Mohon tunggu...
Kunthi Damayanti
Kunthi Damayanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

menjadikan kata dan rangkaiannya sebagai kesenangan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Online dan Tanggung Jawab Global

12 April 2013   13:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:19 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika jurnalisme memiliki dampak global, apakah ia memiliki tanggungjawab global pula?

Itulah pertanyaan yang diajukan Uni Lubis, Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Wartawan Dewan Pers, dalam opininya yang berjudul “Pertanyaan Penting di Balik Etika Media Digital”.

Hal ini lalu membuat saya ikut merenung. Benar, internet membuat jurnalisme online menjadi produk global. Artinya sebuah konten media online dapat diakses dari manapun di seluruh dunia, asalkan ada koneksi jaringan internet. Tapi apakah semua wartawan jurnalisme online sudah siap dengan tanggung jawab yang menyertainya?

Perbedaan jurnalisme konvensional dan jurnalisme online hanya pada media dan platform yang digunakan, tapi memiliki produk yang sama yaitu berita. Wartawan tentu tidak sembarang dalam menulis berita, sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan secara validitas, etika, dan sosial.

Media cetak memiliki jaringan distribusi yang terbatas. Perusahaan media cetak tidak mungkin mengirim koran terlalu jauh karena akan menghabiskan waktu sehingga berita menjadi tidak baru lagi. Hal ini dapat diartikan bahwa media cetak memiliki tanggung jawab hanya kepada para pembaca yang berada di daerah distribusinya.

Aturan ini tidak berlaku untuk jurnalisme online. Jaringan distribusi jurnalisme online tidak terbatas oleh jarak dan ruang. Berita terhangat dari nytimes.com (versi online dari The New York Times) dapat saya akses dalam waktu yang nyaris bersamaan dari Indonesia. Jika melihat pakem tanggung jawab di atas, itu berarti wartawan nytimes.com juga memiliki tanggung jawab kepada saya, yang berada di Indonesia, karena saya juga membaca berita yang ditulisnya.

Hal inilah yang membuat saya tergelitik. Di masa ketika semua media konvensional berlomba-lomba membuat media online, apakah semua media juga menyadari tanggung jawab yang mengikutinya? Apakah semua media online sadar bahwa berita jurnalisme online dapat dibaca oleh masyarakat global sehingga media juga harus siap mempertanggungjawabkannya secara global?

Tanggung Jawab Media Massa

Lalu, apa sajakah bentuk tanggung jawab media massa itu?

Pertama, media massa bertanggung jawab atas kebenaran berita yang ditulis dan ditayangkannya. Bill Kovach, dalam bukunya “The Elements of Journalism” menyatakan bahwa ‘journalism’s first obligation is to the truth’. Tanpa kebenaran, sebuah tulisan tidak dapat disebut berita. Jadi jurnalisme online pun harus mengutamakan kebenaran, bahkan harus lebih memperhatikan validitas dan verifikasi berita daripada jurnalisme konvensional. Hal ini karena media online dapat diakses oleh sangat banyak orang sehingga harus lebih berhati-hati dalam pemberitaannya.

Kedua, media massa bertanggung jawab atas etika pemberitaan. Kode etik jurnalisme tidak boleh hanya menjadi pajangan indah yang dibiarkan di sudut ruangan, tapi harus selalu dipegang oleh wartawan. Masalahnya, belum ada tataran jelas yang tersedia sebagai kode etik jurnalisme online. Hal ini pun menjadi perhatian para praktisi media online, seperti Mindy McAdams dari University of Florida.

McAdams mengkaji kembali Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers Indonesia dan implementasinya dalam jurnalisme online. McAdams sampai pada kesimpulan bahwa wartawan online profesional tetap harus menerapkan Kode Etik Jurnalisme yang sama dengan jurnalisme konvensional. McAdams bahkan menyatakan “Journalist’s Rule no.1: If your mother says she loves you, check it twice”. Verifikasi adalah keharusan. Meskipun medianya berbeda, tapi aturan mainnya tetap sama.

Kini tantangannya terletak pada masyarakat non wartawan yang juga ikut menyebarkan informasi. Ia menemukan bahwa kode etik konvensional sulit diterapkan dalam media online karena kekuatan penyiaran online terletak di tangan individu, khusunya lewat sosial media. Media online membuat semua orang dapat mengumpulkan, meng-verifikasikasi, menyebarkan, dan mengkonsumsi berita dan informasi. Tidak ada batasan lagi antara wartawan profesional dan masyarakat, selama ada koneksi internet.

Lalu, apakah kode etik jurnalistik tadi dapat diterapkan pada masyarakat non wartawan?

Sebenarnya tidak perlu, asalkan semua orang yang menggunakan sosial media mendapat literasi yang cukup tentang penggunaan media online dan etika menyebar informasi. Sayangnya, sebagian besar pengguna sosial media masih kurang peduli (ignorance). Mereka menganggap bahwa halaman sosial media adalah milik pribadi sehingga kurang bijaksana dalam mengatur informasi yang dibagikan. Kesadaran akan dampak dan tanggung jawab yang menyertainya pun masih sangat rendah, padahal sosial media juga dapat diakses oleh semua orang.

Selanjutnya, tanggung jawab media massa yang ketiga adalah tanggung jawab sosial. Inilah bentuk tanggung jawab yang paling penting karena berkaitan dengan masyarakat secara luas. Krisdytamiko, dalam tulisannya “Tanggung Jawab Sosial Media Massa” mengutip Schramm yang menyatakan bahwa “media massa mampu mengadakan perubahan sosial pada masyarakat karena mampu memberitakan informasi secara efektif, seperti: memperluas cakrawala pemikiran manusia, memusatkan perhatian, menumbuhkan aspirasi, menciptakan suasana membangun, mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik, mengenalkan norma-norma sosial.”

Media massa memiliki dampak sosial yang sangat besar bagi masyarakat sehingga media perlu bertanggung jawab penuh atas informasi yang disebarluaskan. Sekalipun sebuah berita benar adanya dan ditulis dengan mematuhi kode etik, tapi wartawan juga perlu memperhatikan dampak sosial yang mungkin ditimbulkan dari berita tersebut. Media massa seharusnya menyiarkan konten atau berita yang mencerdaskan, mencerahkan, membuka wawasan, dan mendorong kemajuan masyarakat. Itulah dampak sosial yang diharapkan dari media massa.

Sayangnya, media massa saat ini cenderung berkiblat ke komersialisasi. Alih-alih membuat masyarakat cerdas dan kritis, media lebih suka membuat program atau berita yang memancing emosi. Produk jurnalisme pun sekarang banyak yang menjual sensasi dibanding memberitakan hal yang memang penting bagi masyarakat.

Sebut saja contohnya adalah pemberitaan tentang penangkapan Raffi Ahmad dan sejumlah temannya oleh BNN karena diduga melakukan pesta narkoba. Dari nilai keterkenalan (prominence), berita ini memang menarik karena menyangkut kehidupan selebritis. Meski begitu media menjadi sangat berlebihan karena menayangkan berita ini berulang-ulang, padahal tidak terlalu penting (significance) bagi masyarakat Indonesia.

Menyikapi jurnalisme online, tanggung jawab sosial media online menjadi lebih besar karena dapat diakses oleha siapa saja. Jika media online ceroboh dalam pemberitaannya, dampak sosialnya dalam masyarakat akan sulit diukur karena media tidak dapat mengetahui siapa saja yang telah mengkonsumsi berita tersebut.

Media Global dan Tanggung Jawab Global

Media massa memiliki tanggung jawab yang sangat besar pada masyarakat, khususnya pada khalayak yang mengkonsumsi berita yang ditayangkannya. Inilah tantangan bagi media online yang memiliki kapasitas distribusi tidak terbatas. Apakah media tersebut siap dengan tanggung jawab yang menyertainya?

Alangkah lucunya jika media online tetap memperhitungkan diri sebagai media lokal, padahal dapat diakses oleh masyarakat dunia. Menjadi pemain global di era media global berarti harus siap dengan tanggung jawab global.

Referensi

McAdams, Mindy. Online Ethics Social Media. (file PDF)

Kovach, Bill dan Tim Rosenstiel. 2001. The Elements of Journalism.

Krisdyatmiko.2011. Tanggung Jawab Sosial Media Massa. Yogyakarta: IRE

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun