Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Jadi, Bisnis Itu Gampang atau Sulit?

15 Oktober 2023   20:15 Diperbarui: 22 Oktober 2023   10:06 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi binis | sumber gambar dari kompas.com

Sebaliknya, orang dengan mentalitas tetap cenderung percaya bahwa kemampuan dan keberhasilan mereka adalah hasil dari bakat atau faktor keturunan, dan kurang bisa berubah. 

Dalam konteks bisnis, hal ini dapat berarti enggan menghadapi perubahan, takut gagal, atau cepat menyerah ketika menghadapi tantangan.

Pandangan Terhadap Tantangan dan Kegagalan

Pandangan seseorang terhadap tantangan dan kegagalan sangat mempengaruhi persepsi mereka tentang kesulitan dalam berbisnis. Jika seseorang melihat kegagalan sebagai bencana atau akhir dari sebuah perjalanan, maka setiap rintangan di jalan mungkin akan terasa lebih berat dan menghambat. 

Namun, bagi mereka yang melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri, setiap rintangan mungkin hanya akan dirasakan sebagai hambatan sementara yang harus dihadapi.

Dalam bisnis, kegagalan dan tantangan adalah hal yang tak terhindarkan. Namun, bagaimana seseorang memandang dan meresponsnya dapat mempengaruhi seberapa jauh mereka mampu melangkah dan seberapa tinggi mereka mampu bangkit kembali. 

Mentalitas dan ketahanan, dalam hal ini, bukan hanya tentang bagaimana kita menghadapi kesulitan, tetapi juga bagaimana kita memanfaatkannya untuk tumbuh dan berkembang.

Konteks 'Gampang' dan 'Sulit'

Kata-kata 'gampang' dan 'sulit', meskipun tampak sederhana, memiliki kedalaman yang luas dan penuh nuansa. Mereka memuat emosi, pengalaman, dan harapan yang sering kali berbeda bagi setiap individu. Bagaimana kita memahami dan menggunakan kata-kata ini seringkali mencerminkan perspektif pribadi kita terhadap hidup dan bisnis.

Konotasi 'Gampang' dan 'Sulit':

  • 'Gampang': Bagi sebagian orang, kata ini menandakan sesuatu yang tidak memerlukan banyak usaha atau tantangan. Namun, bagi yang lain, 'gampang' mungkin berarti sesuatu yang dapat dikelola atau dipahami dengan baik berkat persiapan dan pengalaman mereka sebelumnya.
  • 'Sulit': Di satu sisi, 'sulit' bisa berarti sesuatu yang menantang, membingungkan, atau memerlukan usaha ekstra. Di sisi lain, bagi beberapa orang, 'sulit' mungkin hanya berarti proses yang memerlukan waktu lebih lama atau pendekatan yang berbeda.

Pendekatan Optimistik vs Realistik:

  • Optimistik: Pendekatan optimistik cenderung melihat potensi dan peluang di setiap situasi. Dalam konteks 'gampang' dan 'sulit', seorang optimis mungkin akan melihat kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Mereka mungkin berpikir bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan menjadi 'gampang' setelah melalui proses pembelajaran.
  • Realistik: Pendekatan realistik, sementara itu, cenderung melihat situasi apa adanya. Mereka mengakui adanya kesulitan dan rintangan, tetapi juga mencari solusi praktis untuk mengatasinya. Bagi mereka, kata 'sulit' mungkin merupakan pengakuan bahwa tidak semua hal berjalan mulus, tetapi dengan strategi yang tepat, kesulitan dapat diatasi.

Dalam berbisnis, kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita menggabungkan optimisme dengan realisme, sehingga kita dapat tetap bersemangat dan berharap yang terbaik, sambil tetap mempersiapkan diri untuk menghadapi realitas dan tantangan yang ada.

Tujuan Komunikasi

Kata-kata memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menginformasikan, memotivasi, dan terkadang mengintimidasi. Dalam dunia bisnis dan motivasi, bagaimana seseorang memilih kata-kata mereka seringkali dipengaruhi oleh siapa audiens mereka dan apa yang ingin mereka capai melalui komunikasi tersebut.

