Mohon tunggu...
afita sulfiana
afita sulfiana Mohon Tunggu... -

Give Thangks to Allah -pecinta kopi,pejalan kaki-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Puncak B29 Negeri di Atas Awan - 23 Agustus 2014

26 Agustus 2014   03:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:34 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seklumit cerita dari perjalanan q menuju puncak B29,bukit berkabut di desa argosari kecamatan senduro, Lumajang - Jawa Timur. Puncak B29??nama yg asing bagi sebagian orang bahkan terdengar seperti nama sabun cucian hehehe.. Perjalanan dimulai dari Surabaya bersama kawan naik motor ba’da subuh pukul 05:00. Perjalananan lancar dari sbya melewati kota ke kota sda-pasuruan-probolinggo-lumajang. Ini kali pertamanya q berkesempatan mengunjungi puncak yang kata orang itu indah. Lumayan jauh jarak yg kami tempuh berbekal browsing dari google sempat beberapa kali salah jalan dan barulah kami sampai pukul 11 siang. Sampai di akses menuju puncak, disambut hawa dingin,jalanan berkabut dan basah, sesekali kami bertemu dengan penduduk yang tengah berladang. Hamparan ladang diatas ketinggian tertutup kabut, seolah kami tengah menembus gulungan kabut dan tanah berasap.,seruu sekali..

Lalu kami berhenti diwarung pangkalan ojek mengiistirahatkan motor sejenak. Kami ditawari untuk pakai ojek karna jalanan ke puncak makadaman dan menanjak, awalnya kami masi ragu harga ojek untuk naik puncak dan turun 70rb per org. Namun keraguan itu hilang ketika bertemu pengunjung lain yg turun dengan kondisi kepayahan gegara kompling sepedanya dol. Langsung terbayanglah seperti apa jalanan diatas. Gag mau ambil resiko kami memutuskan pakai ojek sajalah daripada motor amburadul,syang kan hehe..

Benarlah sudah apa yang disangkakan, Gile bener dah…keputusan buat pake ojek sungguhlah tepat betapa tidak jalannya seremm bnget, makadamannanjak pingir2 uda jurang aja haduu…Salut bgt sama bang ojek kalah deh valentino rossi atau Lorenzo sama dia, bener dah manuver2nya pas tanjakan dan belokan gda tandingannya. Ini klo kita g pake ojek uda nyebur jurang aja kali trus koit..hehe

Bersiaplah badan terpontang panting, pantat kepanasan, mulut komat kamit ketakutan, mata yang termanjakan lukisan alam penuh keindahan, dan hati akan berdecak kagum tak henti2 mengucap subhanallah.

Oya kenalkan dulu ojek handal yg menjadi pahlawanku penunjuk jalan hehe..namanya mas subandi bapak beranak satu ini asli suku tengger. Senang sekali sempat bnyak ngobrol sama mas bandi & penduduk dsna. Negeri diatas awan sebutan itu benar adanya. Bertetangga dengan desa ranupani (desa siaga gunung semeru) dmana desa tempat banyak pelancong gunung mengurus perijinan disana .Rupanya desa ini lebih tinggi dari ranupani..wow lagi saya kagum . Orang2nya ramah tapi belum sadar wisata seperti penduduk ranupani. Ya memanglah puncak B29 merupakan wisata yang belum lama ditemukan. Bak jadi reporter dadakan saya banyak tanya ini itu, mas bandi pun menjawab dengan senang hati .Mulai dari persoalan pendudukan, wisata,pendidikan,kesehatan sampai politik hehe..(betapa sabarnya dia mnghadapi kecerewetanku ini..). Ada cerita sedikit kenapa dinamakan puncak B29, menurut mas bandi beberapa tahun lalu (lupa gag tanya tahun berapa itu..) nama puncak B29 didapat dari rekan reporter TVone & fotografer karna belum ada namanya maka dinamakan B29 yaitu bukit 2900mdpl (sesuai ketinggian). Selain itu ada juga puncak B30 lebih tinggi lagi yaitu bukit 3000mdpl. Bukit2 nan eksotis ini terletak di sisi tenggara kompleks pegunungan bromo tengger semeru.

Diluar dugaan awalnya kita pesimis karna didesa sepertinya cuaca kurang mendukung berkabut dan hujan namun rupanya dipuncak B29 & B30 terang benderang malah panas bingit cuyyy..!!

Sesampainya di B29 mata dimanjakan hamparan pegunungan bromo dan kalderanya yang luas membentang.. dsisi barat bisa dilihat jalannan ke desa yg amazing bgt..dtmbah bukit2 yg beradu menjulang…Subhanalahh…

Syahdu rasanya duduk diatas ketinggian menghadap hamparan pegunungan sambil dengerin –u belong to me.nya om bob Dylan. Inilah yang selalu menjadi kerinduan maka jangan tanya mengapa aku mau capek2 mendaki gunung hehe..ya makanya rasakan sendiri sensasinya setiap orang akan memberi jawaban yang berbeda-beda. Bagiku ini menjadi candu bahkan ini sudah menjadi caraku menikmati kehidupan aq ingin trus berjalan melihat apa yang belum aku lihat.

Ok..skip..skip..skip..!!atlist Senang rasanya bisa berkunjung kesana menikmati alamnya, bercengkrama dngn penduduk dan kearifan lokalnya. J oya uniknya dsana kalian bisa temui orang2 berpipi semu merah mau cew ato cow anak2 tua dewasa semua sama bak pakai blush on tapi yang ini alamiah hehe..Knapa bisa gt??mari kita tanyakan mbah google ya..

So..mengutip dari artikel rupanya yang menjadikan pipi yang bersemu merah itu akibat pelebaran pembuluh darah. Dimana kondisi ini terjadi karena tubuh orang2 yang tinggal dipegunungan beradaptasi dengan suhu pegunungan yang tekanan udaranya lebih rendah drpada daerah lain dengan memproduksi banyak eritrosit yang mengandung hemoglobin. Hemoglobin ini fungsinya untuk mengikat oksigen kemudian mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Hemoglobin ini lebih banyak dibutuhkan agar dapat mengikat oksigen yang jumlahnya terbatas secara optimal. Nah makanya mereka g perlu pakai blush on aja uda pipinya merah merona hehe…

Trus apa lagi ya..??ohya hasil ladang disana juga melimpah ruah. Kentang,kol, daun bawang,sayur-sayuran tumbuh subur. Cara berladang mereka yang luar biasa,..luar biasa ngeri men!! Gmana ga ngeri itu ladang kemiringannya sekitar 75⁰ masi bisa aja ditanemin..yaelah salut sama ibuk2 bpak2nya yg kesawah kyak lagi jalan2 ke jurang gt. Bukit2 yg menjulang itu abis dipake ladang sama mereka, yg ada dipikiranku itu orang ko ga takut mrosot gt ya…but itu cara cocok tanam kyk gt ternyata tdk tepat dari buku yang q baca“Enklave Ranupani karya Nurul Amin & Merviliani Patandianan” dimana dibukunya itu menjelaskan cara bercocok tanam yg seperti itu bisa meranggas bukit dan klo hujan bahayanya bisa bikin longsor dan banjir bandang. Nah ga kebayang kan klo desa diatas awan kebanjiran?? Tapi itu kenyataan, dampak alam yang bisa ditimbulkan seperti yang telah terjadi di desa ranupani tahun 2010 kaki gnung semeru.

Q rasa masi banyak lagi hal-hal luar biasa yg belom dtemui dan mesti dipelajari. Karena setiap perjalanan adalah sebuah pelajaran. So q mesti pulang kembali ke kerimbaan menembus jalanan bersama capung besi kesayangan yang telah membawaku sampai dsni hehe…

Next smga masi bisa jalan2 lagi dan berbagi cerita2 indah sampai beranak cucu kelak J

Tetap sehat tetap semangat kawan….

be a positive mine will u get lucky things…Waasallam J



Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun