Pemilihan Umum yang biasa disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Jumlah pemilih pemula di Pemilu 2024 nanti tergolong tinggi. Kategori pemilih pemula umumnya berusia belasan hingga 20-an tahun.
Komisioner KPU RI Idham Holik mengatakan bahwa pemilih pemula adalah mereka yang belum bisa menyalurkan hak suara di pemilu lima tahun sebelumnya.
Menurut idham holik selaku komisioner komisi pemilihan umum (KPU) RI periode 2022-2027 bahwa pemilih pemula atau first time voters adalah pemilih yang pada pemilu sebelumnya, dalam hal ini Pemilu Serentak 2019 lalu, belum bisa menggunakan hak pilihnya karena belum terkategori sebagai pemilih.
Menurut Agus Salim seorang pejuang kemerdekaan RI mengatakan bahwa" politik itu memang sesuatu yang tidak selalu sesuai dengan harapan titik namun, ketika kita tidak peduli dengan politik, justru kita yang di politisi. Maka, kepedulian kita sangat menentukan jalannya demokrasi, Jangan sampai kita hanya menjadi objek politik melainkan harus menjadi subjek politik,karena peran pemilih pemula adalah pemilih yang ikut andil menentukan pemimpin di sebuah daerah, pemilih pemula menjadi indikator kualitas demokrasi secara substansial pada saat ini dan masa akan datang"
Pemilih pemula adalah bagian dari pemilih muda. Disebut pemula karena pemilih yang nantinya mencoblos pada 14 Februari 2024 tersebut telah berusia 17 tahun. Hingga Juli 2022, KPU menyebutkan ada 428.799 pemilih pemula.
Biasanya pemilih pemula akan kebingungan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota karena belum terbiasa dan belum ada pengalaman di bidang politik.
Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wawan Ichwanuddin, mengatakan, para pemilih pemula ini akan dominasi generasi Z yang memiliki kecenderungan menyerap informasi dari media sosial.
Sedangkan di medsos banyak sekali berita yang belum pasti kebenarannya atau berita hoax yang dapat mengakibatkan kebingungan bagi pemilih pemula untuk memilih calon kandidat yang tepat.
Solusi atau antisipasi Kebingungan Pemilih Pemula adalah dengan lewat Literasi Internet/digital
Menurut wawan ichanuddin "Para pemilih pemula membutuhkan literasi media internet atau literasi digital sebagai pedoman bagi mereka untuk pemilu serentak 2024. Merebaknya hoaks yang ada di dunia maya membuat mereka sulit mencari tahu latar belakang calon pemimpinnya. Selain itu, para pemilih pemula juga akan dihadapkan dengan nama-nama calon DPD, DPRD, dan DPR yang membuat mereka semakin bingung dalam memilih".Literasi media internet atau literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya,literasi digital memungkinkan pemilih pemula untuk mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi dengan bijak
adapun cara mempraktikan literasi digital:
1. Mencari kebenaran suatu isu di medsos.
2. Setelah menemukan suatu isu kita tidak langsung percaya terhadap satu sumber saja.
3. Mencari ke sumber yang lain agar terbukti kebenarannya.
4. Jika di sumber yang lain juga sama dengan yang kita temukan di sumber yang sebelumnya, maka sudah pastii terbukti itu beritanya benar dan akurat.