Pemilihan Kata Berdasarkan Audiens dan Tujuan:

  • Memahami Audiens: Seorang motivator atau pengusaha yang berpengalaman akan memahami kebutuhan, harapan, dan ketakutan audiens mereka. Misalnya, apabila berbicara di depan para pemula yang baru memulai bisnis, mereka mungkin akan memilih kata-kata yang lebih memotivasi dan menginspirasi. Sementara itu, jika audiensnya adalah para CEO dari perusahaan besar, bahasa yang digunakan mungkin lebih analitis dan berfokus pada realitas bisnis.
  • Mengkomunikasikan Tujuan: Tujuan komunikasi juga mempengaruhi pilihan kata. Seorang pengusaha yang ingin menarik investor mungkin akan menonjolkan aspek positif bisnisnya, sementara saat berbicara dengan timnya, ia mungkin lebih jujur tentang tantangan yang dihadapi.

Motivasi vs Realitas

  • Memberi Motivasi: Motivasi bertujuan untuk menginspirasi dan mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau berprestasi. Dalam konteks ini, kata-kata yang dipilih cenderung positif, memberdayakan, dan penuh harapan. Tujuannya adalah untuk menanamkan keyakinan pada audiens bahwa mereka mampu mengatasi rintangan dan mencapai impian mereka.
  • Menyampaikan Realitas: Menyampaikan realitas berarti berbicara tentang fakta, tantangan, dan hambatan yang mungkin dihadapi. Ini bukan berarti pesimistik, tetapi lebih kepada realistik. Saat berkomunikasi dengan cara ini, seorang motivator atau pengusaha mungkin akan menggunakan data, contoh nyata, dan analisis mendalam untuk memberikan gambaran yang jelas tentang situasi yang ada.

Dalam prakteknya, komunikasi yang efektif seringkali memadukan kedua elemen tersebut. Seorang motivator atau pengusaha yang baik akan mengetahui kapan harus memotivasi dan kapan harus menyampaikan realitas, berdasarkan situasi dan kebutuhan audiensnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Berbisnis

Dalam menjalankan sebuah bisnis, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesulitannya. Dari variabel internal hingga eksternal, semuanya berperan dalam menentukan seberapa mudah atau sulitnya memulai, mengelola, dan mengembangkan sebuah bisnis.

Konteks Pasar dan Tingkat Persaingan:

  • Konteks Pasar: Pasar yang dituju oleh sebuah bisnis memiliki dinamika tersendiri. Apakah pasar tersebut sudah jenuh dengan banyaknya pesaing? Ataukah masih merupakan pasar yang belum banyak digarap? Memahami konteks pasar sangat penting untuk menentukan strategi bisnis.
  • Tingkat Persaingan: Tingginya tingkat persaingan dapat meningkatkan kesulitan berbisnis. Dalam industri yang sangat kompetitif, sebuah bisnis harus terus menerus berinovasi dan menawarkan nilai tambah agar bisa bertahan dan unggul.

Sumber Daya yang Tersedia

  • Modal: Kemampuan untuk mengakses modal atau pendanaan mempengaruhi kecepatan dan skala pertumbuhan bisnis. Bisnis yang memiliki akses mudah ke modal mungkin akan lebih mudah dalam ekspansi dan adaptasi dibandingkan dengan yang tidak.
  • Jaringan: Memiliki jaringan yang luas dapat mempermudah akses ke sumber daya lainnya, seperti pemasok, klien, atau mitra bisnis.
  • Pengetahuan: Pengetahuan tentang industri, pasar, dan keterampilan manajemen juga menjadi sumber daya yang krusial. Bisnis yang dipimpin oleh individu atau tim dengan pengetahuan yang mendalam akan lebih siap menghadapi tantangan.

Hambatan Eksternal

  • Regulasi: Regulasi dari pemerintah atau badan lainnya bisa menjadi hambatan, terutama bagi bisnis baru yang belum terbiasa dengan tata cara dan peraturan yang berlaku. Memahami dan mematuhi regulasi memerlukan waktu, tenaga, dan terkadang biaya.
  • Kondisi Ekonomi: Fluktuasi ekonomi, baik skala nasional maupun global, dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis. Krisis ekonomi, inflasi, atau resesi bisa menimbulkan tantangan tambahan bagi para pengusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun