Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memanfaatkan Psikologi untuk Kehidupan yang Lebih Bermakna

20 Oktober 2023   05:17 Diperbarui: 20 Oktober 2023   18:43 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com/Tima Miroshnichenko

Misalnya, mengenali kecenderungan untuk mempersepsikan informasi sesuai dengan keyakinan kita yang sudah ada (konfirmasi bias) dapat membantu kita menjadi lebih objektif dalam menilai informasi baru.

Namun, manfaat belajar psikologi tidak terbatas pada pemahaman diri. Dengan memahami konsep-konsep psikologi, kita juga dapat meningkatkan empati dan pengertian kita terhadap orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Carl Rogers, "Untuk memahami seseorang, kita harus mampu merasakan dunianya seolah-olah itu dunia kita sendiri" (as cited in Kirschenbaum, 2007).

Empati, yang sering didefinisikan sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, diperkuat dengan pengetahuan tentang psikologi. Dengan memahami latar belakang psikologis seseorang, kita dapat merespons dengan lebih sensitif dan empatik.

Akhirnya, dengan mempelajari psikologi, kita mendapatkan keterampilan untuk mendekati orang lain dengan pikiran yang lebih terbuka, menerima perbedaan, dan merespons dengan kasih sayang dan pengertian.

Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Dalam mengambil keputusan, baik besar maupun kecil, kita kerap kali tidak menyadari pengaruh pikiran bawah sadar yang mempengaruhi pilihan kita. Psikologi, khususnya psikologi kognitif, memainkan peran kunci dalam memahami bagaimana kita membuat keputusan. Seperti yang diungkapkan oleh Tversky dan Kahneman (1981), "Pilihan manusia seringkali dipengaruhi oleh bias kognitif yang tidak rasional, bukan berdasarkan pertimbangan logika semata."

Bias kognitif adalah kesalahan sistematis dalam pengolahan informasi yang mendorong kita untuk membuat keputusan berdasarkan asumsi atau kepercayaan yang keliru.

Contoh klasik dari ini adalah "availability heuristic", dimana individu cenderung mengandalkan informasi yang mudah diingat ketika membuat keputusan, daripada mengandalkan semua data yang tersedia (Tversky & Kahneman, 1973). Dengan memahami dan mengenali bias ini, kita dapat menghindari jebakan dalam pengambilan keputusan dan membuat pilihan yang lebih objektif.

Selain itu, memahami konsep heuristik juga penting. Meskipun heuristik dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan, mereka juga bisa menyesatkan.

Sebagai contoh, "anchor heuristic" adalah kecenderungan untuk mengandalkan informasi awal (atau "jangkar") sebagai titik referensi dalam membuat keputusan, meskipun informasi tersebut mungkin tidak relevan (Tversky & Kahneman, 1974).

Dengan memahami bias dan heuristik yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan kita, kita dapat menjadi lebih sadar akan kecenderungan kita sendiri dan berusaha untuk membuat keputusan yang lebih informasi dan objektif. Akhirnya, belajar tentang psikologi memberi kita alat untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan beralasan.

Berkontribusi dalam Bidang Profesi

Dalam dunia yang semakin kompleks, penerapan ilmu psikologi dalam berbagai bidang profesi menjadi kunci keberhasilan banyak organisasi dan individu. Bukan hanya bagi mereka yang bekerja secara langsung dalam bidang kesehatan mental, tetapi juga bagi hampir semua profesional di berbagai sektor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun