Mohon tunggu...
Paulus Ibrahim Kumentas
Paulus Ibrahim Kumentas Mohon Tunggu... Guru - Suara dari Ujung Celebes

Curhat seorang suami, ayah, pengacara, guru, hamba Tuhan, agen asuransi jiwa, dan rakyat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Agama Ditikam Murid hingga Tewas di Sekolah, PR Menag Baru

29 Oktober 2019   13:32 Diperbarui: 29 Oktober 2019   14:03 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan lagi bangsa ini terjebak dengan atribut-atribut keagamaan, tapi tanpa kehidupan spiritual. Hasil kehidupan spiritual bangsa ini sebagai bangsa yang berketuhanan, harus bisa dinikmati oleh dunia.

Sudah seharusnya bila Indonesia sebagai negara berketuhanan, yang kolom agama harus terisi di KTP-nya, yang punya Kementerian Agama, menjadi negara tingkat kriminalitas paling rendah di dunia. Bukannya menjadi salah satu negara dengan angka korupsi tertinggi di dunia.

Kementerian Agama di bawah Menag harus memikirkan bagaimana membawa bangsa ini untuk kembali menjadi bangsa yang besar yang berakhlak baik. PR ini harus dikerjakan secara keroyokan oleh seluruh agama di Indonesia.

Para penyuluh dari kementerian agama jangan hanya dipilih, diangkat, tapi tidak pernah diberikan pembekalan. Sekalipun para penyuluh adalah para pemuka agama yang menguasai pelajaran agama mereka, tapi tetap perlu adanya pembekalan agar ada satu pemahaman mengenai nilai kebangsaan dalam kehidupan berketuhanan, sehingga sekalipun bangsa ini punya banyak agama, tapi punya standar moral yang sama.

Setiap berita OTT KPK, berita kriminalitas, dan berita buruk lainnya, seharusnya merupakan tamparan bagai kementerian Agama karena meningkatkan moralitas bangsa adalah tujuan utama kementerian agama. Ya meningkatkan moralitas.

Jadi memang agak aneh kalau Kementerian Agama justru mengatur pendirian rumah ibadah dengan segala persyaratannya, tapi, tempat hiburan malam, panti-panti pijat (plus plus), warung remang-remang, justru bisa bebas berdiri tanpa perlu persetujuan (tanda tangan) masyarakat.

Kembali ke peristiwa di atas, perlu dipikirkan skema perlindungan bagi para pemuka agama kita, termasuk para guru agama. Tugas mereka sebagai pembawa suara kebenaran, membawa risiko yang cukup tinggi.

Jangan sampai para ulama kita tidak leluasa lagi membawa suara kebenaran (Hukum Ilahi) hanya karena tidak ada hukum dunia yang melindungi mereka. Jangan lagi ada guru agama/pendeta/ustaz yang harus meregang nyawa karena menegur seseorang apalagi murid yang bersalah.

Selamat bekerja Jenderal Fachrul Razi sebagai Menteri Agama. Kembalikan harga diri bangsa ini sebagai bangsa yang berketuhanan.

Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun