Anak-anak relatif mudah beradaptasi. Mungkin karena Kakak lebih besar, dia lebih cepat beradaptasi dalam hal ini. Pada hari kedua, ayahnya sudah dapat tinggal di ruang tunggu sampai saat pulang (jam 11). Sedangkan Adik masih harus ditemani sampai hari ketiga. Hari ketiga Adik sudah ditinggal sampai makan siang, sayangnya kemudian dia menangis (usut punya usut ternyata karena makanan yang dihidangkan sayur semua...hehehe). Hari berikutnya Adik sudah ditinggal sampai lepas makan siang (saya menunggu di ruang tunggu sampai akhir minggu pertama)
4. Periode penguatan hubungan
Secara perlahan waktu pemisahan dengan anak bertambah hingga saat makan (meski orang tua ada di sekolah). Jika anak memiliki masa adaptasi yang lebih panjang, guru akan mencoba menjalin hubungan lebih kuat pada hari kelima dan keenam. Pada hari ketujuh akan dimulai pemisahan kembali, kemudian akan dilihat reaksi anak untuk menambah waktu berpisah atau masih perlu beradaptasi lagi.
Di rumah, anak-anak selalu didorong untuk berani di sekolah, berani untuk bicara, mencoba, menerima atau menolak sesuatu. Sebagai kasus tentang makanan, saya minta anak-anak mencoba sedikit makanan di sekolah jika tidak suka dia boleh menolak. Setiap pulang sekolah saya menanyakan apakah yang mereka makan di sekolah. Perlahan-lahan mereka mulai beradaptasi dengan makanan Jerman (roti, kentang, nasi)
5. Langkah terakhir
Orang tua tidak lagi tinggal di Kindergarten, tapi masih bersedia untuk datang saat diperlukan. Masa adaptasi berakhir jika anak sudah merasa nyaman dengan guru dan dapat bermain dengan senang di kelas.
Dalam minggu kedua anak-anak telah ditinggal di Kindergarten sendiri dan secara bertahap bertambah waktu tinggal di dalam kelas hingga jam 3. Tentang bahasa, Adik mulai percaya diri (cuek) menggunakan bahasa Indonesia dengan teman-temannya. Sedangkan Kakak memilih diam sambil mempelajari bahasa teman-temannya. Setiap hari mereka bercerita tentang sekolah dan mulai terlihat serapan bahasa yang mereka terima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H