Mohon tunggu...
Kuni Hanifah
Kuni Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Pengampu: Dr. Hj Ira Alia Maerani, S.H., M.H

Seorang anak kecil dengan sejuta mimpinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pancasila dalam Menangani Krisis Moralitas di Indonesia

27 Desember 2024   21:17 Diperbarui: 27 Desember 2024   21:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, negara dengan keberagaman budaya dan agama yang luar biasa, saat ini tengah menghadapi krisis moralitas yang mendalam. Banyaknya kasus korupsi, kekerasan, dan ketidakadilan sosial, menunjukkan bahwa nilai-nilai moral yang telah lama menjadi fondasi bangsa ini mulai memudar. Dalam situasi seperti ini, Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangasa, memiliki peran penting dalam mengatasi krisis moralitas tersebut.

Pendidikan harus mampu mendidik, agar dapat tercipta akhlak dan moral yang baik, serta membantu membangun generasi yang menjunjung tinggi nilai dan kebiasaan yang benar. Alinea kedua pancasila yang menyatakan bahwa "kemanusiaan harus menjadi acuan bagi generasi saat ini", penting untuk kita ingat saat kita bekerja untuk menegakkan nilai-nilainya.. Isu kritis dalam perseteruan generasi saat ini adalah sulitnya mengetahui makna moralitas, berdasarkan sistem pendidikan saat ini dan faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya moral generasi bangsa.

●Faktor Penyebab Krisis Moralitas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moral pada individu, diantaranya:

1. Faktor keluarga, Kenakalan remaja kebanyakkan dilatarbelakangi broken home atau keluarga yang tak sesuai. Dari keluarga yang tidak harmonis ini bisa menjadi berdampak pada kesejahteraan mental psikologis anak.

2. Sekolah dan wawasan, Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh kurangnya perhatian dari guru, peraturan sekolah yang lemah, dan bimbingan konseling yang tidak berjalan dengan baik. Wawasan peserta didik yang terbatas serta tidak ditindaklanjuti.

3. Keyakinan yang menyimpang, kurangnya iman, kurangnya ajaran agama, dan tidak takut akan tuhan dapat mengakibatkan krisis moral.

4. Budaya dan Manusia. Masyarakat ketika ini cenderung terlalu terbuka dengan budaya asing, memakai pakaian yang tidak pantas, menjalani gaya hayati yang meniru negara asing, dan melupakan budaya dan ciri spesial Indonesia.

5. Penyimpangan teknologi, penyalahgunaan teknologi buat membuka situs purno, hacking, dan membuat komentar yang tidak pantas di media umum.

● Peran Pancasila dalam Mengatasi Krisis Moralitas 

Pancasila memiliki banyak sekali fungsi serta kedudukan, diantaranya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa serta kepribadian bangsa. Pancasila sangat erat dengan nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Dengan nilai-nilai Pancasila bisa menjadi solusi untuk mengatasi krisis moral waktu ini. Pancasila wajib dijadikan pedoman utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Setiap sila sesuai Pancasila dapat dijadikan tolak ukur baik buruknya, keabsahan bertindak, bertindak dan berperilaku sesuai tuntutan. Sebagai masyarakat negara Indonesia, perlu bertindak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Bangsa Indonesia harus mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila, mirip nilai agama, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi, dan nilai keadilan. Namun, saat ini warga Indonesia khususnya remaja belum mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan lebih suka menyerap budaya asing yang diyakini lebih gaul serta keren. Karena itu, buat mencegahnya, sekolah serta famili harus mampu membimbing mereka untuk berperilaku sesuai menggunakan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, pada ranah pendidikan buat mengatasi aneka macam kasus dekadensi yg ketika ini terjadi pada remaja, solusi buat menjawab permasalahan tersebut yaitu:

1. Memastikan bahwa pendidikan karakter ditanamkan pada anak usia dini dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan yang baik untuk hidup.

2. Pemilihan teman serta lingkungan yang tepat, sebab termasuk dalam secondary recognition agents.

3. Mampu memanfaatkan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan baik dan benar.

4. Memperluas mengenai wawasan dan pengetahuan pada ranah iptek dan kehidupan sosial.

5. Mempertinggi keimanan serta ketaqwaan pada diri sendiri sesuai menggunakan agama masing-masing.

6. Menyelenggarakan pendidikan moral dan pengembangan karakter di mata pelajaran yg diajarkan sang forum Pendidikan.

●KESIMPULAN

Pancasila merupakan nilai ideologis yang dijadikan pedoman hidup manusia dalam kehidupan masyarakat pada era globalisasi saat ini banyak fenomena yang terjadi, salah satunya adalah nilai nilai Pancasila yang berubah yang berujung pada peningkatan krisis mental. Di Indonesia yaitu penyatuan sekolah untuk anak-anak. Biasanya lebih banyak informasi tentang pelecehan seksual, narkoba, adab dan ekspresi moral lainnya dan celah Penyebab utamanya adalah karena faktor internal dan eksternal. Sayangnya, karena remaja adalah generasi penerus untuk membuat nama Indonesia, beberapa nama Indonesia menjadi lebih populer. Berdasarkan hal tersebut, nilai-nilai pancasila harus lebih dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diwujudkan melalui proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Dengan demikian, anak-anak dapat membiasakan diri untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan mereka. Indonesia mengalami penurunan jumlah kasus kesehatan jiwa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun