Keberanian dan mental yang kuat tidak bisa diperoleh secara instan, oleh karena itu mengapa terkadang seseorang yang sudah pernah mengikuti sebuah organisasi akan lebih dipertimbangkan untuk menjadi seorang pemimpin daripada yang belum pernah mengikuti organisasi sama sekali.Â
Berikut adalah contoh keberanian dapat dilihat dari beberapa aspek seperti keberanian membangun tim, keberanian bertindak, keberanian mengambil keputusan dan resiko, keberanian dalam menciptakan sebuah perubahan-perubahan, keberanian dalam berkomunikasi, keberanian untuk rela berkorban, keberanian untuk jujur, keberanian untuk mengritik dan menerima kritik, keberanian untuk totalitas dan loyalitas terhadap organisasi, keberanian untuk melawan, dan keberanian-keberanian lain dalam berbagai aspek kehidupan pastinya sebagai langkah langkah kecil berjalannya perjuangan sebuah organisasi.
Jika seorang pemimpin memliki ketiga kriteria tersebut bisa dikatakan bahwa ia adalah pemimpin yang cerdas. Dari ketiga kriteria tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang didalam dirinya terdapat tiga aspek yaitu, religiusitas, intelektualitas, dan moralitas. Jika seorang pemimpin tidak memenuhi salah satu dari kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa ia gagal menjadi pemimpin yang cerdas. Tidak ada gading yang tak retak begitupun juga seorang pemimpin. Sangat sulit untuk menjadi pemimpin yang sempurna. Jika nantinya seorang pemimpin akan dinilai gagal dalam memimpin, namun tak ada hal yang indah selain mencoba berjuang bersama - sama dalam perjuangan untuk sebuah kebermanfaatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI