Aku hanyalah budakÂ
Tatkala aku inginkan sebuah Cita itu hanyalah hayalan belaka
Ternyata Memang kau gagal menafsirkan Bahagia oh Tuanku
Aku hanyalah budak
Budak yang selalu membangkang dan mempertahankan kebahgiaan
Bisakah aku mengambil waktuku untuk melampiaskan ketenanganku?
Atau kah aku harus tetap menghancurkan cita ku demi keinginan mu?
Aku hanyalah budak
Budak yang tidak bisa mengendalikan diri dari segala keinginan
Haruskan aku mati dengan rasa penuh dendam kepada Tuanku?
Sapai kapan ranjang ini akan terasa nyaman?
Kau memang penghancur cita dan kebahagiaanku
Kau yang membuat semuanya kelam
Aku hanya melihat GELAP, KELABU dan KEHANCURAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H