Sebelum membuka lembaran baru sebagai seorang pengusaha, saya terlahir sebagai seorang karyawan yang memiliki kenyamanan dalam rutinitas dan kepastian penghasilan. Rutinitas harian, atasan yang memberikan arahan, serta teman sekerja yang mendukung menjadikan hidup saya cukup terstruktur.Â
Meskipun saya merasa aman, ada dorongan kuat di dalam diri untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar menjadi "pegawai". Hasrat untuk berkreasi, mandiri, dan memiliki kontrol atas langkah-langkah hidup saya terus membara dalam benak.
Sebagai karyawan, saya telah mendapatkan pengalaman berharga di berbagai bidang pekerjaan. Saya belajar tentang dinamika pasar, manajemen, dan cara berinteraksi dengan rekan kerja.Â
Namun, keinginan untuk mewujudkan ide-ide kreatif dan meraih potensi penuh saya tidak bisa dipenuhi di dalam lingkup pekerjaan tersebut. Saya ingin memiliki peran lebih besar dalam membentuk arah dan visi suatu bisnis.
Akhirnya, setelah mempertimbangkan matang-matang dan merenungkan impian yang terus menggelora, saya mengambil keputusan besar: memulai bisnis sendiri.Â
Keputusan ini bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan tekad dan komitmen tinggi. Saya menyadari bahwa sebagai pengusaha, saya harus menghadapi risiko finansial, bertanggung jawab atas segala keputusan, dan mampu beradaptasi dengan dinamika yang terus berubah dalam dunia bisnis.
Momen tersebut adalah titik balik dalam hidup saya, di mana saya menarik diri dari kenyamanan zona aman sebagai karyawan dan melangkah ke dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian.Â
Rintangan yang harus dihadapi terasa besar, tetapi tekad dan semangat untuk mewujudkan visi saya sebagai pengusaha lebih besar.
Semangat dan Motivasi Awal dalam Memulai Bisnis
Dalam awal perjalanan sebagai pengusaha, semangat membakar dalam diri saya seperti api yang tak terkendali.Â