitif yang mengaktifkan perilaku. Motivasi tidak hanya mengacu pada faktor-faktor yang mengaktifkan perilaku; motivasi juga melibatkan faktor-faktor yang mengarahkan dan mempertahankan tindakan yang diarahkan pada tujuan ini. Dengan adanya motivasi, perilaku Terry Fox diberi energi, diarahkan, dan dipertahankan (Santrock, 2018: 424).

Pengertian dan Fungsi Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari kata Latin movere, yang artinya to move atau bergerak bergerak (Reynolds & Miller, 2003: 104). Motivasi adalah konstruksi hipotetis, artinya itu adalah abstraksi, bukan entitas terbuka yang dapat dilihat dengan mata (Salkind, 2008: 686). Meskipun motivasi tidak dapat diamati, tetapi gejala-gejala yang menggambarkan keberadaannya, yang terekspresikan ke dalam perilaku, dapat dikenali. 

Motivasi, menurut Petri, adalah proses dimana aktivitas dimulai, diarahkan, dan dilanjutkan sehingga kebutuhan atau keinginan fisik atau psikologis terpenuhi (Ciccarelli & White, 2015: 354). Misalnya, ketika seseorang sedang menikmati pemandangan alam di tempat wisata kemudian dia merasa haus. Kebutuhan fisik berupa minuman mendorong orang tersebut mencari warung atau penjual minuman, meskipun dia harus berjalan kaki cukup jauh. 

Ada tujuan tertentu dengan tindakan orang yang bersangkutan, yaitu mendapatkan minuman agar rasa hausnya bisa teratasi. Motivasi adalah kebutuhan, keinginan, minat, dan keinginan yang mendorong orang ke arah tertentu, singkatnya, motivasi melibatkan perilaku yang diarahkan pada tujuan (Weiten, 2017: 304).

Motivasi berfokus terutama pada dua pertanyaan utama: mengapa dan bagaimana berperilaku dan pertanyaan-pertanyaan ini masing-masing memetakan ke aspek energi dan arah motivasi (Salkind, 2008: 686). Berkenaan dengan hal tersebut, Woolfolk (2016: 470) menegaskan bahwa studi tentang motivasi berfokus pada bagaimana dan mengapa orang memulai tindakan yang diarahkan ke tujuan tertentu, berapa lama mereka memulai aktivitas, seberapa intensif mereka terlibat dalam aktivitas, seberapa gigih mereka dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, dan apa yang mereka pikirkan dan rasakan sepanjang proses.

Pertanyaan "mengapa" berkenaan dengan alasan yang mendasari bahwa seseorang memiliki energi atau terdorong untuk melakukan tindakan tertentu. Pertanyaan  "mengapa'' ini berfokus pada apa yang oleh psikolog perintis William James disebut sebagai "mata air tindakan'' - dorongan mendasar untuk perilaku yang membuat individu berorientasi pada jenis gerakan tertentu (Salkind, 2008: 686).

Berkenaan dengan pertanyaan mengapa seseorang melakukan tindakan atau apa yang menyebabkan perilaku, Reeve (2009: 5-6) menyatakan bahwa untuk benar-benar menjelaskan "Apa yang menyebabkan perilaku?" maka perlu memperluas satu pertanyaan umum ini menjadi serangkaian lima pertanyaan khusus sebagai berikut.

1. Mengapa perilaku dimulai?

2. Setelah dimulai, mengapa perilaku dipertahankan dari waktu ke waktu?

3. Mengapa perilaku diarahkan ke beberapa tujuan namun jauh dari yang lain?

4. Mengapa perilaku berubah arah?

5. Mengapa perilaku berhenti?

Dalam mengungkap motivasi, tidak cukup hanya menanyakan mengapa seseorang melakukan suatu tindakan. Untuk mendapatkan pemahaman yang canggih tentang mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan, juga harus harus diajukan lima pertanyaan khusus tersebut (Reeve, 2009: 6). Misalnya pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan perilaku membaca buku Psikologi Pendidikan yang dilakukan oleh mahasiswa. Mengapa dia memulai membaca buku? Mengapa terus membaca dari halaman awal ke halaman-halaman berikutnya? Mengapa dia memilih buku itu daripada buku lain yang ada di rak? Mengapa dia berhenti membaca? Akankah dia akan melanjutkan membaca buku tersebut di waktu-waktu mendatang?     

Pertanyaan abadi pertama tentang motivasi, yaitu "Apa yang menyebabkan perilaku?", oleh karena itu, dapat diuraikan menjadi studi tentang bagaimana motivasi memengaruhi inisiasi perilaku, kegigihan, perubahan, keterarahan tujuan, dan akhirnya penghentian; pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan besar, atau lima pertanyaan yang saling terkait (Reeve, 2009: 6).

Pertanyaan kedua berkenaan dengan motivasi seperti telah dikemukakan adalah pertanyaan seputar "bagaimana".  Ada ahli yang menyebut pertanyaan tersebut sebagai variabilitas dalam intensitas perilaku seperti yang dikemukakan oleh Reeve (2009:6) bahwa Pertanyaan mendasar motivasi yang kedua adalah, "Mengapa perilaku bervariasi dalam intensitasnya?."

Pertanyaan "bagaimana"  berkenaan dengan penyaluran energi dalam bentuk usaha atau tindakan yang efektif. Baik energi dan arahan, mengapa dan bagaimana, perlu dipertimbangkan untuk sepenuhnya menjelaskan perilaku termotivasi (Salkind, 2008: 686).

Berdasarkan apa yang dinyatakan Santrock berkenaan dengan perilaku Terry Fox seperti telah disebutkan di atas,  bahwa dengan motivasi, perilaku Fox  diberi energi, diarahkan, dan dipertahankan. Seide dengan pandangan tersebut, Woolfolk (2016: 470) menyatakan bahwa motivasi biasanya diartikan sebagai keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku. Ini berarti bahwa fungsi pertama motivasi adalah membangkitkan perilaku melalui enerji yang diberikan. 

Dengan adanya motivasi, seseorang memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu sampai berhasil. Fungsi kedua motivasi adalah mengarahkan perilaku. Perilaku termotivasi adalah perilaku yang terarah, diperhitungkan dengan cermat, menggunakan strategi dan berbagai sumberdaya. Fungsi ketiga motivasi adalah memelihara atau mempertahankan perilaku. Apa yang sudah direncanakan untuk dilakukan, berusaha untuk terus dilakukan meskipun berbagai halangan dihadapi. Tidak sedikit halangan yang dihadapi Terry Fox dan Tom Whittaker, baik halangan internal berupa kelemahan fisik maupun halangan eksternal berupa keraguan bahkan cibiran dari banyak  orang sampai beratnya lingkungan alam yang harus dihadapi, namun mereka tetap gigih untuk mencapai keinginannya.

   

DAFTAR PUSTAKA

Ciccarelli, S.K. & White, J.N. (2015). Psychology. Boston: Pearson.

Devon Harris. (2019). Tom Whittaker. Termuat di: https://www.devonharris.com/tom-whittaker/

Popescu, G. (2014). Human behavior, from psychology to a transdisciplinary insight. Procedia - Social and Behavioral Sciences 128 ( 2014 ) 442 -- 446.

Reeve, J. (2009). Understanding Motivation and Emotion. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Reynolds, W.M. & Miller, G.E., (Editor) (2003). Handbook of Psychology:  Volume 7 Educational Psychology. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Salkind, N.J. (Editor) (2008). Encyclopedia of Educational Psychology. California: Sage Publications.

Santrock, J.W. (2018). Educational Psychology. New York: McGraw-Hill Education.  

Weiten, W. (2017). Psychology: Themes and Variation. Boston: Cengage Learning.

Woolfolk, A. (2016). Educational Psychology. Boston: Pearson.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun