Mohon tunggu...
Kuni KhoirolAkmaliyah
Kuni KhoirolAkmaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM 2000002020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stimulasi Kemampuam Bercerita Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Boneka Tangan

17 November 2022   08:31 Diperbarui: 17 November 2022   08:39 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. PENDAHULUAN

Salah satu hal yang sangat penting bagi anak adalah pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan awal mereka dari anggota keluarga sejak lahir. Namun, hal tersebut belumlah cukup karena anak masih memerlukan pendidikan formal, dan pendidikan anak usia dini merupakan landasan yang paling mendasar dan penting bagi pencapaian prestasi akademik anak di masa depan. Pendidikan anak usia dini adalah program pembinaan bagi anak usia 0 sampai dengan usia 6 tahun. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak-anak ke jenjang pendidikan selanjutnya dengan menstimulasi pikiran, tubuh, dan jiwa mereka. Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini merupakan upaya menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan anak serta upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada Pasal 28 Ayat 1 yang berbunyi "Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar". Selanjutnya bab 1 ayat 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir samapi dengan 6 tahun yang dilakukkan melaui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani lebih lanjut.

Menurut E.Mulyasa, anak usia dini sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat sebagai individu, bahkan bisa dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentan yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya tengah berlangsung luar biasa. Periode ini dikenal sebagai masa keemasan. Di mana hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat. Stimulasi dan rangsangan dari lingkungan sangat dibutuhkan oleh anak. Dengan menstimulasi semua aspek perkembangan anak akan tumbuh dengan baik. Masa keemasan juga merupakan masa yang menentukan untuk pembangunan kognitif, motorik, sosio-emosional, religius, moral, dan bahasa. Salah satu dari 6 bidang perkembangan yang harus distimulus supaya berkembang dengan baik adalah bahasa.

Setiap manusia di bumi membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi untuk memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Berbicara merupakan sarana komunikasi yang umum dilakukan saat berinteraksi dan bersosialisasi. Kosa kata, ekspresi, dan pelafalan adalah tiga area yang perlu diperkuat dalam keterampilan anak usia 4-5 tahun, menurut (Dhieni, 2018). Anak harus dapat berpartisipasi dalam percakapan, dapat memberikan alasan atas sesuatu yang diinginkannya, dan dapat menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah didengarnya, sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) berdasarkan Permendikbud 137 Tahun 2014 . Salah satu kegiatan belajar sambil bermain yang di dalamnya terdapat kegiatan keaksaraan dengan cara yang menyenangkan adalah bercerita dengan boneka.

Boneka tangan adalah salah satu media yang paling menarik dan menyenangkan. Selain itu, boneka tangan mudah untuk dimainkan dan digunakan oleh anak-anak. Boneka ini merupakan boneka yang dibuat dari kain kemudian dibentuk menjadi berbagai macam karakter, seperti binatang atau manusia. Ukuran boneka tangan lebih besar dari ukuran boneka jari, menurut Gunarti (dalam Midyawati, 2016). Dengan menggunakan media boneka tangan kegiatan belajar bahasa akan lebih interaktif sehingga dapat melatih anak untuk berekspresi, membantu anak dalam mengkomunikasikan ide-ide kreatifnya, dan dapat meningkatkan kemampuan berbahasanya tanpa rasa bosan (Kusdiyati  dkk.,  2010).

2. PEMBAHASAN

  • Karakteristik Anak Usia 4-5 Tahun

Anak-anak yang berusia 4-5 tahun termasuk ke dalam masa kanak-kanak. Tadzkiroatun Musfiroh (2005:1) mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berumur 0 tahun atau dari lahir sampai sekitar delapan tahun (0-8) pada usia itu semua aspek perkembangan tumbuh dan berkembang pesat. Aspek-aspek tersebut adalah aspek nilai agama dan moral, aspek sosial dan emosional, aspek fisik-motorik, aspek kognitif dan aspek bahasa.

Bahasa mencakup semua alat komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Termasuk memahami berbagai jenis komunikasi seperti: menulis, berbicara, bahasa kiasan, ekspresi wajah, gerak tubuh, pantomim dan seni (Hurlock, 1978: 176). Mangantar Simanjuntak dan Soenjono Dardjowidjojo (dalam Suhartono, 2005: 82-84) menjelaskan bila anak usia 4-5 tahun memiliki kapasitas penuh, anak-anak normal dapat berbicara sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa ibu mereka. Anak-anak dapat memahami dan mencari tahu apa yang orang berikan kepada anak-anak atau apa yang mereka ingin sampaikan kepada orang lain. Jadi pada usia ini anak tidak hanya bicara sesuatu yang tidak bermakna.

Anak usia 4-5 tahun mulai belajar untuk mengubah urutan kata mereka sesuai dengan situasi. Perkembangan kognitif menjelaskan bagaimana pikiran anak-anak berkembang dan berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir. Piaget (dalam Slamet Suyanto, 2005: 53-67) menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun berada pada tahap Praoperasional. Saat ini, anak mulai berproses untuk berpikir lebih jelas. Anak mulai mengenal tanda dan simbol tertentu termasuk bahasa dan gambar. Anak-anak dapat menggambarkan dunia secara kongkrit. Oleh karena itu, metode yang tepat untuk digunakan untuk anak usia 4-5 tahun adalah metode yang kongkrit.

Bercerita adalah kegiatan yang dapat membantu anak dan dapat mengatur pola pikir serta mengekspresikan emosi (Sawyer, 1996: 143) sehingga dapat memberikan motivasi, memperkaya kosa kata dalam berbahasa, dan tidak mahal (Wright, 2002: 3). Armstrong juga mengatakan bahwa bercerita adalah kegiatan menceritakan kata-kata atau cerita (Amstrong, 2003:25) selain itu informasi juga dapat disampaikan melalui bercerita, mengajarkan kata-kata dan konsep. Salah satu kelebihan dari bercerita yaitu seseorang dapat lebih mudah mengingat informasi khususnya bagi anak usia dini.

Kegiatan bercerita juga dapat membuat anak tertarik dengan buku (Eliason dan Jenkins, 2008: 25). Oleh karena itu, informasi yang diterima anak baik dari guru, televisi, bahkan teman sebaya dan lingkungan dapat dicerna oleh anak dan dapat menambah kosa kata baru bagi anak. Informasi yang diterima oleh anak akan disimpan di dalam memori. Pemrosesan informasi terjadi ketika anak menerima informasi. Berbagai gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah kemampuan seorang anak untuk mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata dan ekspresi, sehingga anak dapat memberikan informasi kepada orang lain dan meningkatkan kemampuan berbicaranya. Untuk menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dalam mengembangkan kemampuan berceritanya dan tidak malu dalam menyampaikan imajinasi serta ide-ide kreatifnya dapat menggunakan media boneka tangan.

Sudjana (2010: 188) menyebutkan apa yang dimaksud dengan boneka tangan yaitu boneka yang digerakkan oleh tangan disebut boneka tangan. Ditambahkan oleh Musfiroh (2005: 148) boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan. Menurut Musfiroh (2005: 179) boneka sebagai media dapat menghidupkan suasana karena memiliki pesona dihadapan anak. Boneka bisa membuat anak berpikir imajinasi bahwa boneka itu bisa bicara, dan kita bisa bicara dengannya. Oleh karena itu, ketika mendengarkan boneka berbicara atau bercerita tentang anak-anak pada umumnya memperhatikan boneka itu, seolah-olah boneka itu sedang berbicar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, boneka sebagai media bisa menghidupkan keadaan karena memiliki pesona di depan anak. Boneka bisa membuat anak berpikir tentang boneka itu bisa bicara, dan kita bisa bicara dengannya. Boneka tangan memiliki banyak manfaat, terutama sebagai perantara yang digunakan untuk melibatkan anak-anak dalam cerita yang diceritakan agar anak lebih mudah dalam menangkap isi pembelajaran yang disampaikan. Media boneka tangan dapat menarik perhatian anak menggunakan gerak tubuh, kata-kata yang menggambarkan ekspresi dan intonasi guru.

3. PENUTUPAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media boneka tangan kemampuan bercerita pada anak dapat dikembangkan secara maksimal. Karena dengan bantuan media boneka tangan anak akan lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan dengan perasaan yang menyenangkan dan dapat dengan mudah menyimpan kosa kata baru untuk kemudian ia gunakan dalam proses berceritanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggalia, A. (2014). Upaya meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak dengan menggunakan media boneka tangan muca (moving mouth puppet) pada kelompok A TK Kemala Bhayangkari 01 Semarang. Paudia: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2 Oktober).

Kurniawati, N. (2018). Peningkatkan Kemampuan Bercerita Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Di Kelompok B Tk Aisyiyah 66 Surabaya. Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 3(3c).

Rakhmawati, N., Asmawati, L., & Rosidah, L. (2019, August). MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. In Prosiding Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019 (pp. 229-238).

Rachmi, T. (2015). Pengaruh Permainan dan Kemampuan Menyimak terhadap Kemampuan Bercerita. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 127-142.

Wondal, R. (2015). Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Melalui Metode Karya Wisata. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 1-14.

RIA, S. (2021). MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITAMELALUI BONEKA TANGAN USIA 4-5 TAHUN DI TK PERTIWI PAKUAN RATU WAY KANAN (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Suradinata, N. I., & Maharani, E. A. (2020). Pengaruh bercerita berbantuan media boneka tangan terhadap kemampuan berbicara anak. Journal of Education Research, 1(1), 28-37.

Yunita, I., & Skripsi Yunita, I. (2014). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok A1di Tk Kartika Iii-38 Kentungan. DEPOK, SLEMAN,(September).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun