Salah satu kesalahan besar yang sering terjadi adalah keyakinan bahwa rezeki hanya bisa datang dari jalur formal. Banyak orang berpikir, "Kalau lulus kuliah, ya harus dapat kerja yang sesuai dengan ijazah," seolah-olah itulah satu-satunya jalan untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Padahal, kenyataannya rezeki bisa datang dari mana saja.
Nggak harus terjebak dalam pola pikir bahwa pekerjaan impian harus sesuai dengan jurusan yang kamu ambil. Faktanya, banyak sekali orang sukses yang rezekinya datang dari hal-hal yang nggak ada hubungannya sama sekali dengan ijazah mereka. Mungkin mereka lulusan ekonomi, tapi suksesnya justru di bidang kuliner. Atau mungkin dulu kuliah di jurusan teknik, tapi sekarang mereka punya bisnis di bidang kreatif. Peluang di luar jalur formal itu jauh lebih banyak dari yang kamu bayangkan.
Rezeki bisa datang dari mana saja: usaha kecil-kecilan, keterampilan yang kamu pelajari sendiri, atau bahkan dari jaringan dan relasi yang kamu bangun. Di dunia yang semakin dinamis ini, kreativitas dan keterampilan praktis jauh lebih dihargai daripada sekadar selembar ijazah. Kalau kamu cuma fokus pada mencari pekerjaan yang "sesuai dengan ijazah," kamu mungkin bakal melewatkan banyak peluang besar yang sebenarnya bisa menjadi sumber rezeki yang melimpah.
Yang paling penting adalah kebiasaan belajar yang sudah kamu bangun selama sekolah. Kebiasaan ini bisa menjadi modal berharga untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, termasuk mencari rezeki. Ingat, kehidupan adalah proses belajar terus-menerus. Setiap hari kita dihadapkan pada masalah dan tantangan yang membutuhkan solusi. Dan di sinilah kemampuan untuk memecahkan masalah menjadi sangat penting. Setiap masalah yang kamu hadapi adalah kesempatan untuk belajar dan menemukan cara baru dalam mencari rezeki.
Lihat para pengusaha sukses. Mereka mungkin memulai usaha tanpa latar belakang akademik yang relevan, tapi mereka punya satu kesamaan: mereka terus belajar dari setiap langkah yang diambil. Mereka nggak takut untuk mencoba hal-hal baru, beradaptasi, dan menemukan solusi kreatif untuk setiap masalah yang muncul. Mereka mengandalkan keterampilan problem-solving yang dibentuk dari pengalaman, bukan dari teori di kelas.
Jadi, jangan berpikir bahwa rezeki hanya bisa datang dari pekerjaan formal atau jalur yang sesuai dengan ijazah. Rezeki bisa datang dari mana saja, selama kamu terus belajar, beradaptasi, dan memecahkan masalah. Mulailah dari hal-hal kecil, eksplorasi kreativitasmu, bangun jaringan, dan gunakan semua keterampilan yang kamu miliki. Dunia ini penuh dengan peluang bagi mereka yang nggak takut untuk keluar dari jalur formal dan mencari jalan mereka sendiri.
Eksekusi dan Disiplin yang Dibangun di Sekolah
Pernah nggak kamu mikir, kenapa selama sekolah kita selalu dituntut untuk datang tepat waktu, mengerjakan PR, ikut ujian, dan seabrek tugas lainnya? Mungkin dulu kita sering ngeluh, ngerasa terbebani, bahkan mikir "buat apa sih semua ini?". Tapi sebenarnya, tanpa kita sadari, sekolah sedang membentuk disiplin dan tanggung jawab dalam diri kita.
Disiplin dan tanggung jawab itu adalah bekal utama yang harus kita bawa ke kehidupan nyata. Di sekolah, kita belajar bagaimana mengeksekusi tugas dengan baik---mulai dari mengatur waktu, memprioritaskan pekerjaan, hingga menyelesaikan tugas tepat waktu. Ini bukan sekadar tentang mendapatkan nilai bagus atau pujian dari guru, tapi tentang membangun karakter yang nantinya akan sangat berguna saat kita menghadapi dunia kerja atau bisnis.
Nah, masalahnya, banyak orang yang setelah lulus sekolah atau kuliah, lupa dengan disiplin yang sudah dibangun bertahun-tahun itu. Mereka berpikir bahwa dunia nyata akan memberi mereka kelonggaran, padahal justru sebaliknya. Di luar sana, kompetisi jauh lebih ketat, dan tanpa disiplin serta kemampuan untuk mengeksekusi rencana dengan baik, kita akan mudah tergilas.
Ingat, kesuksesan berasal dari tindakan nyata, bukan hanya teori. Kamu bisa punya sejuta ide brilian di kepala, hafal semua teori dari buku teks, dan pegang ijazah dengan nilai cum laude. Tapi kalau nggak ada eksekusi, semua itu cuma jadi angan-angan kosong. Dunia nggak akan peduli seberapa pintar kamu dalam teori kalau kamu nggak bisa mengaplikasikannya dalam tindakan nyata.
Aku pernah kenal seseorang yang selalu punya ide cemerlang. Setiap kali ngobrol, dia bisa menjabarkan rencana bisnis yang luar biasa, lengkap dengan strategi pemasaran dan analisis pasar. Tapi sayangnya, semua itu cuma berhenti di pembicaraan. Nol eksekusi. Dia selalu menunda-nunda, mencari alasan, atau takut gagal. Dan hasilnya? Sampai sekarang, nggak ada satupun ide itu yang terwujud.