Saya jawab, "Maaf, saya nanti pukul 5 ada rapat." Namun Hilmi meninggikan frekwensi suaranya. "Saudara harus datang sekarang. Kalau dengan cara halus Saudara tidak suka. Saya terpaksa akan mengambil jalan kekerasan."
Markas itu sudah banyak pemuda, Bung Tomo langsung digelandang masuk ke ruang intelligence service atau penyelidikan yang dipimpin Restam Zain. Sekadar tahu saja, ini juga markas Bung Tomo. selama ini Bung Tomo menjdi salah satu pengurus organisasi pemuda yang dikenal paling besar dan  paling berani di Surabaya. Namun kali ini Bung Tomo datang sebagai pesakitan. di markas sendiri.Â
"Saat menuju ke tempat, Saudara Roestam Zain, nampaklah olehku bahwa kemana-mana aku pergi seorang laskar dengan bayonet terhunus senantiasa mengikuti jejakku. Taulah aku bahwa kini akau seorang tawanan."
Bung Tomo sejak saat itu tidak bisa ke mana-mana. Dilarang keluar, dilarang menghubungi siapapun. Dia hanya berada di dalam ruangan gedung. Sampai usai subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, Bung Tomo diperlalukan seperti tawanan lain, bercampur dengan tawanan Belanda. tidak mendapat makan dan hanya mengais cokelat di tumpukan barang milik tawanan Belanda di ruang bawah tanah gedung yang sekarang sudah dibuntu.
Penawanan si Bung berakhir pukul 6.30 WIB, Ketika Roestam menelepon Soedjono, seorang komisaris polisi bawahan Markas Dr Moestopo. "Ini bung Tomo disuruh tahan di sini apa perkaranya?" tanya Roestam. Hanya beberapa detik pembicaraan itu berakhir, Roestam kemudian tersenyum dan menutup telepon. Kemudian menghampiri Bung Tomo.
"Maaf Bung. ini hanya salah paham," kata dia. Dijelaskannya, markas tentara pimpinan Moestopo siang hari tadi memang memerintahkan PRI "melindungi" Bung Tomo. Moestopo meminta PRI "melindungi" karena tentara atau polisi tidak mungkin menjaga pemimpin tidak resmi seperti Bung Tomo. Nah perintah "melindungi" ini diterjemahkan PRI sebagai menawan seperti perintah melindungi warga Belanda yang maksudnya menawan.Â
BERSAMBUNG
BACA KELANJUTANNYA : Kisah Bung Tomo yang 'Membakar' Surabaya (5 habis)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H