Mohon tunggu...
Kunni KautsarAmalia
Kunni KautsarAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bidang Virologi dalam Penerapan Paradigma dan Integrasi dalam Ilmu Sosial dan Humaniora

16 Desember 2024   17:14 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Epistemologi Bayani :

Al Baqarah ayat 26 yang artinya "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkanAllah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik".

Dalam Epistemologi Burhani :

Ayat di atas Allah menjelaskan bahwa Allah tidak keberatan menyebut ba'dhah (nyamuk) dalam kitab suci walaupun dianggap kecil, remeh, tidak berguna dan membawa virus penyakit. Ketika Allah menyebutkan laba-laba (al-angkabt) menjadi surat dalam Alquran dan menyebutkan lalat (dzubb) menjadi ayat dalam Surat Alhajj ayat 73, orang-orang Musyrik memandang remeh menyepelekan penyebutan hewan-hewan kecil (binatang) tersebut yang mereka anggap sama sekali tidak penting bahkan binatang hina kemudian mereka jadikan sebagai olok-olokan terhadap Alquran. Lalu Allah menurunkan ayat tersebut untuk memberitahukan kaum musyrikin bahwaAllah pun tidak segan menciptakan binatang seumpama nyamuk (ba'dhah) bahkan Allah tidak segan menciptakan binatang yang lebih kecil dari nyamuk yaitu virus (fauqa ba'dhah). Sikap orang-orang Munafik menyepelekan hewan-hewan kecil tersebut karena laba-laba, lalat, nyamuk dan virus masih dilihat dengan kacamata biasa. Ia hanya dianggap sebagai hewan invertebrata yang lemah tanpa faedah, karena lemahnya mereka memahami ayat-ayat Allah. Dalam hal ini al-Qurthuby menerangkan, bahwa perumpamaan nyamuk (ba'dhah) dan virus (fauqa ba'dhah) merupakan amtsl al-i 'tibar yaitu perumpamaan yang menunjukkan sifat ketakjubkan terhadap sesuatu meskipun nyamuk berparas kecil, ia tetap menjadi bagian dari ciptaan dan tanda-tanda kuasa-Nya.

Dalam Epistemologi Irfani :

Memahami secara keseluruhan mengenai virus dan penyakit di dalam al-Quran tersebut dengan lebih mendalam, ayat ini membuktikan bahwasanya Allah swt. menciptakan manusia itu dengan tujuan dan maksud, melalui ayat ini sebenarnya Allah ingin berbicara tentang keajaiban dan keindahan ciptaan-Nya, terutama dalam hal ukuran nyamuk (ba'dhah) dan virus (fauqa ba'dhah) yang sangat kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun