Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meraih Ketenangan dalam Ketidakpastian: Belajar dari The Wisdom of Insecurity

28 November 2023   16:17 Diperbarui: 28 November 2023   16:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels/Nicola Barts

Bayangin aja kita lagi jalan-jalan di taman bermain, dan tiba-tiba ada roller coaster raksasa yang bikin mata kita melotot. Kita kayak, "Wah, gila! Seru nih, pasti berasa udah kayak di atas dunia!" Nah, itulah hidup, teman-teman. Kadang kita seneng banget pas lagi di atas, tapi juga ada saat-saat yang bikin kita merinding di tikungan tajam.

Jadi, kita sering banget pengen nyari stabilitas dalam hidup, ya? Pengen punya jaminan, pengen tau apa yang bakal terjadi besok, lusa, atau bahkan 10 tahun ke depan. Tapi, kenyataannya, dunia ini nggak ada jaminan, gengs. Segala sesuatunya bisa berubah dalam sekejap. Kayaknya kita semua udah ngalamin deh, misalnya kerjaan yang tadinya aman tiba-tiba ilang, atau hubungan yang dulu manis bisa jadi rumit.

Jadi, kadang kita terlalu fokus nyari kestabilan, sampe-sampe kita lupa untuk menikmati perjalanan ini. Kita kayak pengembara di hutan belantara yang nggak pernah tau apa yang bakal kita temuin di belokan berikutnya. Dan, seru, kan? Nggak ada yang bisa ngebosenin perjalanan hidup kita yang penuh kejutan ini.

Yaudah, teman-teman, pesan yang bisa kita ambil dari pembicaraan ini adalah, jangan terlalu khawatir tentang kepastian dalam hidup. Meskipun kita pengen punya garansi segala sesuatu, tapi kadang justru kebahagiaan ada di perjalanan, bukan di tujuannya. Kita lagi naik roller coaster yang asik ini, jadi lebih baik kita nikmati setiap momennya tanpa perlu terlalu cemas tentang tikungan berikutnya, ya.

Manusia hanya senang ketika ada masa yang belum terwujud

Oke, teman-teman, sekarang kita akan bahas poin ketiga dari buku keren ini. Jadi, buat yang belum nyampe, "The Wisdom of Insecurity" ini sebenernya ngasih kita banyakan pelajaran hidup, loh.

Bayangkan ini, kita semua sering banget seneng cuman kalo ada masa depan yang cerah, kan? Misalnya, kita mikir, "Kapan ya aku bisa dapet promosi kerja? Atau kapan ya aku bisa beli mobil baru?" Nah, waktu kita berhasil dapetin itu, kita pasti seneng banget, kan? Rasanya kayak, "Wah, akhirnya kesampaian juga!" Tapi, nih, kebahagiaan itu seringnya sementara, gengs.

Kenapa, ya? Karena kita cenderung selalu punya harapan baru di masa depan. Jadi, misalnya, kalo udah punya mobil baru, kita bakal mulai mikir, "Hmm, tapi kalo punya mobil yang lebih keren, pasti makin bahagia deh." Nah, itu kayak kita jadi keledai yang terus kejarin wortel yang digantung di depan mata kita. Selalu ada yang kita incar, tapi kadang nggak pernah kita dapetin. Kayak yang dulu pengen mainan ini, terus begitu dapet, pengen mainan itu. Ini kayak alur yang nggak pernah berhenti.

Jadi, teman-teman, pesan yang bisa kita ambil dari sini adalah, kita sering lupa menikmati momen saat ini karena terlalu fokus ke masa depan yang belum tentu. Kita jadi kayak pengendara yang nggak pernah puas dengan mobil kita yang sudah bagus, selalu pengen yang lebih. Padahal, hidup ini kayak permainan roller coaster, kita harusnya nikmatin setiap tikungan dan kecepatannya.

Loh, tapi tunggu dulu, ini kayaknya nggak berhenti di situ aja, ya? Kita juga sering banget merasa kosong setelah mencapai tujuan. Misalnya, kita ngejar-ngejar tujuan, seperti dapetin gelar kuliah atau karir yang ciamik. Tapi pas kita udah sampe sana, eh, kok rasanya ada yang kurang? Kita merasa kosong, bingung, dan nggak puas.

Ini kayak kisah kejar-kejaran sama kebahagiaan yang nggak pernah selesai. Kita kayak keledai yang terus-menerus ngejar wortel yang makin di depan, padahal kita bisa aja nikmatin wortel yang udah ada di tangan kita. Jadinya, kita harus ngingetin diri sendiri buat berhenti sejenak, liat sekitar, dan nikmatin momen ini, saat kita udah meraih sesuatu.

Makanya, teman-teman, pesan dari buku ini adalah kita harus lebih bisa menikmati setiap momen saat ini. Hidup ini kayak makan es krim favorit kita, yang enaknya cuma bisa dinikmati di saat ini. Jadi, daripada terus-terusan ngejar sesuatu yang belum pasti ada di masa depan, mending kita coba lihat apa yang bisa bikin kita bahagia saat ini. Jangan sampai kita lupa menikmati perjalanan ini karena terlalu sibuk mikirin tujuan akhir.

Penderitaan dan Kebahagiaan adalah Dua Sisi dari Satu Koin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun