Mohon tunggu...
Kuncen Orba
Kuncen Orba Mohon Tunggu... profesional -

now here I stand as apart of kompasiana communities, to propose many idea's for better life in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput Pilar ke-5 NKRI

15 April 2014   18:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hipokretzi, arogansi “The Brandals Jokowow” yang mengklaim bersih, memiliki jasa lebih terhadap negara dibanding yang lain telah memudarkan dan melukai hati sebagian besar warga bangsa yang lain. Aksi tipu-tipu telah menghapus niat tulus bakti warga bangsa sehingga memupus tunas-tunas kepercayaan yang awalnya tumbuh dengan subur, awalnya memberi harapan baru.

Partai yang menjadi tumpuan terjadinya perubahan, mengeruk pundi-pundi kekayaan negeri demi klan, kroni, membangun kartel berkoalisi dengan Kartel Cukong dan dinasti tersendiri.

Rakyat hanya menjadi pijakan dalam menangguk suara demi monopoli kuasa sesat; program jaring pengaman sosial mendekati wong cilik, berguna pada saatnya nanti sounding proposal kepada penguasa finance dunia Yahudi dan Kartel Cina. Kemiskinan dan kebodohan tetep instrumen menjadi stimulus sepanjang masa. Wabah pengangguran menjadi arena promosi yang siap saji bagi investor manca negara, gaji murah.

Sementara pengangguran bersinergi dengan pasukan dan umat bayaran Jokowow, yang dimotori jasmev, Pasukan Nasi bungkus tempo dulu seolah-olah kian menggurita. Tapi orang nganggur cenderung banyak ide. Kaum intelektual yang nganggur, menyimpan sejuta masalah, pemicu bara sekam terpendam masa lalu. Benih-benih ideologi import mulai terbiasa dan membudaya di negeri ini, gampang dipelajari seiring perkembangan zaman dan teknologi, sangat aplikatif. Hanya dengan sedikit sentuhan, buum, Revolusi sangat dimungkinkan terjadi pasca di 2014, akibat Jokowo efek hanya menghasilkan Jokowow bengek, dan para cukong pun kecewa.

Serangan Umat bayaran nabi Jokowow menjadi hal biasa saja di negeri ini, meski menyuarakan diri terus bergulir menguat yang sengaja diekspos besar-besaran seolah-olah menggelinding menjadi bola salju yang sulit dibendung. Diharapkan Rembesannya kemana-mana. Yang Soft masuk ke struktur negara, tatanan politik, bisnis, kaderisasi di grasroot, membentuk networking yang semakin solid. Itulah Jokowow efek yang hanya menghasilkan Jokowow Bengek, dan pada akhirnya nanti akan menyerang balik memukul Klan Soekarno dan membuat kisruh internal dimana ujungnya adalah partai tempat bernaung yaitu PDIP akan bubar dengan sendirinya.

Sementara alirannya yang hardcore, didorong merembes ke struktur informal, bersinergi, bermusi, bermutasi ke dalam eks kombatan radikalisme masa lalu , eks kombatan lain serta bisnis underground membentuk jejaring yang makin hari makin mengkhawatirkan eksistensi NKRI. Penguasa tidak berdaya, terhadap manufer-manufer Umat Jokowow dan Pasukan Nasi Bungkus ini.

Sejatinya rantai Kartel Cukong, PDIP dan Koalisi asing secara struktural lemah, sistem kontrol tidak jalan, rentang kendali tidak jelas. Sebenarnya Gampang di gebrak!

Bermain mata, standar ganda. Selingkuh. Tersandra masa lalu. Tersandra balas jasa. Mainan masa lalu yang terus dilestarikan hanya akan menghasilkan kerusakan dan hilangnya kepercayaan rakyat dalam jangka panjang. Dan itu berbahaya!

Semua itu semakin memperlemah simpul-simpul ikatan NKRI. Networking menjadi rentan, karena point to pointnya dimiliki para oportunis, pondasi dan pilarnya menjadi rapuh karena terisi orang-orang cabutan masa lalu. Ujungnya jelas multi kepentingan, multi bisnis, gampang dinego.

Sementara negeri mulai tua. Birokrasi yang menua sungguh tidak efisien dan tidak efektif lagi. Senioritas dan loyalitas semu membuat transparansi mengabur.

NKRI butuh obat kuat untuk bermain seksi, tapi Penguasa yang diusung PDIP yaitu Jokowo Bengek, menggendong masa lalu kelam hitam kemana-mana. Gelap! Reality show saja…bukan kisah nyata.

Saat idealisme multi koalisi nanti bermasalah mengurusi bangsa, perlu terobosan baru. Terobosan revolusioner. Saatnya Berdayakan Golput!

Golput sebagai pilar Demokrasi. Idealisme Golput yang independen, lugas, spontan, dan jujur adalah pilihan bagi solusi Demokratis. Perkuat Golput.

Golput suara Revolusi, suara Perubahan !!!

Saatnya menciptakan sejarah baru Republik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun