Kegiatan bercerita juga dapat membuat anak tertarik dengan buku (Eliason dan Jenkins, 2008: 25). Oleh karena itu, informasi yang diterima anak baik dari guru, televisi, bahkan teman sebaya dan lingkungan dapat dicerna oleh anak dan dapat menambah kosa kata baru bagi anak. Informasi yang diterima oleh anak akan disimpan di dalam memori. Pemrosesan informasi terjadi ketika anak menerima informasi. Berbagai gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah kemampuan seorang anak untuk mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata dan ekspresi, sehingga anak dapat memberikan informasi kepada orang lain dan meningkatkan kemampuan berbicaranya. Untuk menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dalam mengembangkan kemampuan berceritanya dan tidak malu dalam menyampaikan imajinasi serta ide-ide kreatifnya dapat menggunakan media boneka tangan.
- Media Boneka Tangan
Sudjana (2010: 188) menyebutkan apa yang dimaksud dengan boneka tangan yaitu boneka yang digerakkan oleh tangan disebut boneka tangan. Ditambahkan oleh Musfiroh (2005: 148) boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan. Menurut Musfiroh (2005: 179) boneka sebagai media dapat menghidupkan suasana karena memiliki pesona dihadapan anak. Boneka bisa membuat anak berpikir imajinasi bahwa boneka itu bisa bicara, dan kita bisa bicara dengannya. Oleh karena itu, ketika mendengarkan boneka berbicara atau bercerita tentang anak-anak pada umumnya memperhatikan boneka itu, seolah-olah boneka itu sedang berbicar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, boneka sebagai media bisa menghidupkan keadaan karena memiliki pesona di depan anak. Boneka bisa membuat anak berpikir tentang boneka itu bisa bicara, dan kita bisa bicara dengannya. Boneka tangan memiliki banyak manfaat, terutama sebagai perantara yang digunakan untuk melibatkan anak-anak dalam cerita yang diceritakan agar anak lebih mudah dalam menangkap isi pembelajaran yang disampaikan. Media boneka tangan dapat menarik perhatian anak menggunakan gerak tubuh, kata-kata yang menggambarkan ekspresi dan intonasi guru.
3. PENUTUPAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media boneka tangan kemampuan bercerita pada anak dapat dikembangkan secara maksimal. Karena dengan bantuan media boneka tangan anak akan lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan dengan perasaan yang menyenangkan dan dapat dengan mudah menyimpan kosa kata baru untuk kemudian ia gunakan dalam proses berceritanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggalia, A. (2014). Upaya meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak dengan menggunakan media boneka tangan muca (moving mouth puppet) pada kelompok A TK Kemala Bhayangkari 01 Semarang. Paudia: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2 Oktober).
Kurniawati, N. (2018). Peningkatkan Kemampuan Bercerita Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Di Kelompok B Tk Aisyiyah 66 Surabaya. Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 3(3c).
Rakhmawati, N., Asmawati, L., & Rosidah, L. (2019, August). MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. In Prosiding Seminar Nasional PG PAUD Untirta 2019 (pp. 229-238).
Rachmi, T. (2015). Pengaruh Permainan dan Kemampuan Menyimak terhadap Kemampuan Bercerita. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 127-142.
Wondal, R. (2015). Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Melalui Metode Karya Wisata. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 1-14.