Kemudian dilakukan penyiraman dengan menggunakan air laut yang akan mendukung pertumbuhan alami bibit. Dalam waktu 4 hingga 5 bulan, bibit-bibit ini mulai memperlihatkan perkembangan dengan munculnya daun-daun baru.
Namun, mereka juga harus menghadapi tantangan serius yang mengancam keberlangsungan hidup mereka dan ekosistem mangrove. Sebuah ancaman yang dapat mematikan kehidupan bagi penduduk Pulau Pari. Ancaman tersebut dari korporasi yang ingin menguasai lahan pesisir untuk kepentingan bisnisnya.Â
"Penanaman mangrove ini saya lakukan dengan mengajak perempuan-perempuan Pulau Pari adalah melawan karena pulau kita tidak baik-baik saja dari ancaman korporasi yang ingin mengeksploitasi pulau kita dan ancaman iklim," jelasnya, Rabu (11/12/2024).
Dengan begitu, kontribusi masyarakat sangat penting dalam program penanaman mangrove demi memastikan keberlanjutan langkah ini dan meningkatkan pemahaman pada pentingnya menjaga ekosistem ini.Â
Dalam penelitian Integrasi SWOT dan AHP dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kawasan Wisata Bahari Gugusan Pulau Pari tahun 2018, ahli keanekaragaman hayati dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Nurul Khakhim menekankan bahwa keberhasilan program penanaman mangrove sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat lokal.Â
"Penanaman mangrove bukan hanya tentang menanam pohon, ini adalah tentang membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ekosistem kita," tulis dalam penelitian tersebut.
Masyarakat Pulau Pari semakin menyadari pentingnya menjaga lingkungan melalui pendidikan dan kesadaran kolektif. Penanaman mangrove tidak hanya melibatkan perempuan saja, melainkan juga mengajak anak-anak dan generasi muda lainnya.Â
"Kita juga mengedukasi anak-anak sekolah dengan mengajari penanaman mangrove," ucap Asmania, Rabu (11/12/2024).
Pada penelitian Edukasi Ekowisata di Kawasan Mangrove Desa Mundupesisir, Cirebon tertulis bahwa pemahaman tentang peran mangrove dalam penyerapan karbon dapat membentuk generasi lebih sadar akan tantangan global dan mampu mengambil tindakan nyata untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim di masa yang akan datang.Â
Melalui langkah ini, masyarakat Pulau Pari menunjukkan bukti nyata dalam melestarikan lingkungan dan memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warga asli pulau tersebut. Setiap batang bibit yang ditanam, bukan berarti mereka hanya menanam pohon tetapi juga menghadirkan masa depan pulau mereka sendiri.Â
Penanaman mangrove memberikan makna yang mendalam dengan simbol harapan dan ketahanan. Meskipun pertumbuhan mangrove memakan waktu panjang, tetapi melalui penanaman mangrove dapat memberikan habitat bagi ikan dan membantu menyerap karbon sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Pari secara menyeluruh.Â