Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Kuliah Jadi Sekadar "Tugas-Tugas"

29 Desember 2023   21:05 Diperbarui: 30 Desember 2023   10:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pasti pernah merasa kecewa saat sesuatu yang kita harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi, bukan? Bayangkan saja, kita sebagai mahasiswa dengan semangat yang menggebu-gebu siap menyerap ilmu, namun yang kita temukan hanyalah tugas-tugas yang diberikan tanpa penjelasan yang memadai. Ini realitas yang beberapa kali kita temui di era perkuliahan saat ini.

Mari kita ceritakan kisah ini dengan bahasa yang mudah dipahami. Bayangkan saja, kita punya janji temu dengan seseorang di kafe favorit kita. Hari itu, kita bangun lebih awal, memastikan diri tampil rapi, hanya untuk menunggu tanpa kehadiran seseorang yang kita tunggu. Di saat kita mulai merasa bosan, kita menerima pesan singkat: "Maaf, tidak bisa datang. Silakan baca buku ini untuk memahami topik kita." Tentu saja, rasa kecewa kita tak tertahankan.

Situasi di atas, meskipun sederhana, mencerminkan apa yang kita rasakan ketika dosen tidak hadir dan hanya memberikan tugas tanpa penjelasan. Kita semua sepakat bahwa kuliah bukan sekadar tentang mengumpulkan tugas, melainkan proses belajar yang melibatkan interaksi, diskusi, dan pemahaman mendalam. Tugas tanpa pengertian itu seperti pesan singkat di atas: tidak memberikan nilai tambah bagi perkembangan kita sebagai mahasiswa.

Mari kita sejenak berpikir: apa sih yang kita harapkan dari perkuliahan? Tentu saja, kita ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, memahami konsep dengan baik, dan tentu saja, bisa mengaplikasikannya di dunia kerja. Namun, bagaimana kita bisa mencapai itu semua jika dosen sebagai pemandu kita, tak hadir dan hanya mengirimkan tugas?

Ketika dosen absen berulang kali, bukan hanya waktu kita yang terbuang sia-sia, tetapi juga potensi dan kesempatan emas untuk belajar yang optimal. Kita sebagai mahasiswa pasti memiliki kisah-kisah di mana materi yang seharusnya mudah dipahami dengan penjelasan langsung dari dosen, menjadi sulit karena hanya diberikan melalui tugas yang mungkin tidak selalu jelas.

Kita mungkin merasa frustasi dengan ketidakpastian jadwal dan penjelasan materi yang kurang. Bayangkan, seperti saat kita mencoba memahami resep masakan baru. Kita mungkin memiliki semua bahan, tetapi tanpa petunjuk yang jelas, hasil akhirnya bisa jauh dari ekspektasi. Begitu juga dengan materi kuliah, kita membutuhkan dosen sebagai chef yang memberikan petunjuk jelas agar kita bisa 'memasak' pengetahuan dengan baik.

Selain itu, dengan diberikan tugas tanpa penjelasan, kita merasa beban kerja kita bertambah. Bayangkan jika kita sebagai seorang karyawan harus menyelesaikan tugas kantor dan tugas kuliah sekaligus tanpa panduan yang jelas. Kita tentu merasa kewalahan, bukan?

Tidak hanya dari segi akademik, ketidakstabilan ini juga bisa mengurangi motivasi kita. Kita mungkin mulai bertanya-tanya, "Apakah ini benar-benar investasi yang saya lakukan untuk masa depan?" Pertanyaan ini muncul karena kita merasa tidak mendapatkan nilai tambah dari proses belajar kita.

Selanjutnya, mari kita pikirkan bagaimana interaksi dengan dosen mempengaruhi keterampilan sosial kita. Kita pasti setuju bahwa interaksi dengan dosen dan teman sekelas merupakan bagian dari perkembangan soft skills kita. Namun, dengan ketidakstabilan ini, kita kehilangan peluang untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan membangun jaringan yang berharga.

Kita semua ingin mendapatkan pendidikan berkualitas. Kita ingin merasa dihargai sebagai mahasiswa yang berkomitmen tinggi. Namun, dengan situasi ini, kita merasa seperti 'ditinggalkan' di tengah jalan tanpa arahan yang jelas.

Kita tentu berharap perubahan yang positif. Kita berharap institusi pendidikan dan dosen dapat menyadari pentingnya kehadiran dan interaksi yang efektif dalam proses belajar mengajar. Sebab, kita semua tahu, investasi dalam pendidikan bukan hanya soal uang, tetapi juga soal masa depan kita yang lebih baik. Mari kita harapkan perubahan dan berusaha memberikan yang terbaik bagi pendidikan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun