Sebelumnya, pada Juli 1927 Klub Studi mendirikan Bank Bamipoetra untuk melawan Bank Belanda. Namun  pada 1 Januari 1930 Bank itu bangkrut dan diambil alih oleh oleh Bank Nasional Indonesia. Tiga koperasi baru didirikan tidak lama setelah pengembilalihan itu, diikuti oleh tujuh koperasi lainnya,
Klub Studi ini juga mendirikan Pusat Industri Pertoekangan, yang modalnya disuntikkan oleh Soetomo, M Soendjoto dan RP Soenario Gondhokoesoemo.  Ini memiliki tujuan memberikan informasi kepada masyarakat adat di bidang industri, meningkatkan kualitas dan mempromosikan penjualan produk.  Perusahaan ini telah mendirikan toko di sebuah bangunan di Baliwerti 10, yang disebut "Kunsthandel Java Art Studio". Â
Pada akhir 1930 reorganisasi Klub Studi dilakukan. Ini setelah 6 tahun organisasi ini dibentuk dianggap berhasil memberdayakan masyarakat. Â Elite politik yang enam tahun lalu tidak dipercaya berhasil mendapatkan kembali kepercayaan setelah menjadi bagian dari upaya ini. Meraka sudah memiliki komunitas warga yang berdaya.
Sampai pada akhirnya Klub Studi memperluas cakupannya dengan mengubah namanya menjadi "Persatoean Bangsa Indonesia" . PBI  melanjutkan arah gerakan Klub Studi yang melakukan politik moderat dan bergerak terutama di bidang sosial-ekonomi. Berkembang selain mendirikan rumah wanita, sekolah tenun, juga klinik rawat jalan, rumah siswa, dan koperasi kredit.
Pada tahun 1932, mendirikan badan payung ekonomi, Kahoeripan, menirikan untuk pertama kalinya Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Bank Nasional Indonesia, koperasi nelayan prauwvoerder, pusat pembelian untuk koperasi penjualan, serikat petani, berafiliasi dengan Roekoen Tani.
Semua itu dikelola dari sebuah kompleks bangunan bernama Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jl Bubutan Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H