Aku terus melangkah. Jalan belinyang. Hujan pasti sangat deras
Tak ada tempat aman, angin kencang
Sesekali menyimpuk badan yang ruai
Aku berjalan hati-hati
Genangan air yang menuju ke sebuah lubang
Memuat kematian kecil yang menakutkan:
Ponsel serta jam yang mati menuntunku
Ke halte yang sepi.
Â
"Bagaimana aku bisa lekas sampai ke rumah jika jalan tak pernah tuntas kuraba?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!