Mohon tunggu...
Kuncoro Wibowo Aji
Kuncoro Wibowo Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Lebih baik menerima kejujuran yang pahit, daripada kebohongan yang manis"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siklus, Model, dan Pendekatan Kebijakan Publik: Fokus pada Skema Siklus Kebijakan di Indonesia

13 November 2024   08:59 Diperbarui: 13 November 2024   09:00 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menyebabkan sulitnya mengukur apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Di beberapa kasus, evaluasi baru dilakukan setelah kebijakan tersebut menyebabkan masalah yang lebih besar, seperti ketimpangan atau ketidakadilan.

Contoh nyata adalah kebijakan subsidi BBM yang terus dilaksanakan tanpa evaluasi menyeluruh tentang dampaknya terhadap ekonomi dan ketimpangan sosial.

 Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, evaluasi terhadap efektivitasnya sering kali diabaikan, yang menyebabkan pemborosan anggaran dan ketidaktepatan sasaran dalam memberikan subsidi kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia mulai memperbaiki mekanisme evaluasi kebijakan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan, misalnya, sudah mulai dievaluasi secara berkala untuk menilai tingkat keberhasilannya dalam menyediakan layanan kesehatan yang universal. 

Begitu juga dengan evaluasi terhadap kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih menekankan pada pengurangan ketimpangan dan pemberdayaan ekonomi.

Maka dapat disimpulkan bahwa, siklus kebijakan publik yang terdiri dari pengaturan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan adalah suatu proses yang kompleks dan penuh tantangan. Di Indonesia, setiap tahap dalam siklus kebijakan ini seringkali menghadapi berbagai kendala yang menghambat tercapainya hasil yang optimal. 

Masalah-masalah yang muncul, seperti ketidakmampuan birokrasi dalam mengimplementasikan kebijakan, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengaturan agenda, serta evaluasi kebijakan yang tidak dilakukan secara efektif, menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam proses pengambilan kebijakan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun