Mohon tunggu...
Cerpen

Selamat Hari Ayah! Jejak 'Ayah' di Museum Diorama Purwakarta

22 April 2019   22:24 Diperbarui: 22 April 2019   22:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu dengan segunung kebahagiaan di dada Ayah dan puterinya, mereka berjalan berdampingan sambil mendorong gerobak yang sudah tua.

"Tapi aku harus tinggal di dalam gedung itu selama 3 bulan, aku tidak mau meninggalkan Apa" kata gadis tersebut sambil menatap sang ayah

Ayahnya menghentikan langkah lantas menatap puterinya "Puteri bijaksana dan cerdas tidak boleh mundur karena kekhawatiran, percaya sama Apa, Apa akan baik baik saja, dan justru akan senang dan bangga sekali jika kamu tetap melanjutkan, teruskan nak itu mimpimu" ucapnya sambil menggenggam kedua tangan puterinya. Gadis itu menangis dan terjongkok di tengah jalan, ayahnya memeluknya erat sembari menangis juga.

Sekali lagi, sore itu menjadi kisah untuk mereka berdua.

...Waktu 3 bulan itupun dimulai, sang gadis mengikuti kompetisi di dalam gedung sedang sang ayah tetap melakukan pekerjaannya dengan si gerobak tua, setiap sore ia selalu berdiam diri di luar gerbang gedung tersebut, menatap lamat lamat dan mendoakan puteri kesayangannya.

Akhirnya 3 bulan pun berlalu, pada hari terakhir itu, akan diumumkan siapa pemenangnya, gerbang gedung dibuka lebar lebar, siapapun boleh masuk, gadis tersebut tak sabar menanti pertemuannya dengan sang Ayah, namun sampai pertengahan acara pun tak terlihat ayahnya di hamparan para penonton dan pengunjung. Ia mulai gelisah.

Di sisi lain, sang Ayah dengan penuh kesenangan dalam perjalanan ke gedung tersebut tiba tiba di hadang sekumpulan orang orang sangar, mereka menagih hutang sang Ayah yang dipinjamnya untuk membiayai kebutuhan puterinya selama 3 bulan di gedung itu, namun karena belum memiliki uang sang ayah di keroyok oleh orang orang tersebut sampai babak belur, setelah orang orang itu pergi, dengan tertatih sang ayah tetap melanjutkan perjalanan menuju gedung.

Akhirnya saat yang ditunggu tunggu, pengumuman pun dimulai.

"Dan pemenang utama Mojang Oasis tahun ini adalah.." sang pembawa acara dengan gaya nya membuat yang mendengar gelisah "Puteri... DIANA PATLI!!!! suara tepuk tangan yang gemuruh menguasai seisi gedung, sang gadis pun maju dengan cantik dan anggunnya, terharu mendengar pengumuman tersebut namun juga liar matanya melihat kesana kemari menantikan seseorang.

"Selamat siang semua warga Oasis saya.. saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung, terutama kepada.." katanya terhenti tak tahan menahan air mata "kepada Apa, Ayah Saya, Pahlawan saya, Orang yang paling saya sayangi dan juga yang paling menyayangi saya, yang telah berkorban banyak untuk saya sampai saat ini, yang selalu memberikan saya kebahagiaan sebagaimanapun buruknya keadaan, yang bersedia menanggung duri yang menancap hanya agar saya terlindungi, terima kasih ayah, terima kasih" ucapnya tersedu sambil menunduk. Sang ayah yang sedari tadi mendengar dari barisan paling belakang kemudian maju kedepan dengan langkah terpincang pincang dan memeluk puterinya sambil menangis, lantas berbisik "Puteri ayah paling cantik didunia, Ayah bangga padamu", kemudian keduanya tersedu bersama.

Sang pembawa acara langsung mengambil alih dengan memberitahu bahwa saatnya pemberian slempang oleh orang tua pemenang, kemudian sang ayah pun mengambil slempang sambil mengusap air matanya, lantas memasangnya di bahu sang puteri, puteri tersebut menyalami sang ayah dan memeluknya sangat erat sambil berbisik "ini semua untuk Ayah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun