Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perubahan adalah Keniscayaan: Mengelola Perubahan di Lingkungan Kerja

11 Oktober 2023   05:17 Diperbarui: 22 Oktober 2023   10:46 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama, perubahan sering memunculkan rasa takut dan ketakutan akan yang baru dan tidak dikenal. Manusia cenderung nyaman dengan apa yang mereka ketahui dan menguasai, sehingga ketika ada perubahan yang mengganggu rutinitas atau tatanan yang ada, hal ini dapat memunculkan kecemasan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Selanjutnya, perubahan juga bisa menimbulkan rasa kehilangan atau nostalgia akan masa lalu yang lebih stabil. Meskipun perubahan mungkin membawa hal-hal yang lebih baik, manusia memiliki keterikatan emosional terhadap apa yang sudah dikenal dan telah membentuk kehidupan mereka sebelumnya.

Selain itu, perubahan juga dapat menimbulkan rasa tidak aman terkait pekerjaan dan karier. Karyawan mungkin khawatir akan kehilangan pekerjaan, posisi, atau tanggung jawab yang mereka kenal dan menguasai, sehingga menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran.

Penting untuk diingat bahwa reaksi-reaksi ini adalah normal dan manusiawi. Bagaimanapun, menghadapi perubahan membutuhkan penyesuaian emosional dan mental yang signifikan.

Kesadaran dan Ketangguhan Diri terhadap Perubahan

Ketika badai perubahan melanda, penting bagi kita untuk membangun kesadaran diri yang kuat dan meningkatkan ketangguhan kita untuk menghadapinya. Dalam mengatasi ketidaknyamanan terhadap perubahan, kita perlu mengembangkan ketajaman pikiran dan kekuatan batin yang akan membantu kita menavigasi perubahan dengan lebih baik.

Pertama-tama, meningkatkan kesadaran diri adalah kunci. Ini melibatkan introspeksi diri yang jujur dan refleksi mendalam tentang bagaimana perubahan mempengaruhi kita secara emosional, mental, dan fisik. Mengenali dan memahami reaksi alami kita terhadap perubahan adalah langkah pertama untuk mengendalikannya.

Selanjutnya, kita perlu membangun ketangguhan diri. Hal ini mencakup mempersiapkan diri secara mental untuk perubahan, membangun ketahanan terhadap tekanan, dan mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan baru. Kita dapat melakukan ini dengan melatih keterampilan penyesuaian, mengasah kemampuan mengatasi stres, dan memupuk sikap positif terhadap perubahan.

Selain itu, penting untuk menjalin dukungan dan hubungan yang sehat dengan rekan kerja atau komunitas. Berbagi pengalaman dan tantangan selama periode perubahan dengan orang lain dapat memberikan rasa dukungan dan pemahaman yang sangat diperlukan. Melalui kolaborasi dan interaksi sosial yang baik, kita dapat membangun rasa solidaritas dan mengatasi ketakutan secara bersama-sama.

Dengan meningkatkan kesadaran dan membangun ketangguhan diri, kita dapat mengubah pandangan negatif terhadap perubahan menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Kolaborasi dan Komunikasi Terbuka

Saat saya masih menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan yang dinamis, saya mengalami betapa pentingnya membangun budaya perusahaan yang adaptif. Salah satu elemen kunci dalam membentuk budaya ini adalah mendorong kolaborasi dan komunikasi terbuka.

Pada tingkat pribadi, sebagai seorang karyawan, saya menyadari bahwa saya memiliki peran yang signifikan dalam membentuk budaya ini. Saya belajar bahwa untuk membantu membangun budaya perusahaan yang adaptif, saya perlu aktif berkolaborasi dengan rekan kerja. Saling mendukung dan berbagi ide adalah fondasi dari kolaborasi yang efektif. Ketika kami bekerja sebagai tim yang solid, kami dapat mengidentifikasi perubahan yang diperlukan lebih cepat dan mencari solusi bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun