Dibentuknya konsep pendidikan inklusif meningkatkan perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus. Hal ini disebabkan karena, di dalam pendidikan sering terdengar istilah anak kesulitan belajar.Â
Slow Learner (lambat belajar) merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tidak dapat dikenali dari penampilan fisiknya, namun anak slow learner membutuhkan layanan pendidikan yang bersifat khusus.Â
Anak lambat belajar (slow learner) yaitu anak dengan keterbatasan potensi kecerdasan dibawah rata-rata. Skor IQ anak slow learmer kisaran 70-89, yang membuat proses belajarnya menjadi lamban.Â
Kelambatan belajar tidak hanya pada satu mata pelajaran, tetapi merata pada semua mata pelajaran. Gangguan ini biasanya mempengaruhi kerja otak dalam melakukan keterampilan verbal maupun nonverbal yang biasanya disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan sewaktu dalam kandungan, hingga trauma akibat perlakuan buruk.
Karakteristik Anak Lambat Belajar
   Dalam tumbuh kembangnya karakteristik anak lambat belajar berbeda dengan anak seusianya, ciri-ciri anak lambat belajar diantaranya :
- Biasanya anak lambat belajar mengalami kegagalan dalam memahami pelajaran maupun konsep dasar dibidang akademik, seperti halnya membaca, menulis, berhitung dan bahasa.
- Anak slow learner kemampuan dalam mengingatnya terbilang rendah.
- Anak slow learner sulit untuk bersosialisasi baik dengan teman maupun lingkungan disekitarnya. Biasanya anak slow learner lebih pasif, merasa minder, dan tidak suka bergaul.
Penanganan Terhadap Anak Slow LearnerÂ
Anak dengan kebutuhan khusus slow learner membutuhkan penanganan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, penanganan tersebut bisa dilakukan dengan :
- Kegiatan praktek dapat menguatkan materi yang disampaikan kepada anak slow learner
- Anak slow learner dibimbing secara individual atau privat
- Dengan waktu yang  lebih singkat dalam menyampaikan materi dan memberikan tugas lebih sedikit dibanding teman-teman pada umunya.
- Tidak disarankan menghafal materi, lebih baik membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru
- Lebih efektif menggunakan petunjuk visual maupun peragaan dibanding verbalisasi
- Konsep-konsep atau pengertian-pengertian disajikan secara sederhana.
- Tidak memaksa anak slow learner untuk berkompetisi dengan anak normal lainnya.
- Ketika memberikan tugas harus secara kongkrit dan terstruktur
- Dalam memahami berbagai konsep berikan kesempatan kepada anak untuk mempraktekkan langsung agar mudah dalam mengingatnya
- Untuk memudahkan anak dalam memahami materi baru dapat dikaitkan dengan materi yang sudah anak pahami agar lebih mudah dan familiar bagi anak.
- Memberikan instruksi yang sederhana
- Bekerjasama dengan orang tua dalam pendidikan anak
- Mengetahui dan memahami geya belajar masing-masing anak didik
Setelah kita mengenal karakteristik anak slow learner dan bagaimana cara menanganinya, akan lebih baik apabila kita tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapi anak slow learner dan media yang dapat digunakan.
Â
Penyelesaian Masalah bagi Slow learner
- Penyebab utama yang mempengaruhi kecerdasan yaitu pemeliharaan sejak dini dengan tindakan awal mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya
- Fokus dalam mengembangkan bakat anak sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari kelemahan anak
- Agar anak slow learner lebih fokus dan mendapatkan perhatian yang lebih dengan metode yang sesuai dan anak dapat memahami sebuah konsep, sebaiknya lembaga pendidikan membuat kelas atau kelompok belajar khusus
- Sekolah dapat mengatur waktu atau menambah guru khusus untuk membantu kebutuhan belajar anak slow learner dengan memberikan pelajaran tambahan
- Bagi anak slow learnet latihan indra sangat berpengaruh dan berhubungan erat dengan kecerdasannya