Mohon tunggu...
Kuncahya WaskitaPutra
Kuncahya WaskitaPutra Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa S2 ilmu administrasi publik Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Transformasi Budaya Organisasi dalam Menghadapi Pandemi Virus Covid-19 di Sektor Bisnis dan Publik

27 Desember 2020   08:36 Diperbarui: 27 Desember 2020   09:06 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sarjanaekonomi.co.id

Perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi adanya perubahan di berbagai macam sektor yaitu publik,  swasta, dan masyarakat. Transformasi yang sebelumnya out of the date sekarang menjadi modern dan canggih. Dimana dalam perkembangannya generasi millennial saat ini merupakan pengaruh utama dalam merubah budaya yang ada di dalam organisasi termasuk budaya kerja, visi dan misi serta motto. 

Di era globalisasi ini generasi milenial akan mendominasi dari beberapa populasi karyawan di suatu perusahaan. Budaya organisasi yang dibentuk akan lebih efektif dengan adanya perubahan budaya kerja menggunakan digitalisasi seperti penerapan sistem. Selain itu efisiensi juga terus ditingkatkan untuk meminimalisir kerugian dan pendanaan pada suatu proyek bisnis di suatu perusahaan.  

Saat ini penerapan work-life balance menuntut agar perubahan budaya kerja di dalam organisasi tidak mengharuskan karyawan untuk tatap muka atau dating di kantor langsung, tetapi pekerjaan bisa dilakukan dimana saja dalam waktu yang fleksibel, hal ini dilakukan pada tahun 2020 ini dimana hampir seluruh negara di dunia terdampak virus Covid 19.

Inovasi Sektor Bisnis

Di Indonesia dampak virus covid menuntut seluruh pegawai baik di sektor pemerintahan dan swasta dapat bekerja dari rumah dengan menggunakan aplikasi media  secara daring. Selain itu pegawai di perusahaan berhubungan dengan operasional atau diharuskan datang ke kantor harus berjumlah tidak lebih dari 50 persen. 

Dalam menghadapi permasalahan ini untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan di haruskan membentuk pola pikir yang lebih modern dengan menggunakan aplikasi ataupun sistem yang dapat menunjang kinerja, karena mau tidak mau kita harus memotivasi seluruh pegawai untuk tetap mendukung perusahaan dalam menghasilkan profit yang terus meningkat.   

Sebagaimana pendapat beberapa para ahli "Budaya organisasi dapat sangat bervariasi dari budaya yang diidealkan oleh para pemimpin organisasi (Bradley dan Parker, 2001)" atau "budaya yang diperlukan agar organisasi tetap selaras dengan lingkungan eksternal (misalnya, tuntutan industri, persaingan global, mekanisme regulasi , dll.). Pelatihan dan penggunaan simbolisme dapat memainkan peran penting dalam membawa perubahan dalam budaya organisasi (Valle, 1999)". 

Perubahan budaya organisasi baik di sektor public dan swasta dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan mengharuskan adanya inovasi dalam memotivasi kinerja organisasi untuk mecapai tujuan. Hal ini diperlukan untuk merubah budaya serta nilai-nilai yang buruk di dalam organisasi. Perlunya inovasi di era digital dalam menghadapi pandemi covid 19 ini adalah dengan penerapan penggunaan sistem aplikasi dalam pekerjaan dinilai lebih efektif dan meminimalisasi pegawai yang kurang peduli terhadap pekerjaannya. 

Sebegai contoh adalah penerapan sistem budaya kerja baru di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu dengan membuat suatu sistem aplikasi khusus untuk membantu melakukan pekerjaan secara jarak jauh antar pegawai. Implementasi ini sudah berjalan selama beberapa bulan dan dari evaluasi hasil penilaian sistem ini cukup efektif karena seluruh pegawai produktivitasnya meningkat dan hasil pekerjaannya juga selalu tepat waktu, dimana sebelum adanya perubahan budaya kerja ini organisasi di perusahaan ini cenderung membesar dengan banyaknya perekrutan sehingga biaya untuk gaji semakin meningkat. 

Dengan adanya penerapan sistem aplikasi baru ini. Semakin mengefektifkan kinerja pegawai sesuai dengan porsinya dan melakukan penyesuaian bidang mana yang SDMnya perlu dirampingkan sehingga kinerja organisasi perusahaan lebih efektif. Salah satu permasalahan yang terjadi di perusahaan ini mungkin kurang terbiasanya pegawai lama atau bisa dikatakan buta teknologi terhadap penerapan sistem ini tetapi hal ini bisa diatasi dengan adanya trial/pelatihan yang dilakukan sebelum penerapan sistem ini dan tetap ada back up dari beberapa orang yang bertanggung jawab dalam mengelola sistem tersebut.

Inovasi di Sektor Publik

Perkembangan inovasi teknologi di era globalisasi memberikan dampak terhadap sektor public/ pemerintahan. Pemerintah harus berkembang dengan membuat kebijakan dan memberikan pelayanan yang lebih transparan dan akuntabel. Masyarakat saat ini berkembang dengan komunikasi yang sangat cepat. Inovasi di sektor public saat ini perlukan dalam menghadapi pandemic virus covid 19. 

Pemerintah harus tetap memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat di pandemic covid 19 ini. Hal ini dikemukakan oleh Osborne and Brown, 2005:6 "Inovasi merupakan pengenalan elemen baru di dalam pelayanan public dan/atau keterampilan manajemen atau proses baru. Ini mewakili diskontinuitas dengan masa lalu". Dijelaskan bahwa perlu adanya perubahan atau inovasi terhadap budaya organisasi di sektor publik dengan tetap memperhatikan dampak budaya yang sudah ada sehingga tidak menjadi kesenjangan terhadap inovasi budaya organisasi.

Sektor publik di bawah pandemi covid 19 ini banyak menerapkan perubahan  dan inovasi dalam kinerja serta pelayanan yang dilakukan oleh aparatur sipil negara (ASN). Sistem kerja mereka saat ini dilakukan secara bergantian, sebagian bekerja dari kantor dan sebagian bekerja dari rumah, untuk pelayanan publik dapat dilakukan melalui media online seperti; pembuatan surat domisili, KTP, Akta kelahiran dan kematian, kartu keluarga, dsb. 

Akan tetapi, pada kenyataannya tetap ada masyarakat yang datang langsung ke kantor pelayanan seperti kelurahan ataupun dispendukcapil untuk keperluan mereka, hal ini disebabkan karena keterbatasan keterampilan dalam menggunakan teknologi. sehingga aturan dalam menjalankan pelayanan publik diperketat dengan tetap mematuhi protocol kesehatan, dengan menggunakan masker, dan juga menjaga jarak. Hal ini menjadi wajar karena memang tidak mudah dalam merubah suatu sistem pelayanan yang sudah ada,  yang perlu diterapkan adalah sosialisasi melalui pelayanan dari rumah ke rumah. Cara tersebut dapat dilakukan untuk menghindari kerumunan masyarakat yang terdapat dikantor pelayanan publik, sebagai langkah penyebaran covid 19. 

Selain itu dapat diterapkan sosialisasi penggunaan media online terhadap masyarakat yang perlu ditekankan sehingga masyarakat akan menjadi terbiasa dalam pengaplikasiannya. Untuk mendukung kelancaran dari perubahan kinerja di bawah pandemic covid 19 ini perlu adanya motivasi kerja terhadap aparatur pelayanan public untuk tetap dapat memberikan pelayanan yang baik. Sehingga dengan adanya wabah virus ini pelayanan tidak terganggu, serta pemberi layanan lebih aktif dan inovatif terhadap adanya beberapa perubahan terhadap budaya dan sistem organisasi publik

Kesimpulan

Kesimpulan dari perubahan budaya organisasi di era digital ini bisa terjadi karena adanya tuntutan perkembangan zaman/globalisasi atau sesuatu yang genting dan mendesak, sehingga menjadikan anggota-anggota organisasi menjadi termotivasi, memiliki inovasi dalam merubah pola pikir mereka yang sebelumnya bekerja berdasar job desknya saja menjadi lebih kritis dengan memberikan masukan, dan inovasi untuk memajukan organisasi. Seperti contoh di atas dengan adanya perkembangan globalisasi dan desakan di era pandemic virus covid 19 ini mengharuskan karyawan memiliki ketrampilan dan mengharuskan membiasakan diri dengan melatih diri mereka untuk tetap berkontribusi terhadap perusahaan dalam meningkatkan profit. 

Sistem aplikasi yang dibuat juga memberikan dampak terhadap perubahan budaya organisasi yang sebelumnya bekerja hanya satu garis atau berfikir bekerja hanya untuk atasan dengan adanya penanaman nilai baru mereka memiliki pola pikir untuk ikut membangun keberhasilan di dalam perusahaan, karena angka keberhasilan di sektor swasta adalah profit perusahaan. Selain itu dapat melakukan pemetaan dan penyesuaian kemampuan pegawai agar lebih efisien dalam hal salary dan efektif dalam hal kinerja. 

Dengan dasar teori yang dikemukakan oleh para ahli di paragraf 2 memang harus ada penyesuaian untuk merubah budaya organisasi dalam menghadapi perkembangan zaman dan faktor yang menghambat dari lingkungan eksternal organisasi. Hal ini perlunya suatu konsep memotivai kemudian melatih sehingga SDM mampu berkembang sebagai milenial yang modern. 

Sama halnya dengan sektor publik sangat penting dilakukan inovasi dalam perkembangan budaya di dalam organisasi public. Perubahan yang dapat dilakukan dalam hal kinerja dan pelayanan, perlu adanya motivasi terhadap aparatur pelayanan publik, karena diharuskan tetap memberikan pelayanan yang aktif dan inovasi serta mampu mengatasi hambatan-hambatan yang ada di bawah wabah pandemic virus covid 19.

Oleh: Kuncahya Waskita Putra/Mahasiswa S2 Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun