Mohon tunggu...
Kunandar
Kunandar Mohon Tunggu... Widyaiswara -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menakar Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013

30 Desember 2015   22:59 Diperbarui: 31 Desember 2015   01:40 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, pembelajaran tematik terintegratif untuk jenjang SD sebagai cara untuk mencapai kompetensi, justru dianggap sebagai tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru terbebani dengan pendekatan tematik terintegratif, sehingga mengabaikan kompetensi yang sesungguhnya harus dicapai peserta didik. Oleh karena itu perlu penekanan pada guru bahwa tematik terintegratif itu hanyalah cara untuk mencapai kompetensi, bukan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian guru tidak “tersandera” oleh pembelajaran tematik terintegratif.

Kelima, pembelajaran IPA dan IPS terpadu pada jenjang SMP menjadi “momok” bagi guru yang notabene ketika belajar di LPTK tidak dipersiapkan untuk menjadi guru IPA dan IPS terpadu. Sebagai contoh lulusan jurusan Biologi dari LPTK, tidak dipersiapkan untuk menjadi guru IPA terpadu yang memuat substansi Fisika. Namun di lapangan mereka “dipaksa” mengajar substansi Fisika melalui mata pelajaran IPA terpadu, sehingga yang terjadi adalah guru kurang mendalam pada substansi tersebut. Oleh karena itu Kemdikbud perlu berpikir ulang untuk mengembalikan dua mata pelajaran (IPA dan IPS) terpadu menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri (Fisika, Biologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi). Langkah ini jauh lebih elegan daripada memaksakan para guru untuk mengampu mata pelajaran IPA dan IPS terpadu yang membuat guru “tersiksa”.

Keenam, penilaian autentik yang diwajibkan Kurikulum 2013 sulit untuk dilaksanakan di lapangan, karena panduan yang diberikan oleh Kemdikbud dalam melakukan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan belum jelas. Hal ini membuat guru mengalami kebingungan dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu Kemdikbud perlu menyusun panduan teknis yang benar-benar operasional, sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.

Keinginan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui implementasi Kurikulum 2013 memang sangat baik dan ideal. Akan tetapi, perlu dibarengi penyiapan perangkat teknis yang jelas dan manajemen pelatihan bagi guru yang sistematis dan terukur. Implementasi Kurikulum 2013 tanpa didukung panduan operasional yang praktis dan penyiapan guru yang terencana, sistematis dan matang hanya akan sia-sia, sebab kurikulum tidak bisa diimplementasikan secara tergesa-gesa.

Penulis adalah Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun