"Khusus bugenvil banyak yang mempengaruhi tumbuhan ini, tanaman ini rentan terhadap air hujan, jadi kalau akar masih muda otomatis pertumbuhan akan terganggu, bisa-bisa nanti kalau akar belum kuat, kena air hujan. Dia bisa mati, layu, tunasnya layu kena jamur.Â
Solusinya kami menggunakan atap plasti, namanya plastik yupi berfungsi mencegah datangnya air hujan, biar tanaman stabil hidupnya. Kalau sudah sudah tua akar aman kena hujan tapi kalau masih muda kita harus ekstra merawat agar terhindar dari hujan," ucap Owner Khalif Florist.
Dalam membangun usaha budidaya bugenvil ini ternyata tidak semulus yang dilihat, banyak proses yang harus dilalui. Seperti yang kita tahu setiap usaha pasti memiliki kendala masing-masing dengan cara mengatasi berbeda-beda tergantung pada kendala yang dihadapi, sama seperti Owner Khalif Florist ketika, bertanya mengenai kendala apa yang dihadapi selama usaha serta bagaimana cara mengatasi hal tersebut.
"Caranya kita rutin menyemprot obat penghambat jamur namanya Antracol, terus untuk daun agar lebat kita pakai pupuk daun namanya gandasil, untuk penanganan batang agar tidak lonyot. Kita pakai atap plastik yupi, jadi tidak terkena air hujan secara langsung, kita bikin green house sedemikian rupa yang penting aman dari hujan," terang Owner Khalif florist.
Setelah melakukan studi lapangan di salah satu pertanian budidaya bugenvil, kita mengetahui bahwa ketika kita mampu memanfaatkan beragam jenis sumber daya yang ada di alam, kita tidak hanya mendapatkan kesenangan tapi juga membuka peluang usaha.
Namun, proses tersebut tidak mudah perlu adanya pemahaman yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya dan apa saja kendala yang akan di hadapi. Tentunya dengan itu perlu adanya persiapan sebelum memulai melakukan budidaya bugenvil agar dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas dan berdaya saing.
Studi Lapangan ini ditutup dengan sesi praktek kegiatan bersama Bapak Prapto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H