Mohon tunggu...
Bawono Kumoro
Bawono Kumoro Mohon Tunggu... -

Peneliti di The Habibie Center

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kerikil Tajam Pencalonan Aburizal Bakrie

27 Februari 2014   14:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aburizal Bakrie memang memiliki modal mumpuni berupa kendaraan politik sekelas Partai Golkar. Namun, modal kendaraan politik saja tidak cukup untuk memenangkan kontestasi pilpres tahun 2014. Apalagi saat ini Aburizal Bakrie tengah menghadapi tantangan serius dari lingkungan internal Partai Golkar, terutama tokoh-tokoh senior.

Elektabilitas

Patut diingat di era pemilihan secara langsung seperti saat ini tingkat elektabilitas seorang kandidat juga memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhir. Fenomena kemunculan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi bukti konkret hal itu.

Pada pemilu tahun 2004, Partai Demokrat selaku pendukung utama SBY hanya memperoleh suara sebesar 7,45 persen sehingga secara matematis peluang SBY untuk menduduki kursi kepresidenan pun kecil. Namun, realitas politik berbicara lain pada pilpres putaran kedua SBY berhasil meraup suara sebesar 60,62 persen.

Hal serupa kembali terjadi pada pemilu tahun 2009. SBY berhasil tampil sebagai pemenang pilpres hanya dalam satu putaran dengan perolehan suara sebesar 60,80 persen, jauh melampaui perolehan suara Partai Demokrat sebesar 20,85 persen.

Satu pelajaran penting bagi para capres dalam pilpres mendatang adalah keharusan memperhatikan penilaian publik terhadap diri mereka. Jika tingkat popularitas atau citra seorang kandidat tidak baik di mata publik, maka tentu akan sangat sulit untuk mendongkrak tingkat elektabilitas kandidat bersangkutan. Dukungan politik mumpuni dari partai politik tidak lagi menjadi faktor penentu bagi kemenangan seorang kandidat dalam era pemilihan langsung seperti saat ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun