Mohon tunggu...
kuncoro Pr
kuncoro Pr Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Taruna Nusantara, Ketum Forum Pena Guru Literasi PGRI Jateng (FPGL), Ketum Forum Pembibing Peneliti Belia Indonesia (FPPBI)

Jogging, fotografi,riset, lingkungan hidup dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tanam Sendiri, Kebutuhan Sehat Terpenuhi

14 Januari 2023   21:40 Diperbarui: 14 Januari 2023   22:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyediaan makanan yang harus siap cepat, menuntut kita untuk serba mandiri. Walaupun ada alternatif yang serba ada via online (grabfood). Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, kita harus lebih kreatif dan rajin untuk menyediakan makanan sendiri di sekitar rumah dengan lahan seadanya.

Halaman depan sudah ditanami sebagian besar tanaman bunga dan sedikit tanaman buah (jambu biji, jambu air, kelengkeng, bahkan ada pohon tin, daun katuk serta kedi). Lahan yang masih memungkinkan tinggal belakang bersama dengan lahan jemuran. Kondisi lahan belakang kebetulan banyak buangan brongkalan sisa bangunan sebelumnya, sehingga diperlukan perlakuan khusus. 

Daun, rumput, ranting dan sisa sayuran kita timbunkan diatas lahan yang sebagian kumpulan batuan, genteng dan lain-lain. Ditambah slurry padat (residu fermentasi kotoran sapi), kemudian kita biarkan dan disiram setiap sore hari. Jika sampah organik sudah kelihatan agak hancur , mulai kita campurkan brongkalan dan sampah dengan dicangkuli atau menggunakan linggis/sekop, sambil memulai memilah natuan atau sisa brongkalan tadi.

Kemudian kita lakukan berulang dengan menambah volume sampah setiap hari dan membuangi brongkalan. Setelah kuranglebih enam bulan lahan dibuat bedengan dan kita tanami singkong , bedeng yang lain pohon talas. Di ujung atau sekeliling bisa kita tanami daun sereh, pandan, kunyit/jahe/lengkuas.

Setelah 6-7 bulan singkong dan talas sydah bisa kita panen, dengan menanam singkong tanah akan semakin gembur. Disela-sela pertumbuhan pohon singkong dilakukan penyiangan rumput rumput disekitar tanaman dan langsung ditimbung di cekungan antara dua bedeng sebagai kompos (ini setiap dua minggu sekali), jika yang diharapkan daun singkongnya maka yang sitanam bonggol yang muda/ujung (karena pertumbuhan umbi singkong kecil dan pahit), daun bisa dipanen setiap saat (singkongnya tidak untuk dikonsumsi karena agak pahit, dijadikan kompos). Singkong yang akan dikonsumsi diharapkan daunnya sampai mau panen tidak dipetik.

Dokpri
Dokpri

Saya pilih pohon singkong daun hijau karena daunnya jika dimasak lemas dan lembut, singkongnya berwarna putih dan saat dimasak menjadi pulen.

Sebagai tanaman berkarbohidrat lainnya saya menanam pohon Kimpul (talas kecil), baik daun, batang daun dan umbinya bisa di masak.

Tanaman daun yang lain yang dapat tumbuh dengan cepat, perkembangbiakannya dari bunga dan stek yaitu ginseng sayur. Tanaman ini bisa langsung dikonsumsi (lalapam) dan menyegarkan serta bermanfaat bagi kesehatan ditambah umbi kunyit, daun sereh dan jahe.

Sebagai asupan proteinnya kebetulan di lingkungan sekolah ada perikanan lele/nila/patin/gurame dengan sistem bioflok yang dikelola oleh kita (individu) dan kelompok siswa (Mapel PKwu), sangat membantu dalam kesiapan makanan. Tinggal menambah lauk yang diminati masing-masing, bahkan sebagian teman guru/tetangga memanfaatkan lahannya untuk memelihara ayam. Jadi bisa simbiosis mutualis, barteran.

Mari kita jadikan senang menanam tanaman disekitar lingkungan rumah, agar tersedia makanan sehat juga sebagai hiburan.

Tunggu seri pengelolaan sistem bioflok dan hidroponik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun